Hillary Clinton Serang Donald Trump: Kata-katanya Memalukan!  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Sabtu, 12 Desember 2015 02:11 WIB

Kandidat presiden Amerika Serikat dari kubu Republik, Donald Trump (kanan), memperkenalkan Ketua DPR Setya Novanto kepada wartawan di Trump Tower, New York, 3 September 2015. Trump memperkenalkan Setya usai acara pengambilan sumpah kesetiaannya kepada kubu Republik. REUTERS/Lucas Jackson

TEMPO.CO, Jakarta - Kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Demokrat, Hillary Clinton, mengatakan candaan Donald Trump yang melarang warga muslim datang ke Amerika Serikat sudah kelewat batas dan tidak mengundang tawanya sama sekali.

"Anda tahu, saya harus mengatakan saya tidak lagi berpikir bahwa dirinya adalah seseorang yang lucu," kata Clinton kepada jurnalis kantor berita NBC, yang mewawancarai istri mantan presiden Bill Clinton itu, Jumat, 11 Desember 2015.

BACA: Fahri Hamzah: Donald Trump Itu Orang Pasar, Enggak Tahu Konstitusi

Menurut Clinton, sebelumnya Trump berhasil membuat orang yang menontonnya tertawa histeris. Namun, kini, Trump tak lagi membuat orang lain tertawa dengan candaannya. "Apa yang dia katakan itu tidak hanya salah dan memalukan, tapi juga berbahaya," ujarnya.

Beberapa waktu yang lalu, Trump menyeru masyarakat memantau masjid dan melarang umat Islam memasuki Amerika. "Kita perlu menutup total pintu masuk bagi muslim ke Amerika sampai perwakilan negara mengetahui apa yang sedang terjadi," katanya.

BACA: Mark Zuckerberg: Muslim Akan Selalu Diterima di Facebook

Trump menyampaikan hal itu sebagai buntut dari serangan di Paris dan San Bernardino, California, oleh ekstremis Islam. Pernyataan tersebut merupakan pernyataannya yang paling provokatif selama kampanye pencalonannya sebagai Presiden Amerika Serikat.

Padahal para pesaingnya berusaha menemukan cara meningkatkan keamanan nasional di Amerika. Menurut Clinton, seperti dikutip dari kantor berita The Guardian, pernyataan Trump tersebut merugikan pemerintah Amerika untuk mencegah munculnya negara Islam.

BACA: Larang Muslim Masuk AS, Gelar Kehormatan Trump Dicabut

Propaganda yang diserukan Donald Trump kepada kelompok-kelompok ekstremis tersebut dapat mendorong mereka melakukan sejumlah rekrutmen yang dinilai justru semakin memperkuat eksistensi kelompok itu.

"Dia memberi mereka alat propaganda yang besar, sebuah cara untuk merekrut lebih banyak orang dari Eropa dan Amerika Serikat. Saya pikir, semua orang, terutama Partai Republik, harus berdiri dan berkata, 'Cukup, Anda sudah terlalu jauh'," tuturnya.

Clinton pun berkali-kali menyerang sikap antimuslim Trump. Sikap itu kerap ditunjukkan dalam pidato-pidato kampanyenya, e-mail kampanyenya, dan kampanyenya di media sosial dengan tujuan mendiskreditkan pengusaha real estate tersebut.

NBC | THE GUARDIAN | ANGELINA ANJAR SAWITRI

SERANGAN BALIK SETYA
PAPA MINTA SAHAM, Serangan Balik Setya ke Sudirman Mental
PAPA MINTA SAHAM, Alasan Polda Mentahkan Serangan Setya

Berita terkait

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

1 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

2 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

4 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

19 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

19 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

19 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

19 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

22 jam lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

22 jam lalu

Mahasiswa di Malang Gelar Aksi "Solidarity Camp for Palestine"

Aksi ini terinspirasi dari gerakan demonstrasi masif dan berskala besar yang dilakukan para mahasiswa di AS, Eropa, dan sejumlah negara lain.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

2 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya