Tragis, Anak Ini Memotong Tangannya atas Perintah Imam Masjid  

Reporter

Rabu, 20 Januari 2016 05:30 WIB

Seorang petugas mengumpulkan barang bukti dari lokasi kejadian ledakan bom bunuh diri di Klinik Vaksinasi Polio di Quetta, Pakistan, 13 Januari 2016. Pemerintah setempat menduga kelompok militan bertanggung jawab atas serangan bom lantaran kelompok tersebut menentang program vaksinasi polio yang dianggap sebagai konspirasi barat untuk mensterilisasi anak-anak Pakistan. REUTERS

TEMPO.CO, Islamabad - Peristiwa memilukan terjadi di Pakistan. Anak ini salah mendengarkan ceramah seorang ulama di satu masjid di Lahore, Provinsi Punjab, Pakistan, sehingga berakhir tragis.

Berawal ketika Mohammad Anwar, 15 tahun, mengikuti ceramah imam Shabbir Ahmed di satu masjid di Lahore. Sang imam kemudian menanyakan kepada para peserta yang mengikuti ceramah: ada yang tidak mencintai Nabi Muhammad (SAW)?

Anwar yang tidak mendengar dengan cermat mengangkat tangannya. Tanpa pikir panjang, imam Ahmed menyuruh remaja pria itu pulang ke rumah dan memotong tangannya karena dianggap sebagai penghujat.

Anwar mematuhi perintah sang imam. Disaksikan orang tuanya, Anwar memotong tangannya dan meletakkannya di atas piring. Ia membawa potongan tangannya itu kembali ke masjid untuk diserahkan kepada sang imam.

Polisi turun tangan dengan peristiwa itu. "Imam masjid buta huruf seperti itu seharusnya tidak diperbolehkan memberikan ceramah. Penangkapannya berada di bawah UU Rencana Aksi Nasional yang melarang pidato menghasut kekerasan di negara ini," kata Kepala polisi Nosher Ali seperti dilansir di Tribune Express pada 17 Januari 2016.

Namun, kata Ali, kedua orang tua Anwar mengaku bangga dengan tindakan anaknya dan meminta polisi untuk tidak menangkap imam masjid tersebut.

Penghujatan adalah masalah yang sangat kontroversial di Pakistan. Massa yang marah telah membunuh banyak orang yang dituduh menghina Islam di negara mayoritas muslim tersebut.

Hukum tidak mendefinisikan penghujatan, tapi menetapkan bahwa hukumannya adalah kematian meskipun hukuman mati belum pernah dilakukan. Aktivis hak asasi manusia mengatakan tuduhan penghujatan terus meningkat karena sering disalahgunakan untuk menyelesaikan dendam pribadi.

TRIBUNE EXPRESS|YON DEMA


Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya