Korea Utara Ancam AS dan Sekutunya

Reporter

Editor

Senin, 14 Juli 2003 16:44 WIB

TEMPO Interaktif, Seoul::Pemerintah Korea Utara mengancam akan membalas setiap tekanan dan sanksi yang dilakukan Amerika Serikat dan sekutunya. Sikap pemerintah rezim komunis ini dinyatakan dalam editorial koran resmi Partai Komunis Korea Utara yang berkuasa, Rodong Sinmun, Minggu (12/1). Jika Amerika Serikat dan para pengikutnya menantang kami atas penarikan diri dari Traktat Non Proliferasi Nuklir, kami akan membalas dengan aksi yang lebih kuat, tulisnya. Padahal, dalam pertemuan antara mediator pemerintah AS, Bill Richardson, dengan Deputi Duta Besar Korea Utara untuk PBB, Han Song Ryol, Sabtu kemarin (11/1), di New Mexico, AS, Korea Utara telah menyatakan kesediaannya membuka dialog dengan negeri Uncle Sam itu. Han juga menegaskan, pemerintahnya sama sekali tidak berniat mengembangkan senjata nuklir, seperti dituduhkan AS. Seperti diketahui, ketegangan kedua negara ini bermula dari penghentian pengiriman minyak berat sebesar 500 ribu ton per bulan ke Korea Utara. Pengiriman minyak ini merupakan bagian dari klausul perjanjian kedua negara tahun 1994 dimana untuk menggantikan energi nuklir Korea Utara, AS akan mengirimkan minyak sebagai sumber energi pengganti. Hal itu akan dilakukan sampai Korea Utara menyelesaikan pembangunan reaktor energi pengganti. Sebagai imbalannya, Korea Utara berjanji membantu menjaga wilayah bebas nuklir di Semenanjung Korea dan tetap menghormati NPT (Traktat Non-Proliferasi Nuklir). Namun, pada 1 Desember lalu, AS menghentikan kirimannya karena menuduh Korea Utara kembali menghidupkan program nuklirnya. Sebagai reaksi, Korea Utara berniat menghidupkan reaktor Yongbyon untuk memenuhi kebutuhan energinya. Reaktor ini dipercaya mampu memproduksi senjata nuklir jarak jauh. Sehari sebelumnya, melalui pernyataan resmi Partai Komunis Korea Utara yang berkuasa, mereka menarik diri dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir. Dalam editorial itu, Korea Utara juga menuduh AS telah mencampakkan pakta non agresi antara kedua negara. Jika AS mengabaikan tanggungjawabnya dan menantang Korea Utara, tentara dan rakyat kami akan memastikan mereka membayar setiap darah yang menetes, katanya. Untuk menghadapi kemungkinan agresi AS, pemerintah rezim komunis itu juga mengajak warga Korea Selatan bergabung. Menurut mereka, masa depan penggabungan kedua negara yang terpisah pasca Perang Korea akan ditentukan dari perjuangan bersama melawan setiap agresi. Semua partai politik, organisasi, dan setiap kelas sosial di utara dan selatan harus berjuang bersama membuat frustasi para Yankee, katanya. (AFP/TNR-Sapto Pradityo)

Berita terkait

KAI Daop 8 Operasikan Tiga Kereta Tambahan dari Stasiun Malang

1 menit lalu

KAI Daop 8 Operasikan Tiga Kereta Tambahan dari Stasiun Malang

PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI Daerah Operasi 8 Surabaya mengoperasikan tiga kereta api tambahan keberangkatan dari Stasiun Malang

Baca Selengkapnya

Fakta-Fakta Penting dalam Star Wars: Tales of The Empire

7 menit lalu

Fakta-Fakta Penting dalam Star Wars: Tales of The Empire

Temukan masa lalu Morgan Elsbeth dan nasib Barriss Offee dalam antologi animasi baru, Star Wars:Tales of the Empire.

Baca Selengkapnya

Nasabah Bank Muamalat Bisa Bisa Beli Hewan Kurban via Online, Ini Keuntungannya

7 menit lalu

Nasabah Bank Muamalat Bisa Bisa Beli Hewan Kurban via Online, Ini Keuntungannya

Bank Muamalat menghadirkan pembelian hewan kurban secara daring melalui aplikasi mobile banking Muamalat DIN pada fitur Kurban Online.

Baca Selengkapnya

Eko Patrio DicalonkanMasuk Kabinet oleh PAN, Menteri Apa?

8 menit lalu

Eko Patrio DicalonkanMasuk Kabinet oleh PAN, Menteri Apa?

Nama mantan komedian Eko Patrio atau Eko Hendro Purnomo, yang kini menjadi anggota DPR dari PAN, digadang-gadang masuk kabinet Presiden Prabowo

Baca Selengkapnya

Top Skor Proliga 2024 Sektor Putri: Pemain Asing Mendomasi, Megawati Hangestri Masih Tertinggal

10 menit lalu

Top Skor Proliga 2024 Sektor Putri: Pemain Asing Mendomasi, Megawati Hangestri Masih Tertinggal

Kompetisi bola voli Proliga 2024 akan memasuki pekan ketiga. Persaingan top skor putri didominasi pemain asing.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

22 menit lalu

Serba-serbi UKT: Landasan Penetapan Besaran UKT di Perguruan Tinggi Negeri

Pembahasan besaran Uang Kuliah Tunggal disingkat UKT kerap menjadi persoalan yang kerap diprotes mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri (PTN).

Baca Selengkapnya

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

24 menit lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

25 menit lalu

Ceria Berkomitmen Kembangkan Industri Nikel Berkelanjutan

Ceria menegaskan komitmennya dalam mendukung industri nikel berkelanjutan dan memperkuat posisinya dalam rantai pasokan global baterai EV.

Baca Selengkapnya

Warga Datangi Kediaman Anies Baswedan di Acara Ulang Tahun

28 menit lalu

Warga Datangi Kediaman Anies Baswedan di Acara Ulang Tahun

Anies menggelar acara ulang tahun di kediamannya, Pendopo Anies Baswedan, dengan membawa jajanan dari luar.

Baca Selengkapnya

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

29 menit lalu

Saat Gibran Terkejut Ditanya Soal Ganjar Jadi Oposisi Prabowo: Oh Ya, Ya Udah Enggak Apa-apa

Gibran tampak terkejut saat ditanya soal sikap Ganjar yang menyatakan akan menjadi oposisi di pemerintahan Prabowo.

Baca Selengkapnya