Sebuah tarantula bernama Poecilotheria Rajaei ditemukan di Sri Lanka. Tarantula berbisa yang biasanya menghuni pohon Poecilotheria Rajaei ini memiliki rentang kaki sebesar 8 inci. Tarantula ini mampu membunuh tikus, kadal, burung kecil dan ular. telegraph.co.uk
TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Delta Airlines membatalkan penerbangan nomor 1525 dari Bandar Udara Baltimore Washington Internasional, Maryland ke Atlanta, Rabu, 23 September 2015. Keputusan diambil setelah Delta mendapat laporan dari salah satu petugas bagasi yang melihat seekor laba-laba jenis tarantula kabur dari kargo pesawat MD-88.
"Ada sebuah kargo kiriman berisi serangga yang rusak," kata juru bicara Delta, Morgan Durrant kepada CNN.
Pesawat sendiri rencananya lepas la das dari Bandara Baltimore sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Akan tetapi, laporan petugas pembongkar kargo tersebut masuk ke Delta persis sebelum penumpang menuju pesawat.
Delta mengirim pesan kepada kru untuk membawa penumpang ke penerbangan lain yang kemudian terbang sekitar pukul 22.00 waktu setempat. Pilot juga turut memberikan penjelasan kepada penumpang dengan mengatakan penerbangan tak mungkin dilakukan karena ada 'hal lain' yang hilang.
"Kami membuat keputusan paling aman. Digigit seekor tarantula tentu bukan hal yang baik," kata pilot tersebut.
Delta mengklaim tarantula tersebut tak pernah mencapai kabin dan terlihat penumpang atau kru pesawat. Meski demikian, maskapai tersebut tetap menarik pesawat untuk proses pencarian dan pembersihan.
Menurut Perpustakaan Medis National di Amerika Serikat, racun tarantula sebenarnya tidak terlalu berbahaya atau mematikan. Gigitan serangga tersebut diperkirakan hanya menyebabkan reaksi alergi seperti sengatan lebah.