Presiden Pakistan Larang Perayaan Valentine, Ini Alasannya

Reporter

Editor

Grace gandhi

Minggu, 14 Februari 2016 13:45 WIB

Pengunjung memilih boneka teddy bear berwarna merah yang dipersiapkan untuk perayaan hari Valentine di Baghdad, Irak, 13 Februari 2015. AP/Karim Kadim

TEMPO.CO, Islamabad - Presiden Pakistan Mamnun Hussain mendesak warganya untuk tidak merayakan Hari Valentine. Menurut Hussain, Hari Valentine bukan menjadi bagian dari negara mayoritas muslim tersebut.

"Hari Valentine tidak ada hubungannya dengan budaya kita dan itu harus dihindari," kata Hussain seperti dilansir Channel News Asia, Sabtu malam, 13 Februari 2016 dalam sebuah pertemuan yang diadakan untuk menghormati salah satu pahlawan negara kemerdekaan.

Sebagai gantinya, Hussain mendesak orang-orang muda untuk fokus pada studi mereka. Di Peshawar, ibu kota Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah bersuara bulat mengeluarkan resolusi melarang perayaan Hari Valentine.

"Sebagian masyarakat kita ingin memaksakan nilai-nilai dan budaya barat pada pemuda kami dengan merayakan Hari Valentine," kata resolusi yang disampaikan oleh anggota dari Jamaat-e-Islami, salah satu partai Islam terbesar di Pakistan.

"Tidak ada tempat dalam budaya kita dan dalam peradaban kita untuk hari tersebut. Perayaan itu hanya bertujuan menyebarkan vulgar dan ketidaksenonohan di kalangan pemuda," katanya.

Pihak berwenang di barat laut distrik Kohat juga menginstruksikan polisi untuk menghentikan setiap perayaan Valentine.

Surat kabar konservatif berbahasa Urdu bahkan beriklan dengan menyebut hari Valentine sebagai A Festival of Obscenity.

"Hanya merenungkan ... besok anak-anak kita akan mulai merayakan Diwali Hindu, Natal Kristen, Festival Islami lainnya. Jadi mari kita menendang keluar festival ini dari kehidupan kita," baris terakhir kata iklan.

Meski dilarang, wartawan AFP di Peshawar menyaksikan masih banyak toko berjualan atribut Valentine, seperti cokelat.

CHANNEL NEWS ASIA | ARKHELAUS

Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

3 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

13 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

18 hari lalu

Korea Selatan Punya 12 Perayaan Unik yang Jatuh Setiap Tanggal 14, Apa Itu?

Tanggal 14 menjadi angka spesial dalam kalender Korea Selatan. Tak hanya Black day, ternyata Korea punya 12 perayaan unik yang berkaitan dengan cinta.

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

19 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

20 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

29 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

31 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

54 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

59 hari lalu

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

5 Maret 2024

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya