Ledakan di Binhai Ubah Ribuan Mobil Baru Jadi Rongsokan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 14 Agustus 2015 13:21 WIB

Petugas pemadam kebakaran berjaga di sekitar lokasi ledakan gudang tempat menyimpan benda-benda yang mudah meledak di kompleks industri kota Tianjin, China, 13 Agustus 2015. Stasiun televisi CCTV mengatakan ledakan terjadi saat pengapalan bahan peledak sekitar pukul 23.30 waktu setempat di zona pembangunan Binhai. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan hebat yang menghancurkan di Kota Binhai, Provinsi Tianjin, Cina, Rabu, 12 Agustus 2015, membuat mobil-mobil yang baru saja dirakit menjadi besi rongsokan. Binhai merupakan incaran pabrikan otomotif dunia untuk membuka lini rakitan di kota pelabuhan di Provinsi Tianjin tersebut.


Ledakan dasyat di kota pelabuhan Binhai berawal dari ledakan sebuah kapal kargo Rabu, 12 Agustus 2015 pukul 23:30 waktu setempat atau Kamis dini hari, 13 Agustus 2015, pukul 00:30 waktu Jakarta.


Ledakan kapal itu memicu ledakan kedua yang lebih dasyat lagi di kawan industri sekitarnya. Sekadar ilustrasi, ledakan pertama hanya berkekuatan 3 ton TNT, sedangkan ledanan kedua berkekuatan 21 ton TNT.


Dow Jones melaporkan ledakan berasal dari gudang perusahaan logistik Ruihai International Logistics, yang melayani angkutan bahan-bahan kimia yang mudah terbakar.


Menurut Reuters, 50 orang tewas dan lebih dari 700 terluka akibat ledakan itu. Beberapa pabrikan yang membuka lini rakitan mobil di Binhai di antaranya Renault, Hyundai, Land Rover, Toyota, VW.


Advertising
Advertising

Renault mengklaim 1.000 mobil hancur, sementara itu Hyundai melaporkan 4.000 unit mobil. Padahal, mobil-mobil tersebut baru saja dirakit dan siap diekspor.


Belum lagi pabrikan mobil lainnya seperti Toyota, Land Rover, dan VW. Situs carnewschina.com mencatat Renault banyak kehilangan potensi pasarnya untuk memasarkan Renault Koleos.


Foto-foto koleksi Reuters menjukkan mobil Renault Koleos hangus dan terkelupas eksteriornya, semantara interiornya terlihat hancur dan hangus terbakar.


Dengan tingkat kerusakan seperti itu, rasanya sulit untuk memperbaiki Renault Koleos tersebut. Mobil itu mau tidak mau akan menjadi besi rongsokan.


Nasib serupa juga menimpa beberapa pabrikan mobil yang membuka lini rakitan di Kota Binhai Provinsi Tianjin.


Reuters melaporkan bahwa Hyundai Motor mengklaim sekitar 4.000 unit mobil yang baru dirakit pabrikan asal Korea Selatan itu juga hancur. Begitu pula dengan nasib pabrikan mobil lainnya yang membuka lini pabrik di Binhai. Sebut saja Land Rover, Hyundai, dan Toyota.


BISNIS.COM









Berita terkait

UMKM Tergencet Impor, Teten Masduki Usul Produk Cina Berlabuh Dulu di Papua

29 Maret 2023

UMKM Tergencet Impor, Teten Masduki Usul Produk Cina Berlabuh Dulu di Papua

Menteri Koperasi Teten Masduki mengusulkan supaya impor produk Cina masuk dari pelabuhan di Papua, tidak langsung masuk ke pasar Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Cina Kuasai 73 Persen Pasar Ponsel di Indonesia, Siapa Teratas?

7 September 2020

Cina Kuasai 73 Persen Pasar Ponsel di Indonesia, Siapa Teratas?

Ponsel asal Cina menguasai dua pertiga pangsa pasar di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Virus Corona Belum Reda, Ini Daftar Larangan Impor Produk Cina

12 Februari 2020

Virus Corona Belum Reda, Ini Daftar Larangan Impor Produk Cina

Sementara virus corona masih menyebar, pemerintah melarang impor kuda, keledai, bagal dan hinnie termasuk bibitnya dari Cina.

Baca Selengkapnya

Virus Corona, Kemendag Stop Impor Produk Cina untuk Sementara

3 Februari 2020

Virus Corona, Kemendag Stop Impor Produk Cina untuk Sementara

Menyusul penyebaran virus corona, impor produk asal Cina akan dihentikan sementara.

Baca Selengkapnya

Cina Ngotot Soal Natuna, Pemerintah Diminta Ancam Pangkas Impor

3 Januari 2020

Cina Ngotot Soal Natuna, Pemerintah Diminta Ancam Pangkas Impor

Pemerintah diminta tegas menekan Cina yang masih ngotot mengklaim Laut Natuna di Kepulauan Riau.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Impor Barang Konsumsi Mayoritas Apel dan Jeruk Mandarin

16 Desember 2019

BPS Sebut Impor Barang Konsumsi Mayoritas Apel dan Jeruk Mandarin

BPS impor barang konsumsi melonjak 16,13 persen secara bulanan (mtm) atau naik sebesar US$ 231,7 juta.

Baca Selengkapnya

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

5 Oktober 2019

Bangkrut, 188 Industri Tekstil Jabar Relokasi ke Jateng

Sejak Januari 2018 hingga September 2019 tercatat 188 industri tekstil dan produk tekstil (TPT) di Jabar bangkrut dan relokasi ke Jateng.

Baca Selengkapnya

Impor Produk Cina Melonjak Rp 21 T, Mendag Bilang Bagus karena...

16 Agustus 2019

Impor Produk Cina Melonjak Rp 21 T, Mendag Bilang Bagus karena...

Menteri Perdagangan lonjakan impor produk Cina sepanjang Juli 2019 terbilang bagus karena didominasi barang modal, bukan konsumsi.

Baca Selengkapnya

Impor Cina Naik Rp 21 T,Menperin Akan Investigasi Praktik Dumping

16 Agustus 2019

Impor Cina Naik Rp 21 T,Menperin Akan Investigasi Praktik Dumping

Menteri Perindustrian bakal melakukan investigasi dumping, terkait melonjaknya impor barang dari Cina sepanjang Juli 2019 yang sebesar Rp 21 triliun.

Baca Selengkapnya

Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

15 Agustus 2019

Impor Produk Cina Naik Rp 21 T dalam Sebulan, Ini Kata Kemendag

Kementerian Perdagangan belum bisa memastikan apakah penyebab banjir produk Cina impor itu adalah melemahnya mata uang Yuan.

Baca Selengkapnya