Eropa Menyerah Hadapi Gelombang Pengungsi  

Reporter

Kamis, 26 November 2015 12:18 WIB

Pengungsi asal Suriah melewati pagar berduri saat melintasi perbatasan Hungaria dan Serbia di Roszke, 26 Agustus 2015. Gelombang imigran terus berdatangan untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Eropa. REUTERS/Laszlo Balogh

TEMPO.CO, Berlin - Negara-negara Eropa mengaku tidak mampu lagi menerima kedatangan pengungsi atau pendatang baru karena krisis yang semakin meruncing. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Prancis Manuel Valls pada Rabu, 25 November 2015 di Berlin , Jerman.

"Kami tidak mungkin lagi mampu menerima pengungsi di Eropa. Memang tidak mampu. Uni Eropa (UE) harus memperketat kontrol perbatasan karena itu akan menentukan nasib kita semua di dalam Uni Eropa," kata Valls seperti yang dilansir Daily Mail pada 25 November 2015.

Pernyataan itu disiarkan media beberapa jam sebelum Kanselir Jerman, Angela Merkel, dijadwalkan menemui Presiden Prancis Francois Hollande di Paris.

Ada pihak yang menuduh keputusan Angela membuka perbatasan Jerman kepada pengungsi Suriah, September lalu, menyebabkan lebih banyak imigran ke Eropa.

Isu itu semakin panas menyusul rentetan serangan teroris di Paris pada 13 November lalu yang menimbulkan kekhawatiran militan Negara Islam Irak Suriah (ISIS) akan mengeksploitasi krisis imigran itu untuk mengirim pejuangnya ke Eropa.

Para pengungsi yang umumnya berasal dari Suriah, Irak, dan Afghanistan, masuk ke Eropa melalui perbatasan Makedonia.

Sebagian besar dari mereka biasanya mendarat di Yunani dengan perahu, kemudian melakukan perjalanan ke negara-negara kaya, terutama Jerman dan Swedia.

Negara Balkan, termasuk Makedonia dan Kroasia, memicu kekhawatiran hak asasi manusia pekan lalu dengan memberlakukan pembatasan perbatasan baru yang hanya memungkinkan bagi pengungsi dari negara yang terpengaruh oleh perang untuk masuk.

Ratusan migran yang terjebak di perbatasan Yunani-Makedonia telah melakukan protes, termasuk dengan menjahit bibir mereka bersama-sama.

DAILY MAIL|BBC|YON DEMA

Berita terkait

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

1 hari lalu

Uni Eropa Cemas TikTok Lakukan Pelanggaran

Ursula von der Leyen mengakui TikTok telah menimbulkan ancaman, namun dia tidak menjelaskan lebih detail.

Baca Selengkapnya

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

2 hari lalu

Invasi Rusia di Ukraina Dorong Kemungkinan Ekspansi Uni Eropa

Presiden Dewan Eropa mengatakan invasi Rusia ke Ukraina akan memberi dorongan bagi upaya Uni Eropa untuk menerima lebih banyak anggota.

Baca Selengkapnya

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

5 hari lalu

Airlangga Klaim Amerika Dukung Penundaan UU Anti Deforestasi Uni Eropa

Amerika Serikat diklaim mendukung penundaan kebijakan UU Anti Deforestasi Uni Eropa yang dianggap merugikan sawit Indonesia.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

6 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

6 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

7 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

13 hari lalu

Dimulai Hampir Setengah Abad Lalu, Ini 4 Fakta di Balik Sanksi Terhadap Iran

Sanksi ekonomi Iran telah dimulai hampir setengah abad lalu.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

13 hari lalu

Uni Eropa Ajukan Perluasan Embargo terhadap Iran Setelah Serang Israel, Ini Riwayat Negara Barat Embargo Iran

Sepanjang sejarah, Iran telah menjadi sasaran berbagai sanksi internasional atau embargo dari beberapa negara, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Baca Selengkapnya

Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

14 hari lalu

Pengakuan terhadap Palestina, Apakah Perjuangan Spanyol akan Berhasil?

Spanyol, Irlandia, Malta dan Slovenia diperkirakan mengambil langkah tersebut mengakui Palestina sebagai negara dalam waktu dekat.

Baca Selengkapnya

Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

15 hari lalu

Uni Eropa Bersiap Tambahkan Sanksi untuk Iran

Josep Borrell mengatakan Uni Eropa akan bersiap untuk menambahkan sanksi terhadap Iran atas serangannya yang menyasar Israel.

Baca Selengkapnya