TRAGEDI MINA, Maftuh Basyuni: Minim Pendidikan Jadi Penyebab  

Reporter

Jumat, 25 September 2015 11:32 WIB

Ketua Komite Konvensi Partai Demokrat Maftuh Basyuni. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Menteri Agama era Presiden SBY, Maftuh Basyuni, mengatakan tragedi Mina yang menewaskan 717 orang diduga disebabkan para jemaah tak mengindahkan aturan yang berlaku. Menurut dia, jika jemaah mengikuti aturan dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi tentu kondisi tersebut tak akan terjadi.

"Namun di sisi lain, jemaah dari Afrika yang kebanyakan memiliki pendidikan rendah tidak paham akan aturan yang berlaku. Saat kapan harus melontar jumrah dan bagaimana etika berjalan tanpa harus mengganggu orang sekitar," kata Maftuh, yang pernah menjadi Amirul Haj beberapa tahun silam, Jumat, 25 September 2015.

Hal ini ditambah lagi dengan minimnya jumlah aparat kemanan dari negara setempat. "Polisi Saudi seharusnya dapat mengatur arus pergerakan manusia," katanya. Namun, sepengetahuan Maftuh, polisi setempat tidak paham betul bagaimana harus mengambil tindakan tatkala ada insiden di lokasi jamarat.

Polisi atau pun petugas keamanan yang ditempatkan di lingkungan jamarat tak paham betul "medan" setempat. Para petugas atau polisi itu kebanyakan diambil dari wilayah lain, misalnya dari Riyadh, yang saat puncak haji ditempatkan di lokasi itu.

"Mereka sangat tak paham apa dan bagaimana harus bertindak. Buka buku paspor saja mereka tak ngerti," ucapnya.

Upaya meningkatkan pelayanan bagi jemaah haji harus lihai melobi pihak otoritas setempat. Ia memberi contoh, untuk menempatkan klinik saja di Arafah ketika pelaksanaan wukuf, pihak otoritas setempat pasti akan marah. Padahal tindakan itu dimaksudkan untuk memberi keringanan dan kelancaran pelaksanaan wukuf bagi jemaah, seperti memberi obat yang cocok untuk jemaah dan memberi pertolongan dengan cepat.

"Mereka marah karena sudah menyiapkan ambulans dan sebagainya," kata Maftuh bercerita.

Agar upaya menempatkan poliklinik itu bisa disetujui, katanya, harus dapat diyakinkan bahwa hal itu harus tidak akan mengganggu pelaksanaan ritual haji, bahkan memperlancar. Jangan sampai ada kecurigaan bahwa kehadiran poliklinik di Arafah saat itu untuk kepentingan komersial. "Kita memang menggratiskan, mulai pelayanan dan pemberian obat," ujarnya.

Jadi, ujarnya lagi, untuk memperbaiki layanan jemaah haji memang tak bisa bergantung kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) saja, tetapi pemangku kepentingan yang ada di Saudi sangat penting. Namun lagi-lagi, jangan "menggurui" orang Saudi untuk memperbaikinya karena ego mereka sangat tinggi. "Bicara baik-baik tanpa harus menggurui untuk memperbaiki penyelenggaraan haji," ujarnya.

ANTARA

Berita terkait

Mengingat Tragedi Mina 32 Tahun Lalu yang Menewaskan 1.426 Jemaah Haji

9 Juli 2022

Mengingat Tragedi Mina 32 Tahun Lalu yang Menewaskan 1.426 Jemaah Haji

Tragedi Mina tahun 1990 yang menewaskan 1.426 jemaah merupakan salah satu insiden ibadah haji yang paling tragis.

Baca Selengkapnya

Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

22 Oktober 2021

Beberapa Menteri Ini Ternyata Pernah Jadi Santri

Santri sukses menunjukkan perannya dalam berbagai bidang salah satunya di lingkup pemerintahan. Mulai menjadi menteri hingga presiden

Baca Selengkapnya

15 Tragedi Maut di Tengah Kerumunan

1 Mei 2021

15 Tragedi Maut di Tengah Kerumunan

Mulai dari tragedi Mina di Arab Saudi hingga festival Lag B'omer di Israel. Banyak orang tewas akibat berdesak-desakan atau saling dorong karena panik

Baca Selengkapnya

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

29 Juni 2019

Viral Perumahan Mewah di Atas Mal Thamrin City, Aturannya?

Thamrin City di Jakarta Pusat, rupanya bukan hanya tempat pusat belanja atau mal tapi di atas atapnya terdapat kompleks perumahan mewah dua lantai.

Baca Selengkapnya

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

6 Desember 2018

Crane Ambruk di Kali Sentiong, Lurah Kebun Kosong: Ada Ganti Rugi

Lurah Kebon Kosong, Kemayoran, Jakarta Pusat, Samsul Ma'arif, mengatakan korban crane ambruk bakal memperoleh ganti rugi dari kontraktor.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman Tadi Pagi, 28 Rumah Ludes

Petugas hingga saat ini pun belum bisa memperkirakan berapa jumlah kerugian akibat kebakaran tersebut.

Baca Selengkapnya

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

13 Agustus 2018

Kebakaran di Matraman, 21 Mobil Pemadam Dikerahkan

Hingga berita ini diturunkan petugas masih mengatasi kebakaran itu dan belum ada laporan tentang korban jiwa.

Baca Selengkapnya

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

26 Juli 2018

Menjelang Asian Games, Sandiaga Uno Stop Produksi Tempe Kali Item

Sandiaga Uno mengatakan menjelang perhelatan Asian Games 2018 pihaknya segera menghentikan proses produksi tempe di sekitar Kali Item.

Baca Selengkapnya

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

22 September 2017

Indonesia Segera Kedatangan Dua Giant Panda dari Cina  

Indonesia segera kedatangan dua ekor giant panda (Ailuropoda melanoleuca) langsung dari Cina.

Baca Selengkapnya

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

18 September 2017

Ini Tuntutan Massa Pengepung Kantor LBH

Massa menuntut masuk ke dalam gedung LBH. Tawaran dari polisi tak dihiraukan.

Baca Selengkapnya