Pemerintah Myanmar Berdamai dengan 8 Kelompok Pemberontak  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Kamis, 15 Oktober 2015 20:51 WIB

Thein Sein. REUTERS/Yuri Gripas

TEMPO.CO, Nay Pyi Taw - Pemerintah Myanmar telah menandatangani kesepakatan gencatan senjata dengan delapan kelompok etnis bersenjata. Upacara penandatanganan yang berlangsung di Ibu Kota Nay Pyi Taw, 15 Oktober 2015, dipercaya menjadi puncak dari dua tahun pembicaraan damai. Acara itu dihadiri hampir seribu orang, termasuk para wakil dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Cina, dan Jepang.

Namun delapan kelompok yang menandatangani kesepakatan damai hanyalah sebagian dari 15 kelompok pemberontak yang selama ini bertempur dengan pemerintah. Banyak di antara mereka yang sudah lama meletakkan senjata.

Kesepakatan gencatan senjata itu merupakan salah satu upaya dari Presiden Thein Sein untuk menciptakan situasi yang kondusif menjelang pemilihan umum 8 November atau tiga pekan mendatang. "Meski beberapa organisasi belum siap tanda tangan, pemerintah memutuskan untuk menandatanganinya bersama kelompok pelopor," kata Thein Sein dalam pidato pada acara itu.

Adapun tujuh kelompok yang masih menolak tanda tangan di antaranya Tentara Negara Kesatuan Wa (UWSA), Organisasi Kemerdekaan Kachin (KIO), dan Tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), yang mengontrol wilayah luas di timur laut Kachin dan secara teratur melakukan bentrokan dengan tentara Myanmar.

Negosiator mengatakan tujuh kelompok yang belum tanda tangan masih dalam proses menuju kesepakatan. Disebutkan bahwa mereka telah menyetujui rancangan kesepakatan. "Kami akan terus mengajak kelompok lain. Pintu tetap terbuka bagi mereka," ujar Thein Sein seperti dilaporkan Associated Press.

Awal pekan ini, pemerintah dilaporkan menghapus semua kelompok penanda tangan dari daftar "perkumpulan melanggar hukum". Mereka yang dihapus dari daftar tersebut pada Selasa adalah Tentara Pembebasan Nasional Karen (KNLA) Dewan Perdamaian, Partai Pembebasan Arakan (ALP), Front Nasional Chin (CNF), Organisasi Pembebasan Nasional Pa-O (PNLO), dan Tentara Kebajikan Demokrat Karen (DKBA).

Adapun yang dihapus lebih awal pada Senin adalah Front Demokratik Mahasiswa Burma (ABSDF), Dewan Restorasi Negara Bagian Shan (RCSS), dan Kesatuan Nasional Karen (KNU)—kelompok bersenjata tertua Myanmar, yang telah berjuang hampir tujuh dekade.

Myanmar terlibat dalam konflik bersenjata dengan berbagai kelompok etnis pemberontak yang memperjuangkan otonomi lebih besar sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1948.

BBC.COM | ASSOCIATED PRESS | MECHOS DE LAROCHA


Berita terkait

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

3 hari lalu

5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya

Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

4 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius

Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.

Baca Selengkapnya

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

9 hari lalu

Giliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka

KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.

Baca Selengkapnya

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

11 hari lalu

Perang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand

Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.

Baca Selengkapnya

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

11 hari lalu

Jenderal Myanmar Menghilang Setelah Serangan Pesawat Tak Berawak

Wakil Ketua Junta Myanmar menghilang setelah serangan drone. Ia kemungkinan terluka.

Baca Selengkapnya

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

14 hari lalu

Ribuan Warga Rohingya Berlindung ke Perbatasan Myanmar-Bangladesh

Ribuan warga etnis Rohingya yang mengungsi akibat konflik di Myanmar, berkumpul di perbatasan Myanmar-Bangladesh untuk mencari perlindungan

Baca Selengkapnya

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

14 hari lalu

Aktivis HAM Myanmar Dicalonkan Nobel Perdamaian 2024: Penghargaan Ini Tidak Sempurna

Maung Zarni, aktivis hak asasi manusia dan pakar genosida asal Myanmar, dinominasikan Hadiah Nobel Perdamaian 2024, oleh penerima Nobel tahun 1976

Baca Selengkapnya

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

15 hari lalu

Pertempuran di Perbatasan Myanmar-Thailand, Pemberontak Targetkan Pasukan Junta

Pertempuran berkobar di perbatasan timur Myanmar dengan Thailand memaksa sekitar 200 warga sipil melarikan diri.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

17 hari lalu

Top 3 Dunia: Iran Siap Hadapi Israel, Sejarah Kudeta di Myanmar

Top 3 dunia adalah Iran siap menghadapi serangan Israel, sejarah kudeta di Myanmar hingga Netanyahu mengancam.

Baca Selengkapnya

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

17 hari lalu

Menilik Jejak Sejarah Kudeta Junta Militer Di Myanmar

Myanmar, yang dulunya dikenal sebagai Burma itu telah lama dianggap sebagai negara paria ketika berada di bawah kekuasaan junta militer yang menindas.

Baca Selengkapnya