Duarrr.... Pelesiran Lioe Lie Tjing di Bangkok Berujung Maut

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Jumat, 21 Agustus 2015 06:33 WIB

Seorang wanita memegang bunga sambil berdoa untuk para korban ledakan bom motor di kuil Erawan, Bangkok, Thailand, 19 Agustus 2015. Ledakan di kuil Erawan menewaskan setidaknya 22 orang dan 120 lainnya luka-luka. AP/Sakchai Lalit

TEMPO.CO, Jakarta - Holy Indradjaja tak menyangka liburan keluarganya ke Bangkok menjadi liburan terakhir bersama ibunya, Lioe Lie Tjing. Rombongan keluarga ini berangkat ke Bangkok satu minggu sebelum ledakan bom memporak-porandakan sebagian pusat kota Bangkok, Thailand, Senin malam, 17 Agustus 2015.

Selain liburan, agenda keluarga ini sembahyang di wihara-wihara di Thailand. Holy mengatakan, kunjungan ke Negeri Gajah Putih agenda rutin keluarga setiap tahun. "Kami sering sembahyang bersama di Thailand," kata Holy saat ditemui di Rumah Duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara, Kamis, 20 Agustus 2015.

Saat hari kejadian, Holy sudah pulang ke Jakarta Senin siang. Rombongan keluarga lainnya memilih beristirahat di hotel. Sementara kedua orangtua Holy memutuskan berjalan-jalan di area Kuil Erawan. Tak disangka bom meledak di perempatan Ratchaphrasong, dekat Kuil Erawan, pada 18.55 waktu setempat.

Seluruh orang lari berhamburan menyelamatkan diri. Korban meninggal dan luka-luka dibawa ke rumah sakit terdekat. Belakangan, pemerintah Thailand mengumumkan 23 orang meninggal (beberapa di antaranya turis asing) dan seratusan orang lebih terluka karena pecahan bom atau serpihan benda lainnya.

Holy mengatakan, temannya yang menelepon soal ledakan bom Bangkok. Setelah tahu info itu, Holy langsung menghubungi ponsel kedua orangtuanya. Namun, tak ada jawaban. Beberapa kali dia mencoba, hasilnya nihil. Akhirnya ada jawaban dari ponsel ayahnya. Bukan ayahnya yang menjawab, melainkan orang lokal.

"Yang angkat telepon orang Thailand. Dia memberitahu dalam Bahasa Inggris lokasi ayah saya dirawat," kata Holy. Malam itu juga perwakilan keluarga terbang ke Bangkok mengecek keberadaan Hermawan dan Lieo. Keesokan harinya baru diketahui Lieo meninggal di lokasi kejadian, sedangkan Hermawan luka-luka dan harus dioperasi.

Menantu korban, William James Suparno, mengatakan bantuan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand mempercepat proses pemulangan jenazah Lioe serta urusan perawatan Hermawan di Bangkok. Jenazah Lioe pun tiba di Soekarno-Hatta, Banten, semalam dengan penerbangan maskapai Garuda.

Pada Rabu, 19 Agustus 2015 pukul 22.40 WIB, jenazah Lioe langsung disemayamkan di rumah duka Heaven, Pluit, Jakarta Utara. William mengatakan, jenazah baru akan dimakamkan Minggu pagi, 23 Agustus 2015, di Pemakaman San Diego Hill, Karawang, Jawa Barat.

"Kami melakukan pemakaman sesuai dengan tradisi Tionghoa," kata dia. Adapun, Hermawan masih berada di Bangkok untuk menjalani perawatan. Menurut William, kondisi ayah mertuanya sudah baik-baik saja. Selain itu, ada perwakilan keluarga yang bertugas menjaga Hermawan di rumah sakit.

YOLANDA RYAN ARMINDYA

Berita terkait

Dialog dengan Pelajar RI di Belanda, Luhut: Anda Pulang, Bisa Jadi Siapa Saja

1 Juni 2022

Dialog dengan Pelajar RI di Belanda, Luhut: Anda Pulang, Bisa Jadi Siapa Saja

Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Di sela-sela lawatannya, Luhut bertemu Perhimpunan Pelajar Indonesia di KBRI Den Haag.

Baca Selengkapnya

Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

3 Maret 2022

Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

Evakuasi WNI di Ukraina, Pakar Hubungan Internasional UNAIR menyebut Moldova berisiko karena memiliki wilayah yang berkonflik dan didukung Rusia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Ingin Lipatgandakan Perdagangan Tekstil dengan AS

20 Juli 2019

Indonesia Ingin Lipatgandakan Perdagangan Tekstil dengan AS

Diharapkan nilai perdagangan Indonesia-AS bisa mencapai US$60 miliar dalam 5 tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Disapa Garuda di Darfur

3 Juli 2019

Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Disapa Garuda di Darfur

29 orang Pasukan Perdamaian PBB asal Indonesia, UNAMID untuk wilayah tugas di Darfur, Sudan berkunjung ke KBRI Addis Ababa membagikan pengalamannya.

Baca Selengkapnya

90 Pemuda Ethiopia Beradu Gagasan di KBRI Addis Ababa, Untuk Apa?

1 Juli 2019

90 Pemuda Ethiopia Beradu Gagasan di KBRI Addis Ababa, Untuk Apa?

Sebanyak 90 pemuda inovator Ethiopia mempresentasikan gagasan dan pemikiran mereka di KBRI Addis Ababa untuk mengatasi berbagai persoalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Promosikan Kuliner dan Kerajinan di Marseille, Prancis

23 Juni 2019

Indonesia Promosikan Kuliner dan Kerajinan di Marseille, Prancis

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille mengelar bazaar kuliner, produk kerajinan, dan budaya Indonesia kepada masyarakat Prancis.

Baca Selengkapnya

KBRI Addis Ababa Peringati Hari Pasukan Perdamaian PBB

1 Juni 2019

KBRI Addis Ababa Peringati Hari Pasukan Perdamaian PBB

KBRI Addis Ababa di Ethiopia menggelar diskusil panel dan pameran foto memperingati hari Pasukan Perdamaian PBB.

Baca Selengkapnya

500 WNI Diperkirakan Mudik Via Pelabuhan Muar Malaysia Tiap Hari

28 Mei 2019

500 WNI Diperkirakan Mudik Via Pelabuhan Muar Malaysia Tiap Hari

Satuan Kerja Perhubungan KBRI Kuala Lumpur memprediksi 500 WNI mudik via Pelabuhan Muar, Negeri Johor, Malaysia, tiap hari.

Baca Selengkapnya

Kisah Menarik WNI Sambut Ramadan di Ethiopia

7 Mei 2019

Kisah Menarik WNI Sambut Ramadan di Ethiopia

Warga Muslim Indonesia di Addis Ababa, Ethiopia menyambut bulan suci Ramadan dengan salat tarawih di Wisma Indonesia, KBRI Addis Ababa, 5 Mei 2019.

Baca Selengkapnya

WNI Terlama Tinggal di Ethiopia Berikan Suara di Pemilu 2019

15 April 2019

WNI Terlama Tinggal di Ethiopia Berikan Suara di Pemilu 2019

Sebanyak 150 WNI di Ethiopia memberikan suaranya pada pemilu 2019, termasuk Savitri Ari Ernaningtya, WNI terlama tinggal di Ethiopia.

Baca Selengkapnya