Remaja Palestina Ini Terancam Dihukum Mati oleh Israel

Reporter

Senin, 18 Januari 2016 21:34 WIB

Sejumlah wanita Palestina mencoba menyelamatkan seorang anak yang akan ditangkap oleh tentara Israel dalam bentrokan saat protes terhadap perampasan tanah Palestina oleh Israel di kawasan Wall of Shame (tembok pemisah antara Israel dan Tepi Barat), di desa Nabi Saleh, Ramallah, Tepi Barat, 28 Agustus 2015. Issam Rimawi/Anadolu Agency/Getty Images

TEMPO.CO, Yerusalem - Pengadilan Israel melanjutkan persidangan seorang remaja Palestina bernama Ahmed Manasra atas tuduhan percobaan pembunuhan. Manasra, usia 13 tahun, terancam dijatuhi hukuman maksimal 20 tahun penjara bahkan hukuman mati jika terbukti bersalah.

"Tuduhan terhadap dirinya bukan bahwa ia menikam siapa pun, tetapi bahwa ia memiliki niat untuk membunuh," kata Lea Tsemel, pengacara Ahmed seperti dilansir di laman Aljazeera. "Kami harus membuktikan bahwa ia tidak memiliki niat itu, melainkan karena rasa sakit dan takut," ujarnya.

Menurut Tsmel, pengadilan distrik Yerusalem mendakwa remaja Palestina itu terlibat upaya pembunuhan warga Israel pada tanggal 30 Oktober 2015. Peristiwa ini terjadi menanggapi serangan dua warga Israel di pemukiman ilegal Pisgat Ze'ev pada 12 Oktober 2015. Kedua warga Israel itu menderita luka, namun selamat dari serangan.

Polisi Israel kemudian menembak mati Hassan Manasra, sepupu Ahmed yang menemaninya pada saat itu. Ahmed selamat setelah sebuah mobil yang melintas di lokasi menyelamatkannya.

Video yang menggambarkan saat kejadian menunjukan remaja itu terengah-engah dan melambaikan tangannya untuk meminta bantuan. Ekspresi ketakutan di wajahnya menjadi viral dan memicu kemarahan.

Dalam video, seseorang terdengar berteriak dan memakinya dalam bahasa Arab dengan aksen Israel: "! Mati, anak pelacur, mati". Suara seorang yang lain mengutuk dia, "Mati!" dalam bahasa Ibrani.

Ahmed dibawa ke rumah sakit Hadassah di Yerusalem dan bertahan hidup setelah menderita patah tulang.

Saat ini Ahmed ditahan di sebuah fasilitas perawatan tertutup di Israel utara. Pengadilan menolak permintaan keluarga agar ia ditempatkan sebagai tahanan rumah. Ahmed akan merayakan ulang tahunnya yang ke-14 pada akhir bulan ini.

Sepertinya pengadilan Israel sengaja menahan Ahmed agar dapat menghukumnya setelah ia berusia 14 tahun. Menurut hukum Israel, anak-anak di bawah 14 tidak dapat dihukum.

November lalu, dalam sebuah video yang dirilis menjelang sidang, polisi Israel melecehkan Ahmed memaksa dia untuk mengaku mencoba membunuh orang-orang Yahudi dan membantu musuh pada saat perang.

Beberapa petugas polisi Israel berteriak pada Ahmed untuk mengakui perbuatannya. Ahmed menangis, memukul kepalanya sendiri, dan mengulang kata-kata "saya tidak ingat".

AL JAZEERA | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

27 Januari 2021

Joe Biden Dukung Solusi Dua Negara untuk Perdamaian Palestina-Israel

Pemerintahan Joe Biden juga akan membuka dua kantor perwakilan diplomatik Palestina di Washington dan Yerusalem setelah ditutup Donald Trump.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

1 Januari 2018

Gara-gara Yerusalem, Palestina Tarik Dubesnya dari Amerika

Palestina menarik Husam Zomlot, dubes untuk Amerika Serikat menyusul keputusan kontroversial Washington soal Yerusalem sebagai ibu kota Israel

Baca Selengkapnya

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

18 September 2017

Mesir Sambut Rekonsiliasi Hamas-Fatah di Palestina

Mesir sambut rekonsiliasi Hamas dan Fatah untuk membangun persatuan Palestina.

Baca Selengkapnya

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

18 September 2017

Hamas - Fatah Berdamai, Palestina Menuju Satu Pemerintahan  

Hamas menerima persyaratan damai yang ditawarkan kepala gerakan Fatah sekaligus Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, untuk mengakhiri dua pemerintahan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

4 September 2017

Israel Tembak Mati Pemuda Palestina di Tepi Barat

Warga lainnya di kamp pengungsi, Aziz Arafeh, juga mengalami luka tembak di bagian lengan.

Baca Selengkapnya

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

30 Agustus 2017

Israel Bangun Pemukiman di Palestina, PBB: Hambat Solusi 2 Negara

PBB mengatakan Israel bangun pemukiman di Palestina menjadi hambatan utama mencapai solusi dua negara dan proses perdamaian dengan Palestina.

Baca Selengkapnya

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

2 Agustus 2017

Forum OKI, Menlu: Umat Islam Harus Bersatu Bantu Palestina  

mengusulan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) memberikan perlindungan internasional terhadap Masjid Al-Aqsa sebagai kompleks suci tiga agama.

Baca Selengkapnya

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

29 Juli 2017

Masjid Al Aqsa, PKB Gelar Halaqoh Cari Solusi Konflik Palestina  

DPP PKB menggelar halaqoh ulama rakyat di Ponpes Al-Mizan Majalengka Jawa Barat mencari solusi konflik di Masjid Al Aqsa antara Palestina-Israel.

Baca Selengkapnya

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

28 Juli 2017

Din Berharap RI Dorong Sidang Darurat untuk Palestina  

Din menilai pemerintah mampu mengerahkan negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam dengan mengusulkan sidang darurat.

Baca Selengkapnya

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

22 Juli 2017

Presiden Palestina Mahmoud Abbas Bekukan Hubungan dengan Israel

Presiden Palestina Mahmoud Abbas membekukan sementara hubungan dengan Israel sebagai protes atas peraturan keamanan Masjid Al-Aqsa yang baru.

Baca Selengkapnya