30 Tahun Paska Tragedi Nuklir, Chernobyl Kini Berpenghuni

Reporter

Rabu, 7 Oktober 2015 23:01 WIB

Pohon-pohon mulai tumbuh di halaman rumah sakit akibat bencana meledaknya reaktor nuklir Chernobyl 27 tahun lalu. Seluruh penduduk kota Chernobyl dan Prypiat diperintahkan meninggalkan kota dan tidak boleh kembali lagi. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Hampir 30 tahun setelah kecelakaan nuklir terbesar di dunia, Chernobyl kini tidak terlalu kelihatan seperti daerah bencana dan malah lebih mirip suaka alam dengan kerumunan rusa besar, rusa roe, rusa merah, babi hutan, dan serigala, menurut hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology.

Temuan dalam jurnal yang terbit pada Senin, 5 Oktober 2015 itu merupakan pengingat mengenai ketahanan satwa liar dan mungkin juga menyimpan pelajaran penting untuk memahami potensi dampak jangka-panjang dari bencana belum lama ini di Fukushima, Jepang.

"Sangat mungkin bahwa jumlah margasatwa di Chernobyl jauh lebih banyak ketimbang jumlahnya sebelum kecelakaan itu," kata penulis studi tersebut, Jim Smith, dari University of Portsmouth di Inggris dalam satu pernyataan.

"Ini tidak berarti radiasi bagus buat margasatwa, hanya saja dampak kediaman manusia, termasuk perburuan, pertanian, dan kehutanan, jauh lebih buruk," katanya seperti dilansir kantor berita Xinhua.

Pada 1986, setelah kebakaran dan ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl mengeluarkan partikel radioaktif ke udara, ribuan orang meninggalkan daerah itu, tak pernah kembali.

Studi-studi awal di Zona Larangan Chernobyl yang luasnya 4.200 kilometer persegi menunjukkan dampak besar radiasi dan menyatakan adanya penurunan populasi margasatwa.

Sekarang, relatif banyaknya rusa besar, rusa merah, dan babi hutan di zona larangan, sama dengan jumlah hewan itu di empat suaka alam yang tidak tercemar di wilayah tersebut, menurut para peneliti.

Jumlah serigala yang hidup di dalam dan sekitar Chernobyl lebih dari tujuh kali lebih banyak dibandingkan dengan yang bisa ditemukan di suaka-suaka alam tersebut.

Data survei helikopter juga mengungkapkan kecenderungan peningkatan populasi rusa besar, rusa roe, dan babi hutan mulai dari satu sampai 10 tahun setelah kecelakaan itu.

Penurunan populasi babi hutan pada satu titik, menurut hasil pelacakan, terjadi karena wabah penyakit yang tidak berkaitan dengan pemaparan radiasi.

"Hasil ini menunjukkan untuk pertama kali bahwa terlepas dari dampak potensi radiasi pada masing-masing hewan, Zona Larangan Chernobyl mendukung banyaknya populasi mamalia setelah hampir tiga dasawarsa paparan radiasi kronis," demikian kesimpulan para peneliti.

Mereka menyatakan peningkatan populasi terjadi saat populasi rusa besar dan babi hutan berkurang di bagian lain bekas Uni Sovyet.

"Data unik ini menunjukkan cakupan lebar hewan yang berjuang hidup dalam radius bermil-mil dari lokasi kecelakaan besar nuklir memperlihatkan ketahanan ketika bebas dari tekanan permukiman manusia," tambah Jim Beasley, salah satu penulis studi di University of Georgia.


ANTARA

Berita terkait

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

11 hari lalu

Ivan Gunawan Resmikan Masjidnya di Uganda dan Bikin Sumur Air untuk Warga

Ivan Gunawan akhirnya datang meresmikan Masjid Indonesia di Uganda yang sudah dibangunnya sekitar 2 tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

16 hari lalu

Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.

Baca Selengkapnya

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

19 hari lalu

Ivan Gunawan Bersiap Ke Uganda Resmikan Masjidnya, Begini Rute Perjalanan dari Indonesia

Ivan Gunawan akan ke Uganda untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Bagaimana rute dari Indonesia ke Uganda?

Baca Selengkapnya

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

31 hari lalu

Mahkamah Konstitusi Uganda Pertahankan Undang-Undang Anti-LGBTQ

Mahkamah Konstitusi Uganda hanya merubah beberapa bagian dalam undang-undang anti-LGBTQ.

Baca Selengkapnya

Anak Presiden Uganda Ditunjuk jadi Panglima Militer

44 hari lalu

Anak Presiden Uganda Ditunjuk jadi Panglima Militer

Muhoozi Kainerugaba akan menjabat sebagai panglima militer di Pasukan Pertahanan Rakyat Uganda (UPDF) setelah ditunjuk oleh ayahnya, Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Baca Selengkapnya

Siapa Hakim ICJ Julia Sebutinde? Ini Alasannya Kenapa 'Bela' Israel

29 Januari 2024

Siapa Hakim ICJ Julia Sebutinde? Ini Alasannya Kenapa 'Bela' Israel

Hakim ICJ Julia Sebutinde menilai kasus Israel - Palestina secara historis bersifat politis atau teritorial, bukan sengketa hukum

Baca Selengkapnya

Uganda Tolak Akui Julia Sebutinde, Hakim Pendukung Israel di ICJ

28 Januari 2024

Uganda Tolak Akui Julia Sebutinde, Hakim Pendukung Israel di ICJ

Uganda menolak dikaitkan dengan Julia Sebutinde, seorang hakim yang menentang semua putusan sementara untuk Israel

Baca Selengkapnya

Riuh Budi Arie Jadi Menlu Ad Interim, Kemlu: Penunjukan Ini Hal Biasa

22 Januari 2024

Riuh Budi Arie Jadi Menlu Ad Interim, Kemlu: Penunjukan Ini Hal Biasa

Kemlu angkat bicara soal isu mundurnya sejumlah menteri dari kabinet. Isu itu muncul berbarengan dengan penunjukan Budi Arie sebagai menlu ad interim.

Baca Selengkapnya

Pelari Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya, Diduga Ditusuk dengan Pisau

1 Januari 2024

Pelari Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya, Diduga Ditusuk dengan Pisau

Jasad Benjamin Kiplagat ditemukan dengan luka benda tajam di lehernya. Polisi menduga dia dibunuh.

Baca Selengkapnya

Presiden Burundi: Kaum Gay Seharusnya Dirajam

31 Desember 2023

Presiden Burundi: Kaum Gay Seharusnya Dirajam

Komentar Presiden Burundi tentang kaum gay ini merupakan bukti terbaru meningkatnya intoleransi terhadap kelompok LGBT di kawasan Afrika Timur.

Baca Selengkapnya