Mantan PM Inggris Akui Tak Ada Senjata Kimia di Irak

Reporter

Editor

Bagja

Senin, 26 Oktober 2015 15:48 WIB

Pasukan Irak dan sukarelawan Sunni berjaga-jaga setelah bertempur melawan pasukan Negara Islam (ISIS) di Ramadi, Irak, 15 Oktober 2015. AP

TEMPO.CO, LONDON - Mantan Perdana Menteri Inggris Tony Blair akhirnya meminta maaf atas keikutsertaan Inggris dalam invasi Irak pada 2003. “Walaupun Saddam Hussein sering menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri, program senjata pemusnah massal itu tidak ada,” kata Blair dalam wawancara dengan pembawa acara CNN, Fareed Zakaria, pada Minggu, 25 Oktober 2015.

Pernyataan Blair tersebut merujuk pada laporan intelijen yang menyebutkan Saddam memiliki senjata pemusnah massal, yang menjadi dasar serangan AS dan Inggris ke negara itu. Namun belakangan, diketahui laporan intelijen itu salah. Tapi invasi telanjur dilakukan, pemerintah Saddam hancur, dan ia dieksekusi pada Idul Adha 2006.

Lengsernya Saddam tidak kunjung membuat Irak damai. Peperangan demi peperangan terjadi di negara itu. Salah satunya konflik sektarian yang memakan banyak korban jiwa. Berbagai kelompok militan muncul, contohnya Al-Qaidah dan, belakangan, ISIS. Puluhan ribu warga sipil Irak, lebih dari 4.000 tentara AS, dan 179 personel militer Inggris terbunuh dalam operasi di Irak.

Blair mengaku tidak tahu dampak invasi itu akan sangat parah dan berkepanjangan. “Saya meminta maaf atas kesalahan dalam perencanaan dan pemahaman tentang apa yang akan terjadi setelah kami menggulingkan rezim Irak.”

Kepada Zakaria, Blair mengaku sadar bahwa kesalahan mereka dalam perang Irak telah membangkitkan ISIS, yang kebanyakan petingginya adalah veteran perang Irak atau anggota milisi negara itu yang menentang invasi AS.

"Tentu saja, kami yang menggulingkan Saddam pada 2003 punya tanggung jawab atas situasi pada 2015. Tapi penting untuk dicatat, Arab Spring pada 2011 mungkin juga berpengaruh bagi Irak hari ini dan, yang kedua, ISIS punya pangkalan yang kuat di Suriah, bukan Irak.”

Meski begitu, Blair tidak menyesal dan menolak meminta maaf atas tergulingnya Saddam. "Saya tidak bisa meminta maaf atas lengsernya Saddam. Saya kira, bahkan hari ini lebih baik dia tidak ada di sana dibanding masih ada,” ujarnya.

Sebelumnya, Blair selalu menolak meminta maaf atas kisruh berkelanjutan di Irak akibat invasi 2003. Pada 2004, ia menegaskan kepada parlemen Inggris ihwal penolakannya meminta maaf atas konflik di Irak. “Saya percaya melakukan hal yang benar.” Pada 2007, Blair kembali menegaskan penolakan itu.

SITA PLANASARI | SUNDAY EXPRESS | THE TELEGRAPH

Berita terkait

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

9 hari lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Tawarkan Investasi IKN ke Apple dan Tony Blair, Erick Thohir Minta BUMN Batasi Pembelian Dolar

14 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Tawarkan Investasi IKN ke Apple dan Tony Blair, Erick Thohir Minta BUMN Batasi Pembelian Dolar

Terpopuler: Presiden Jokowi tawarkan investasi IKN ke Apple dan Tony Blair, Erick Thohir minta BUMN batasi pembelian dolar.

Baca Selengkapnya

Airlangga Hartarto Bertemu Tony Blair Bahas IKN hingga Stabilitas Geopolitik

14 hari lalu

Airlangga Hartarto Bertemu Tony Blair Bahas IKN hingga Stabilitas Geopolitik

Tony Blair menemui Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto bahas IKN hingga stabilitas geopolitik.

Baca Selengkapnya

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

14 hari lalu

Kominfo Gandeng Tony Blair Institute Antisipasi Kejahatan Artificial Intelligence

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) dan Tony Blair Institute for Global Change bekerja sama antisipasi kejahatan Artificial Intelligence.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

15 hari lalu

Jokowi Sudah Temui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair, Fokus Bahas Soal IKN

Pekan ini menjadi hari sibuk Jokowi menemui CEO Apple Tim Cook, Menlu Cina Wang Yi, dan Eks PM Inggris Tony Blair. Apa hasil pertemuan bahas IKN itu

Baca Selengkapnya

Tony Blair Bertemu Menkominfo, Starlink Bakal Fasilitasi Uji Coba Internet di IKN

15 hari lalu

Tony Blair Bertemu Menkominfo, Starlink Bakal Fasilitasi Uji Coba Internet di IKN

Tony Blair dan Budi Arie berdiskusi tentang intensifikasi kerja sama guna mendorong perkembangan teknologi dan memperluas konektivitas di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

15 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair Bahas Strategi Pengentasan Kemiskinan hingga Pemberdayaan Ekonomi Lokal

Tony Blair dan Prabowo Subianto berdiskusi membahas isu-isu global dan strategi untuk mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju

Baca Selengkapnya

Usai Jokowi dan Prabowo, Tony Blair Temui Airlangga Bahas Geopolitik hingga Transisi Energi

15 hari lalu

Usai Jokowi dan Prabowo, Tony Blair Temui Airlangga Bahas Geopolitik hingga Transisi Energi

Tony Blair menemui Airlangga Hartarto membahas isu geopolitik, transisi energi, hingga inklusivitas keuangan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

16 hari lalu

Prabowo Bertemu Tony Blair, Ini yang Dibahas

Prabowo dan Tony Blair mendiskusikan satu kunci pencapaian kemakmuran dan perbaikan kualitas hidup rakyat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

16 hari lalu

Tony Blair Dipanggil Jokowi Membahas Investasi IKN, Hasilnya?

Tony Blair menjelaskan, Uni Emirat Arab (UAE) berencana untuk investasi panel surya di IKN. Investasi ini akan difasilitasi oleh Tony Blair Institute.

Baca Selengkapnya