Penembakan Massal Marak, Obama Minta Senjata Api Diatur

Reporter

Editor

Yuliawati

Kamis, 3 Desember 2015 16:51 WIB

Sejumlah mahasiswa mengangkat tangannya saat dievakuasi dari lokasi penembakan massal di kampus Umpqua Community College, Roseburg, Oregon, 1 Oktober 2015. Pelaku dipersenjatai dengan tiga pistol dan sebuah senapan panjang AR-15. Michael Sullivan/The News-Review/AP

TEMPO.CO, Washington – Presiden Amerika Serikat Barack Obama menyerukan segera diadakan perombakan dalam Undang-Undang senjata api. Tujuannya untuk membuat kejadian penembakan masal di AS berkurang. Pernyataan tersebut ia sampaikan melalui siaran CBS News sesaat setelah terjadi insiden penembakan masal di San Bernadino, California pada Rabu, 2 Desember 2015.

Ia juga mendesak anggota parlemen untuk mengeluarkan undang-undang tersebut. “Kami bisa memiliki daftar (TSA) nama-nama yang tidak boleh terbang dengan pesawat, tapi tidak memiliki undang-undang yang mengatur kebebasan membeli senjata di toko-toko dengan bebas. Itu yang perlu diubah,” kata Obama.

Menurutnya, pemerintah AS memang mengaku belum mengetahui motif dari penembak dalam insiden San Bernardino, tetapi pemerintah sudah seharusnya memiliki langkah-langkah yang bisa diambil untuk membuat Amerika lebih aman. “Kita seharusnya tidak berpikir bahwa ini adalah sesuatu yang hanya terjadi dalam kegiatan acara karena tidak terjadi dengan frekuensi yang sama di negara lain,” ujar Obama.

Insiden penembakan terjadi di kawasan pusat fasiltas difabel, San Bernadini, California, Rabu 2 Desember 2015. Setidaknya 14 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka akibat insiden tersebut. Selain itu, ditemukan juga sebuah benda yang diyakini sebagai bahan peledak. Terkait dengan hal tersebut, tim penjinak bom juga berada di lokasi tersebut untuk melakukan penjiakan.

Penembakan ini terjadi kurang dari satu minggu setelah seorang penembak menewaskan tiga orang dan melukai sembilan lainnya dalam penembakan membabibuta di klinik Planned Parenthood di Colorado Springs, Colorado. Bulan Oktober lalu seorang penembak juga membunuh sembilan orang di sebuah kampus di Oregon dan pada bulan Juni seorang penembak kulit putih membunuh sembilan jemaat gereja kulit hitam di South Carolina.


INGE KLARA SAFITRI

Berita terkait

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

2 hari lalu

Negara Bagian AS Bolehkan Guru Pegang Senjata Api, Bagaimana Aturan Soal Senpi di Indonesia?

Tingginya angka kepemilikan senjata api di AS sudah sampai di level yang mengkhawatirkan. Bagaimana kondisi di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

2 hari lalu

Tennessee AS Bolehkan Guru Membawa Senjata Api ke Sekolah, Ini Aturannya

Guru dan staf pengajar di Tennessee, Amerika Serikat dibolehkan bawa senjata api ke sekolah dan kampus. Begini aturannya.

Baca Selengkapnya

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

4 hari lalu

Brigadir RA Tewas dalam Alphard di Mampang, Kapolresta Manado: Keluarga Terima sebagai Kasus Bunuh Diri

Brigadir Ridhal Ali Tomi ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala dalam Mobil Alphard di sebuah rumah Mampang. Polisi sebut sebagai bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Brigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya

4 hari lalu

Brigadir Ridhal Ali Tomi Tewas dengan Luka Tembak, Kepala RS Polri: Keluarga Sudah Menerima Kematiannya

Keluarga disebut telah melihat kondisi jenazah Brigadir Ridhal Ali Tomi di RS Polri Kramat Jati. Polisi menyebut Ridhal tewas bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

6 hari lalu

Bamsoet: Perikhsa Siap Gelar 'Deffensive Shooting' pada Juli

Sebelum lomba digelar, peserta akan dibekali pengetahuan tentang teknik menembak, teknik bergerak, hingga teknik mengisi ulang peluru (reload magazine).

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

20 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

27 hari lalu

Selain Tembak Mati 2 KKB Mimika, Satgas Operasi Damai Cartenz Sita Senjata Api

"Tim juga berhasil mengamankan barang bukti berupa senjata api laras pendek jenis sig sauer," kata Satgas Operasi Damai Cartenz.

Baca Selengkapnya

Saat Hakim Memvonis Dito Mahendra 7 Bulan Penjara Tapi Memintanya Segera Dibebaskan dari Tahanan

27 hari lalu

Saat Hakim Memvonis Dito Mahendra 7 Bulan Penjara Tapi Memintanya Segera Dibebaskan dari Tahanan

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan memvonis Dito Mahendra 7 bulan penjara dalam kasus kepemilikan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara, Hakim: Terdakwa Menyimpan Senjata Api dan Amunisi dengan Benar

27 hari lalu

Dito Mahendra Divonis 7 Bulan Penjara, Hakim: Terdakwa Menyimpan Senjata Api dan Amunisi dengan Benar

Dito Mahendra divonis 7 bulan penjara karena kepemilikan senjata api tanpa izin, tapi dia disebut menyimpan senjata dan amunisi dengan benar.

Baca Selengkapnya

Divonis 7 Bulan Penjara, Dito Mahendra Disebut Tetap Akan Mempertahankan Koleksi Senjata Apinya

27 hari lalu

Divonis 7 Bulan Penjara, Dito Mahendra Disebut Tetap Akan Mempertahankan Koleksi Senjata Apinya

Dito Mahendra divonis tujuh bulan penjara atas kepemilikan senjata api. Namun ia bebas karena masa penahanannya genap 7 bulan saat vonis dibacakan.

Baca Selengkapnya