Kisah Heroik Dosen Kimia Lindungi Mahasiswanya dari Taliban

Reporter

Kamis, 21 Januari 2016 08:14 WIB

Seorang siswa berduka, usai kampusnya Bacha Khan diserang oleh kelompok militan bersenjata di Charsadda, Pakistan, 20 Januari 2016. Serangan kelompok militan tersebut telah melukai dan membunuh dosen dan sejumlah mahasiswa. REUTERS

TEMPO.CO, Islamabad - Saad Shafgat tak kuasa mencucurkan air mata menceritakan wafatnya Doktor Hamid Hussain, dosen mata kuliah Kimia Organik, Universitas Charsadda, Pakistan.

"Saya melihat beliau menenteng senjata dan berlari menuju ke lokasi penyerangan. Beliau menembaki para militan, tapi militan menembaknya hingga tewas," ujar Saad, seorang mahasiswa kepada Al Jazeera, Rabu, 20 Januari 2016.

Taliban Pakistan memang mengaku melakukan serangan terhadap Universitas Charsadda pada Rabu, 20 Januari 2016. Serangan pengecut terhadap komunitas akademik itu menewaskan 20 orang dan melukai 50 korban lainnya.

Menurut sejumlah mahasiswa, Hussain tewas ditembak setelah mencoba menembak balik para penyerang. "Kami akan melakukan apa saja yang bisa dilakukan. Beliau meninggalkan pesan kepada kami sebelum meninggal," kata seorang mahasiswa lainnya.

Jika pemerintah dan pasukan keamanan tidak sanggup menyediakan keamanan bagi kami, kata dia, kami akan bertindak dengan tangan kami sendiri.

Hussain meninggalkan seorang istri dan dua anak. "Saudara perempuanku merasa hancur setelah mendengar kabar kematian suaminya. Kami semua berkabung," tutur Naseem Akhbar, saudara ipar Hussain.

Akhbar melanjutkan, "Dia akan dikenang atas keberaniannya. Hussain mencabut senjata demi melindungi rekan-rekan dan mahasiswanya."

Seorang pejabat distrik yang tak bersedia disebutkan namanya, dengan alasan tak memiliki otoritas, mengatakan warga di distrik tersebut membawa senjata untuk menjaga keselamatan karena situasi keamanan buruk.

"Saya tidak menyalahkan mereka karena serangan bisa terjadi setiap saat. Kami sudah lama meminta tim keamanan di distrik, tapi sejauh ini mereka sepertinya tidak peduli terhadap keamanan kami," ucapnya.

Menurut dia, Universitas Charsadda sudah lama mendapatkan ancaman. Semua orang tahu, termasuk pihak intelijen yang menerima peringatan, bahwa militan akan melakukan serangan.

"Namun tidak ada aksi penjagaan sama sekali," katanya. Sumber Al Jazeera ini melanjutkan, "Banyak orang siap meninggalkan rumah mereka dan angkat senjata melawan teroris di universitas."

AL JAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN



Berita terkait

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

4 hari lalu

Setahun Menjabat PM Skotlandia Humza Yousaf Mengundurkan Diri, Ini Alasannya

PM Skotlandia Humza Yousaf dilantik saat usianya masih 37 tahun, setahun lalu. Tak sampai setahun ia mengundurkan diri. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

14 hari lalu

Diserang Israel, Presiden Iran Justru Kunjungi Pakistan Pekan Ini

Presiden Iran Ebrahim Raisi akan melakukan kunjungan resmi ke Pakistan mulai pekan ini, meski negara itu baru saja diserang Israel pada Jumat lalu

Baca Selengkapnya

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

20 hari lalu

10 Negara dengan Biaya Hidup Termurah di Dunia, Indonesia Masuk?

Negara dengan biaya hidup termurah di dunia pada 2024, Pakistan berada di urutan pertama

Baca Selengkapnya

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

21 hari lalu

Profil Korban Jiwa Penusukan di Australia: Ibu Baru, Mahasiswi Cina hingga Pengungsi Ahmadiyah

Warga Australia berduka atas kematian lima perempuan dan seorang pria penjaga keamanan pengungsi asal Pakistan.

Baca Selengkapnya

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

30 hari lalu

Jerman Disebut Minta NATO Blokir Embargo Senjata PBB terhadap Israel

Menlu Jerman Annalena Baerbock disebut mendesak NATO untuk memblokir rancangan resolusi PBB yang menyerukan penghentian ekspor senjata ke Israel.

Baca Selengkapnya

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

32 hari lalu

Risiko Genosida di Gaza, Dewan HAM PBB Rancang Resolusi Embargo Senjata Israel

Dewan HAM PBB akan mempertimbangkan rancangan resolusi pada Jumat 5 April 2024 yang menyerukan embargo senjata terhadap Israel.

Baca Selengkapnya

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

55 hari lalu

Asif Ali Zardari Terpilih sebagai Presiden Pakistan, Mengenali Perjalanan Politiknya

Asif Ali Zardari mantan suami Benazir Bhutto yang dua kali menjabat perdana menteri Pakistan

Baca Selengkapnya

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

6 Maret 2024

Putusan Pengadilan Pakistan: Hukuman Gantung Zulfikar Ali Bhutto Sewenang-wenang

44 tahun lalu, Zulfikar Ali Bhutto, ayah Benazir Bhutto, dihukum gantung dengang sewenang-wenang di bawah rezim militer Pakistan Jenderal Zia-ul-Haq.

Baca Selengkapnya

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

5 Maret 2024

Partai Sekutu Imran Khan Tak Penuhi Syarat Masuk Parlemen Pakistan

Kandidat independen dari Dewan Sunni Ittehad (SIC) yang didukung partai Imran Khan, yakni Pakistan Tehreek-e-Insaf tak memenuhi syarat masuk parlemen.

Baca Selengkapnya

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

4 Maret 2024

Bulog Membeli Beras 300 Ribu Ton dari Thailand dan Pakistan, Tambah Stok Jelang Ramadan

Perum Bulog mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari Thailand dan Pakistan untuk memperkuat stok pangan nasional menghadapi Ramadan dan Idul Fitri

Baca Selengkapnya