TEMPO.CO, Auckland - Satu minggu sebelum dijadwalkan memberikan pidato pada upacara di Sekolah Menengah Atas Christchurch Boys, Auckland, Selandia Baru, Jake Bailey diberi tahu bahwa dia hanya memiliki waktu tiga minggu untuk menikmati hidup.
Meski telah diberi tahu dokter bahwa ia tidak dapat menyampaikan pidato, pemuda 18 tahun itu tetap mengikuti upacara dan berpidato selama 20 menit yang sangat berkesan. Cuplikan pidato menjadi viral setelah di-posting ke YouTube pada Kamis, 5 November 2015.
Saat pertama kali dirilis, video langsung dilihat 150 ribu kali. Laman Telegraph, 9 November 2015, menyebutkan Bailey didiagnosis mengidap Burkitts non-Hodgkinson lymphoma sehingga tumor bertumbuh dan berkembang dengan sangat cepat.
Bailey, yang menyampaikan pidato dari kursi roda, tidak membiarkan diagnosis mempengaruhi rencana pidatonya. "Saya benar-benar menikmati tumbuh dan berkembang bersama kalian," kata Bailey, sebelum mengutip Jim Rohn, seorang motivator Amerika.
"Ada satu hal," Bailey mengutip motivator tersebut, "tidak satu pun dari kita pergi dari kehidupan dalam keadaan hidup. Jadi semangatlah, jadilah besar, jadilah murah hati, dan bersyukur atas kesempatan yang sudah Anda miliki."
Bailey mengakhiri pidato singkat itu dengan mengucapkan terima kasih kepada guru dan temannya, dan menggarisbawahi pentingnya integritas. "Kita tidak bisa menjadi yang terbaik dalam segala hal atau kesempatan. Yang bisa kita miliki adalah kekuatan moral. Saya menulis ini sebelum saya tahu saya menderita kanker."
"Kekuatan moral adalah tentang membuat keputusan secara sadar untuk menjadi seseorang yang tidak menyerah ketika kita mudah untuk melakukannya," dia menyimpulkan.
Sayangnya, laman Telegraph tidak melaporkan reaksi hadirin setelah pidato dan tidak menginformasikan kondisi terkini Bailey. Namun ia dilaporkan dan membutuhkan kemoterapi agresif dan intensif untuk mengobati penyakitnya.
