Akhiri Konflik, Sudan Selatan Berdamai dengan Pemberontak  

Reporter

Kamis, 27 Agustus 2015 19:16 WIB

Tentara pemberontak berpatroli melewati jalan berair di Bentiu, Sudan Selatan, 20 September 2014. (AP/Matthew Abbott)

TEMPO.CO, Juba - Presiden Sudan Selatan Salva Kiir menandatangani pakta perdamaian dengan pemberontak setelah lebih dari sepekan menolak melakukannya. Acara penandatanganan yang digelar di Ibu Kota Juba tersebut dihadiri para pemimpin regional Afrika.

Presiden Kenya, Uganda, dan Perdana Menteri Ethiopia, yang turut membantu mediasi perdamaian itu, turut meneken kesepakatan perdamaian ini pada Rabu, 26 Agustus 2015.

Pemimpin pemberontak, Riek Machar, menandatangani kesepakatan di ibu kota Ethiopia, pekan lalu. Namun, pada hari yang sama, Kiir mengatakan pemerintahnya membutuhkan waktu untuk mempelajari isi perdamaian tersebut.

Dari markas Perserikatan Bangsa-Bangsa diperoleh kabar bahwa Dewan Keamanan PBB siap melakukan aksi bila Kiir tidak menandatangani kesepakatan perdamaian pada Rabu, 26 Agustus 2015, itu.

Wartawan Aljazeera, Anna Cavell, melaporkan dari Juba bahwa perubahan sikap Presiden Kiir ini sangat penting dan dapat mengubah kehidupan ratusan ribu orang yang terkena dampak perang saudara.

"Meski demikian, beberapa pucuk pimpinan pemberontak mengalami perpecahan. Dan mereka mengatakan bahwa kesepakatan perdamaian sama sekali tak bermakna bagi mereka. Hal itu tidak akan bisa mengakhiri peperangan," ujar Cavell.

Sudan Selatan dilanda perang saudara sejak Desember 2013 ketika terjadi perpecahan di kalangan pasukan keamanan. Sebagian anggota militer loyal kepada bekas Wakil Presiden Machar, yang dipecat oleh Kiir.

ALJAZEERA | CHOIRUL AMINUDDIN

Berita terkait

Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

21 Juni 2017

Putus Hubungan dengan Qatar, Kepentingan Yaman Diwakili Sudan

Sudan sepakat menerima permintaah Yaman.

Baca Selengkapnya

Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

1 April 2017

Amnesty: Sudan Selatan Bakar 2.000 Rumah Penduduk

PBB mengkategorikan pembakaran rumah penduduk sebagai genosida.

Baca Selengkapnya

TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

27 Februari 2017

TNI Gelar Festival Layang-layang di Sudan

Festival tersebut bertujuan menghibur para pelaksana misi perdamaian di Sudan di sela kegiatan rutin.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

21 Februari 2017

Penyelundupan Senjata di Sudan, Polisi RI Bakal Dipulangkan  

Wakil Menlu Abdurrahman Fachir memastikan polisi RI yang dituduh menyelundupkan senjata di Sudan akan dipulangkan.

Baca Selengkapnya

Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

5 Februari 2017

Perampokan Sapi, Ribuan Orang Tewas di Sudan Selatan

Kekerasan melanda desa-desa, perempuan diculik dan dibunuh.

Baca Selengkapnya

Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

13 Januari 2017

Keamanan Terkendali, Sudah Selatan Tolak Pasukan PBB

Menurut Menteri Pertahanan Kuol Manyang Juuk, Sudan Selatan memang sudah tak perlu lagi pasukan PBB untuk melindungi pasukan regi

Baca Selengkapnya

Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

21 Juni 2016

Tanpa Dakwaan, Sudan Bebaskan 6 Mahasiswa  

Para mahasiswa itu dicokok saat berlangsung kerusuhan di Univeritas Khartum yang melibatkan mahasiswa dan pasukan keamanan.

Baca Selengkapnya

PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

12 Maret 2016

PBB: Perempuan Dijadikan Upah Seks Milisi di Sudan

Pemerintah Sudan Selatan menolak militernya menjadikan warga sipil sasaran serangan, namun berjanji akan melakukan invstigasi.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

7 November 2015

Kecelakaan Pesawat, Bayi Ini Satu-satunya Korban Selamat

Bayi perempuan itu ditemukan ketika pasukan keamanan dan wartawan tengah berusaha mencari kotak hitam

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

4 November 2015

Kecelakaan Pesawat di Sudan Selatan, 41 Tewas  

Cuaca buruk menyulitkan petugas mencari korban lainnya.


Baca Selengkapnya