Presiden Vladimir Putin, bersalaman dengan sejumlah prajurit peserta pelatihan tempur. Dalam kesempatan tersebut Presiden Vladimir Putin mengungkapkan akan terus mendukung Suriah, terutama Presiden Bashar al-Assad. Orenburg, Rusia, 19 September 2015. Sasha Mordovets / Getty Images
TEMPO.CO, Washington - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry, dalam keterangannya kepada media, Rabu, 23 September 2015, mengatakan, dukungan militer Rusia untuk Presiden Suriah Bashar al-Assad dapat memunculkan risiko konfrontasi dengan pasukan koalisi yang sedang bertempur melawan ISIS di sana.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Italia, La Stampa, Kerry menerangkan, dia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bahwa AS sangat khawatir atas dukungan militer Moskow untuk Assad pada perang saudara yang memasuki tahun kelima.
"Aksi ini dapat memprovokasi eskalasi konflik lebih lanjut dan menambah jumlah korban tidak berdosa, meningkatkan aliran pengungsi, dan menimbulkan risiko konfrontasi dengan kelompok anti-ISIS yang sedang beroperasi di Suriah," ucap Kerry.
Kerry tidak menyebutkan secara jelas apa yang dia maksudkan dengan koalisi. Tetapi AS dan sekutunya sedang melancarkan serangan udara terhadap posisi yang dikuasai kelompok militan Islam di Suriah serta tetangganya Irak.
Israel juga menaruh perhatian pada dukungan Rusia terhadap Assad dalam konflik di Suriah karena dapat menimbulkan konfrontasi antara Rusia dengan pasukan Israe di sana.
Beberapa pejabat AS mengatakan, Rusia telah membangun pangkalan angkatan laut dan perlengkapan senjata berat termasuk tank dan helikopter di pangkatan udara Latakia. "Hal itu dapat memungkinan perang udara di wliayah Suriah."