Barat Didesak Cegah Eksekusi Eks Kepala Intel Qadafi  

Reporter

Editor

Abdul Manan

Kamis, 6 Agustus 2015 23:37 WIB

Seorang petugas berjalan dekat pesawat Pan Am yang meledak karena bom dan jatuh di dekat kota Lockerbie, Skotlandia (21/12/1988). AP/Martin Cleaver

TEMPO.CO, Tripoli - Kelompok warga Amerika Serikat, Inggris dan Irlandia dilaporkan menekan pemerintah mereka untuk mencegah eksekusi mati yang akan dilaksanakan terhadap Abdullah al-Senussi, mantan orang kuat intelijen Libya. Pria 65 tahun itu memimpin badan intelijen Libya selama pemerintahan Muammar Qadafi.

Al-Senussi pekan lalu ia dihukum mati oleh pengadilan di Tripoli atas perannya dalam "menghasut genosida" selama perang sipil 2011 yang menggulingkan rezim Qadafi. Pemerintah Libya mengatakan, mereka berniat untuk mengeksekusi Senussi September mendatang.

Ian Allen, dalam intelnews.org edisi 5 Agustus 2015 menulis, para pejabat Amerika, Inggris dan Irlandia sedang didesak untuk melakukan intervensi untuk menghentikan eksekusi Senussi. Tujuannya, agar ia dapat membantu menjelaskan peran Libya dalam plot teroris internasional pada 1980-an dan 1990-an.

Karir Senussi melejit pada tahun 1970 setelah menikah dengan adik ipar pemimpin Libya itu. Akhirnya, ia menjadi salah satu pembantu yang paling terpercaya Qadafi, mengawalnya untuk sebagian besar perjalanan keliling dunia, termasuk untuk kebutuhan medis presiden Libya itu.

Selama pemerintahan Senussi, terutama pada 1980-an, Libya memperkuat hubungannya dengan kelompok-kelompok militan di Afrika, Timur Tengah dan Eropa. Soal inilah yang membuat beberapa pejabat Eropa dan Amerika menggambarkan dia sebagai "orang yang paling dicari di dunia".

Bulan lalu, Senussi menjadi satu dari sembilan mantan pembantu dan pejabat era Qadafi yang dihukum mati oleh pengadilan di ibukota Libya. Termasuk di dalamnya adalah salah satu putra Qadafi, Seif al-Islam al-Qadafi, serta eks Perdana Menteri Libya, Baghdadi al Mahmoudi.

Ironisnya, hukuman terhadap anak Qadafi tidak dapat dilaksanakan karena ia berada di tangan milisi di Libya barat. Mereka menolak untuk menyerahkan Seif ke pemerintah pusat di Tripoli sejak 2011. Sedangkan Senussi ditahan di Tripoli setelah ditangkap di Bandara Nouakchott Internasional di Mauritania, Maret 2012. Penangkapan ini diyakini akibat keberhasilan operasi intelijen yang dipimpin Prancis.

Sejumlah orang meyakini bahwa Senussi mengetahui rincian penting yang berkaitan dengan pemboman pesawat Pan Am 103 di atas Lockerbie, Skotlandia, yang menewaskan 270 orang pada 1988. Dia juga diduga memiliki informasi yang berkaitan dengan dukungan Libya untuk Provisional Irish Republican Army. Kelompok militan itu dikatakan telah menerima pelatihan, senjata, dan uang tunai dari pemerintah Libya pada 1980-an dan 1990-an.

Korban operasi IRA dan keluarga mereka terus menekan pemerintah Inggris untuk campur tangan mencegah eksekusi terhadap Senussi sejak ekstradisinya ke Libya dari Mauritania pada tahun 2013.

INTELNEWS.ORG | ABDUL MANAN

Berita terkait

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

10 September 2018

Markas Perusahaan Minyak Nasional Libya Diserang, 4 Orang Tewas

Sejumlah pria bersenjata menyerang kantor pusat perusaahan minyak nasional Libya, NOC, di Tripoli, Senin 10 September 2018.

Baca Selengkapnya

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

18 Mei 2018

Trump Pastikan Model Libya Tak Dilakukan di Korea Utara

Trump mengatakan penyelesaian denuklirisasi Korea Utara tidak akan menggunakan model Libya, seperti disuarakan penasehat Keamanan AS, John Bolton.

Baca Selengkapnya

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

11 Juni 2017

Sempat Divonis Mati, Putra Khadafi Malah Dibebaskan  

Saif al-Islam, putra kedua Muamar Khadafidiktator Libya yang telah dijungkalkan, dilaporkan bebas dari penjara.

Baca Selengkapnya

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

28 Februari 2017

ISIS Paksa Perawat Filipina Latih Militan di Libya  

Staf kesehatan Filipina bekerja di rumah sakit utama di Sirte, Libya, yang digunakan ISIS untuk mengobati militan yang terluka.

Baca Selengkapnya

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

22 Februari 2017

Bulan Sabit Merah Temukan 74 Mayat di Pantai Libya

Kemungkinan masih ada korban yang tenggelam ke dalam laut.

Baca Selengkapnya

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

5 Februari 2017

Libya Cegat 400 Pengungsi Tujuan Eropa

Di antara pengungsi yang berada di perahu tersebut berasal dari Suriah, Tunisia, Libya, dan wilayah otoritas Palestina.

Baca Selengkapnya

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

21 November 2016

Gara-gara Monyet Perang Suku Pecah di Libya, 20 orang Tewas

Keluarga siswa SMA yang menjadi korban serangan monyet yang dilepaskan tiga pemuda, membalas dendam hingga terjadi perang suku di Shaba,Libya.

Baca Selengkapnya

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

3 Oktober 2016

Tragis, Wartawan Belanda Tewas Ditembak Sniper  

"Mayat Oerlemans dibawa ke rumah sakit Misrata, 200 kilometer sebelah barat Sirte."

Baca Selengkapnya

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

17 Agustus 2016

Libya Rebut Kembali Sirte dari Tangan ISIS  

"Distrik Dua berhasil dibebaskan," kata Reda Issa, juru bicara pasukan pro-pemerintah, kepada kantor berita Reuters.

Baca Selengkapnya

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

2 Agustus 2016

Pertama Kali, Jet AS Hajar Basis ISIS di Libya  

Menurut keterangan Pentagon, serangan udara yang dilancarkan pada Senin kemarin untuk menjawab permintaan Otoritas Pemerintah Nasional (GNA).

Baca Selengkapnya