Petugas menunjukkan bendera para pelaku penyandera sejumlah pengunjung dan pegawai Hotel di Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali, 20 November 2015. Kelompok jihad Al Mourabitoun yang bersekutu dengan al Qaeda dan bekas koloni Perancis, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. REUTERS
TEMPO.CO, Dakkar - Kelompok bersenjata yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, Al-Mourabitoun, mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Radisson Blue Hotel di Bamako, Mali. Ini dilakukan dalam koordinasi dengan kelompok Imarat Al-Sahra dan Al-Qaeda in Islamic Maghreb (AQIM).
Dalam rekaman yang diperoleh Al Jazeera, kelompok itu mengatakan hanya akan melepaskan sandera jika anggotanya dibebaskan dari penjara Bamako dan agresi terhadap rakyat utara Mali dihentikan. Mourabitoun mengatakan akan merilis pernyataan baru ketika insiden itu berakhir.
Kelompok-kelompok bersenjata terus melakukan serangan di Mali meskipun telah terjadi kesepakatan perdamaian antara mantan pemberontak Tuareg di bagian utara dan kelompok bersenjata pro-pemerintah, Juni lalu.
Mali bagian utara jatuh ke kelompok Al-Qaeda pada bulan Maret-April 2012, sebelum dilakukan operasi militer pada Januari 2013. Meskipun ada perjanjian damai, sebagian besar wilayah negara itu berada di luar kendali pasukan pemerintah.
Diberitakan bahwa para penyerang menuju ke hotel dengan kendaraan berpelat nomor diplomatik, sehingga mendapatkan akses mudah. "Sekitar sepuluh orang bersenjata tiba pagi hari dan menembak semua penjaga di depan Radisson," kata Garba Konate, seorang pemilik usaha, seperti dilansir Al Jazeera.
Saksi lain mengatakan dia membantu menyelamatkan seorang penjaga hotel yang terluka. "Saya mendengar suara tembakan mulai datang dari hotel," kata Ibrahim, 28 tahun, yang bekerja di sebuah pusat kebudayaan 40 meter dari tempat kejadian.
Suara tembakan terdengar dari luar kamar hotel di mana pasukan keamanan telah mendirikan sebuah tempat penjagaan. Seorang penyanyi Guinea terkenal yang berada di hotel mengatakan kepada Reuters, ia mendengar orang-orang bersenjata berbahasa Inggris.
"Saya mendengar mereka mengatakan dalam bahasa Inggris 'Apakah Anda beban itu?', 'Mari kita pergi'," kata Sekouba 'Bambino' Diabate, yang dibebaskan pasukan keamanan Mali. "Saya tidak bisa melihat mereka karena dalam situasi semacam ini sulit."
Idrissa Sangare, seorang wartawan lokal yang sedang berada di tempat kejadian, mengatakan kepada Al Jazeera, bahwa pejabat PBB telah memegang fungsi di hotel. Sangare mengatakan ia melihat ratusan sandera keluar Radisson. Beberapa saksi mengatakan kepada media bahwa beberapa sandera dibebaskan oleh penyerang setelah membaca ayat-ayat Al-Quran.