Kesepakatan COP 21 Paris Dibayangi Negosiator Bayaran

Reporter

Sabtu, 5 Desember 2015 20:25 WIB

Paviliun Indonesia yang berlokasi di Hall 2B, Paris Le Bourget, terus dibenahi menjelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 21 di Paris, Prancis, 29 November 2015. Presiden Joko Widodo dijadwalkan meresmikan Paviliun Indonesia pada 1 Desember 2015 sebelum kembali ke Jakarta. ANTARA/Virna Puspa Setyorini

TEMPO.CO, PARIS - Utusan Khusus Presiden untuk Penanggulangan Perubahan Iklim Rachmat Witoelar mengatakan terlalu banyak negosiator bayaran di Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (Conference of Parties/COP) 21 sehingga membuat proses negosiasi berjalan lambat.

"Kenapa negosiatornya bisa beda (dengan komitmen yang disampaikan Kepala Negara dan Pemerintahan), ini karena negosiatornya bayaran," kata Rachmat Witoelar di ruang rapat Delegasi Indonesia di COP 21, Paris, Sabtu 5 Desember 2015.

Para negosiator ini masih berpikiran business as usual (BAU) dalam menyelesaikan persoalan perubahan iklim. Ini yang, menurut dia, menjadi musuh dalam mencapai Kesepakatan Paris (Paris Agreement).

"Kalau negosiator Indonesia aman, sudah dikoordinasikan oleh Bu Nur (Dirjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nur Masripatin), rasanya semua merah putih. Semua sepertinya inline dengan apa yang disampaikan Presiden," katanya.

Dengan kondisi negosiasi yang berjalan sangat lambat, menurut Rahmat Witoelar, format perundingan di level Menteri akan sedikit berubah dan bisa berakhir dengan deal making.

"Itu tidak baik karena mengingkari kebutuhan semua untuk mencapai satu keputusan peningkatan suhu dua derajat celsius. Saya himbau (negosiator) lakukan sesuai komitmen Kepala Negaranya," ujar dia.

Ia mengatakan dirinya dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehuanan Siti Nurbaya akan melakukan negosiasi "bersandar" kuat dari apa yang sudah dibangun oleh tim negosiator sebelumnya.

Yang jelas, Rachmat menegaskan differentiation tidak bisa dilangkahi. Tugas Menteri untuk membuka kebuntuan-kebuntuan yang muncul di minggu pertama negosiasi COP 21.

ANTARA

Berita terkait

Rachmat Witoelar: Rahman Tolleng Guru Semua Orang

29 Januari 2019

Rachmat Witoelar: Rahman Tolleng Guru Semua Orang

Rahman Tolleng mengembuskan napas pada Selasa pukul 05.25 WIB di Rumah Sakit Abdi Waluyo Menteng.

Baca Selengkapnya

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

26 Juni 2018

Kasus PLTU Buleleng, Hakim Diminta Akomodasi Isu Perubahan Iklim

Aktivis lingkungan meminta hakim mengakomodasi dampak perubahan iklim ketika menyidangkan gugatan izin pembangunan PLTU batubara.

Baca Selengkapnya

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

4 Juli 2017

Stephen Hawking: Keputusan Trump Bisa Mengubah Bumi Jadi Venus

Stephen Hawking menilai tindakan Trump mundur dari Kesepakatan Iklim Paris bisa membuat Bumi menjadi seperti Venus dengan suhu 250 derajat.

Baca Selengkapnya

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

2 Juni 2017

Dunia Kecam Keputusan Trump Tarik AS dari Perjanjian Iklim Paris

Para pemimpin dunia mengecam keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menarik AS dari perjanjian iklim Paris 2015.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

2 Juni 2017

Donald Trump Umumkan AS Mundur dari Perjanjian Perubahan Iklim

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa AS menarik diri dari perjanjian perubahan iklim yang disepakati di Paris pada 2015.

Baca Selengkapnya

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

1 Juni 2017

Elon Musk Tinggalkan Trump Jika AS Keluar dari Kesepakatan Paris

Elon Musk mengumumkan jika Presiden Trump mundur dari kesepakatan internasional Paris, dia akan mundur dari semua dewan penasihat Gedung Putih.

Baca Selengkapnya

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

23 April 2016

Teken Paris Agreement, Indonesia Harus Ajak Aktor Non-Negara

Setelah meneken Paris Agreement, pemerintah harus implementasikan pembangunan rendah karbon.

Baca Selengkapnya

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

23 April 2016

170 Negara Teken Paris Agreement, Arab Saudi Masih Nunggu

Respon terbaru dunia terhadap peningkatan suhu, naiknya permukaan air laut dan dampak lain dari perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

1 Februari 2016

Realisasikan COP 21, KLHK Gelar Festival Iklim di JCC  

KLHK menggelar Festival Iklim di Jakarta Convention Center (JCC) pada 1-4 Februari 2016, agar semua pihak mengerti kesepakatan COP 21 di Paris.

Baca Selengkapnya

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

31 Januari 2016

Festival Iklim Paparkan Langkah Lanjut Kesepakatan Paris

Festival pada 1-4 Februari ini diadakan KLHK, Pemerintah Norwegia dan UNDP Indonesia.

Baca Selengkapnya