Cara Rusia Agar Warganya Pahami Islam dan Tangkal ISIS

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Minggu, 29 November 2015 05:29 WIB

Petugas medis mencari korban jatuhnya helikopter Mi-8 di dekat kota Igarka, Krasnoyarsk, Rusia, Siberia, 26 November 2015. Penyebab jatuhnya helikopter ini masih dalam penyelidikan. REUTERS

TEMPO.CO, Moskow - Pihak berwenang di wilayah Sverdlovsk, Rusia, akan meluncurkan kampanye besar-besaran di kalangan pejabat dan ulama muslim untuk menunjukkan perbedaan antara gerakan ekstremis seperti Negara Islam Irak Suriah (ISIS) dan Islam yang sesungguhnya, yang memiliki tradisi berabad-abad lamanya.

Kampanye tersebut berbentuk buku setebal 70 halaman yang ditulis oleh Direktorat Spiritual Muslim dari wilayah itu, yang menggandeng Departemen Teologi dari Universitas Pertambangan Ural. Buku itu nantinya dibagikan kepada semua kalangan, seperti imam masjid, pegawai pemerintah, dan juga profesor serta mahasiswa di lembaga pendidikan tinggi.

Seperti dilansir oleh laman RT News pada Kamis, 26 November 2015, salah satu profesor yang terlibat dalam proyek tersebut mengatakan keputusan untuk membuat buku itu diambil setelah seorang mahasiswi Rusia yang berusia 18 tahun meninggalkan rumah untuk bergabung dengan ISIS.

Buku tersebut berisi sejarah singkat Islam dengan penekanan pada cerita Al-Quran, yang menentang perang dan permusuhan di negeri orang. Terdapat kutipan dari beberapa badan muslim Rusia, seperti Direktorat Spiritual Muslim Rusia yang mengecam ISIS sebagai kelompok teroris dan menyerukan muslim Rusia menentang aksi kelompok itu.

Penulisnya mencatat bahwa penelitian terbaru menunjukkan penyebaran ekstremisme di kalangan anak muda ini sebagian besar disebabkan pemahaman yang menyimpang dari agama dan kurangnya komunikasi dengan ulama terkenal. Pada Maret, dua serikat muslim utama Rusia mengeluarkan fatwa haram terhadap ISIS.

Ulama itu mengecap semua anggota ISIS sebagai musuh Islam dan menyerukan mereka sebagai penjahat. Sejak Desember lalu, Rusia resmi menunjuk ISIS dan kelompok afiliasinya sebagai teroris serta melarang semua warga negara berpartisipasi dalam organisasi-organisasi ini dan akan dikenakan pidana jika mendukung atau bergabung.

Rusia kini tengah berperang melawan ISIS di Suriah. Sejauh ini beberapa sasaran ISIS telah berhasil digempur. Namun sebuah pesawat penumpang Rusia juga berhasil diledakkan, yang diklaim dilakukan ISIS, dan menewaskan ratusan nyawa tak berdosa di dalamnya.

RT NEWS | YON DEMA


Baca juga:
Ah, Rahasia Awet Muda Sandra Dewi di Tangan Si Berondong Ini
Kerlip Lampu Hijau di Bulan, Tanda Ada Kehidupan UFO?

Berita terkait

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

14 jam lalu

Uni Eropa Menolak Media asal Rusia, Ketua Parlemen Berang

Ketua parlemen Rusia mengecam Uni Eropa yang melarang distribusi empat media Rusia. Hal itu sama dengan menolak menerima sudut pandang alternatif

Baca Selengkapnya

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

3 hari lalu

Xi Jinping dan Putin Makin Mesra, Janjikan Hubungan Lebih Erat

Putin mengunjungi Cina dan bertemu Xi Jinping setelah dilantik kembali sebagai Presiden Rusia.

Baca Selengkapnya

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

3 hari lalu

Ingin Israel Dihukum, 5 Negara Ini Kritik Ancaman AS Kepada Mahkamah Pidana Internasional

Sejumlah pihak bereaksi setelah Amerika mengancam hakim ICC jika mengeluarkan surat penangkapan kepada PM Israel, Benjamin Netanyahu.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

3 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

3 hari lalu

Putin Tiba di Cina atas Undangan Xi Jinping, Pertama Sejak Terpilih Kembali

Presiden Rusia Vladimir Putin tiba di ibu kota Cina, Beijing, untuk memulai kunjungan resmi selama dua hari atas undangan Xi Jinping

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

4 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

4 hari lalu

Belum Terbitkan Surat Penangkapan untuk Netanyahu, Jaksa ICC Dikecam Tiga Negara Ini

Jaksa ICC disebut takut terhadap ancaman dari Kongres AS dan dipertanyakan independensinya.

Baca Selengkapnya

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

6 hari lalu

Calon Menhan Rusia: Tentara Butuh Tunjangan dan Akses Kesejahteraan Lebih Baik

Calon menhan Rusia yang ditunjuk oleh Presiden Vladimir Putin menekankan perlunya kesejahteraan yang lebih baik bagi personel militer.

Baca Selengkapnya

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

6 hari lalu

Siapakah Andrei Belousov, Menteri Pertahanan Pilihan Putin?

Presiden Rusia Vladimir Putin secara mengejutkan mengusulkan Andrei Belousov, seorang sipil ekonom menjadi menteri pertahanan.

Baca Selengkapnya

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

7 hari lalu

Rusia Rebut 5 Desa di Kharkiv dari Ukraina Lewat Pertempuran Sengit

Rusia merebut lima desa dari Ukraina di wilayah Kharkiv. Rusia melakukan serangan besar-besaran di akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya