Presiden Vladimir Putin, bersalaman dengan sejumlah prajurit peserta pelatihan tempur. Dalam kesempatan tersebut Presiden Vladimir Putin mengungkapkan akan terus mendukung Suriah, terutama Presiden Bashar al-Assad. Orenburg, Rusia, 19 September 2015. Sasha Mordovets / Getty Images
TEMPO.CO, Moskow - Gereja Ortodoks Rusia menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Vladimir Putin untuk mengebom target-target kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Suriah. Gereja mendeklarasikan perang melawan terorisme sebagai "pertempuran suci".
Vsevolod Chaplin, imam agung Gereja Ortodoks Rusia, mengatakan kepada The Times dikutip dari Premier Christian Radio: "Perjuangan melawan terorisme adalah pertempuran suci. Hari ini negara kita mungkin kekuatan paling aktif di dunia yang memerangi itu."
Menurut Chaplin, keputusan untuk menyerang basis kelompok ISIS sudah sesuai dengan aturan hukum internasional, mentalitas bangsa Rusia, dan peran khusus yang selalu dimainkan oleh Negeri Beruang Merah di Timur Tengah.
Senada dengan yang dikatakan Chaplin, pemimpin Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill dari Moskow mengatakan: "Rusia mengambil keputusan untuk bertanggung jawab menggunakan angkatan bersenjata dalam melindungi rakyat Suriah dari bencana yang didatangkan oleh tirani teroris."
Pernyataan dua tokoh penting gereja tersebut, sebagaimana dilansir dari laman PCR, 1 Oktober 2015, muncul setelah Rusia melakukan setidaknya 20 serangan udara di Suriah, yang menghancurkan 12 target ISIS, setelah parlemen dengan suara bulat memilih mendukung aksi militer di sana.
Namun pernyataan dukungan dari Gereja Ortodoks tersebut dikatakan hanya dikhususkan untuk serangan pengeboman udara dan tidak untuk pertempuran di darat.
Rusia sendiri menyatakan pada Kamis bahwa pihaknya telah menyerang “kelompok teroris terkenal” lainnya selain ISIS, di tengah klaim bahwa serangan udara itu menewaskan sedikitnya 30 warga sipil termasuk anak-anak. AS menyatakan Rusia telah melakukan serangan udara di tempat-tempat di mana ISIS tidak beroperasi.
Suriah dan Rusia adalah sekutu lama. Rusia dilaporkan menggunakan serangan udara untuk membantu Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang dituduh melakukan kejahatan perang, untuk mengalahkan kelompok oposisi dukungan AS dan sekutunya.