Korea Utara Uji Coba Bom Hidrogen, Pasar Saham Global Anjlok

Reporter

Rabu, 6 Januari 2016 21:32 WIB

Pemimpin Korut, Kim Jong Un (kedua kiri), tertawa saat berbincang dengan sejumlah pejabat dan staf dalam kunjungan ke kereta bawah tanah terbaru di Pyongyang, Korut. KCNA

TEMPO.CO, Jakarta - Bursa pasar saham global jatuh pada Rabu, 6 Januari 2016, akibat uji coba nuklir yang dilakukan Korea Utara. Dikutip dari nytimes.com, indeks pasar Prancis, CAC 40, tercatat melemah 1,5 persen menjadi 4,468 poin dan indeks Jerman, DAX, jatuh 1,6 persen ke level 10,149. Sedangkan bursa Inggris, FTSE 100, dibuka turun 1,5 persen menjadi 6,045. Bursa Amerika Serikat, yang merendah dengan Dow Jones dan S&P 500, masing-masing merosot 1,5 persen dan 1,6 persen.

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1 persen dan ditutup pada angka 18,191 poin. Kospi Korea Selatan turun 0,3 persen menjadi 1,925. Hang Seng melemah 1 persen ke level 20,980, sedangkan indeks Composite Shanghai rebound 2,3 persen menjadi 3,361 setelah jatuh 6,9 persen pada Senin dan 0,3 persen pada Selasa. Bursa Australia, S&P/ASX 200, juga melemah 1,2 persen menjadi 5,123.

Korea Utara mengumumkan pihaknya telah melakukan tes bom hidrogen setelah Korea Selatan mendeteksi gempa di dekat kawasan uji coba nuklir utama Korea Utara. Aksi itu meningkatkan ketegangan di kawasan Korea dan membuat para investor berhati-hati serta tidak berani mengambil risiko.

Selama 17 bulan, survei menunjukkan industri jasa Cina terus merosot ke level terendah. Hal itu mengindikasikan negara dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua ini tengah menghadapi masalah yang kuat. Survei dari The Caixin/Markit memaparkan industri jasa Cina merosot ke level 50,2 poin pada Desember 2015 dari bulan sebelumnya yang berada di angka 51,2.

Indeks ini didasari skala 100 poin, dengan angka di atas 50, yang menunjukkan ekspansi. Industri jasa membantu mengimbangi pelemahan dalam sektor perdagangan dan investasi sebagaimana ekonomi Cina yang melambat.

Kepala Riset Pasar Keuangan Asia-Pasifik dari Rabobank, Michael Every, mengatakan data yang buruk tentang Cina dan melemahnya mata uang yuan sudah cukup buruk bagi perekonomian global. “Sekarang, kita memiliki Korea Utara yang melepaskan bom hidrogen, berapa banyak hal buruk terjadi karenanya?” katanya.

AHMAD FAIZ

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

14 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

45 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya