TEMPO.CO, Yangoon - Banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah sekitar Myanmar kini semakin serius, menyebabkan 46 orang meninggal, sementara sekitar 200 ribu penduduk mengungsi ke lokasi penampungan akibat dampak bencana alam.
Pemerintah Myanmar mengatakan tim penyelamat tengah bekerja keras membantu puluhan ribu penduduk yang terjebak karena banjir yang mencapai atap rumah. Situasi itu menyebabkan penduduk di pedalaman terpaksa menggunakan perahu dan rakit buatan sendiri menuju ke tempat yang lebih aman.
Rute-rute yang menuju ke kota-kota yang berada di pedalaman bagian utara dan barat Myanmar juga mengalami kerusakan, menyebabkan tim penyelamat mengalami kesulitan untuk mengetahui kerusakan nyata akibat bencana tersebut.
Perserikatan Bangsa-Bangsa memperingatkan bahwa sungai-sungai kini meluap dan mengancam lebih banyak daerah ketika Asia dilanda hujan monsun. "Logistik amat sulit. Tim peninjau susah sampai ke daerah yang terkena banjir," kata juru bicara PBB, Pierre Peron, seperti yang dilansir Mstar, Selasa, 4 Agustus 2015.
Peron mengatakan PBB khawatir dengan situasi ini. Meski banjir di sebagian wilayah mulai surut, air sungai masih meluap dan menenggelami daerah baru. Hujan terus menerus pada minggu lalu diperparah oleh siklon Komen yang membawa angin kencang dan hujan lebat di barat negara itu.
Penduduk dekat Kota Kalay, wilayah Sagaing di sebelah barat laut Myanmar, masih terjebak akibat banjir yang menenggelamkan rumah mereka. "Tidak ada peringatan langsung, kami sangka ini musim banjir biasa," kata seorang korban banjir berusia 30 tahun, Aye Myat Su.
Sejak beberapa hari lalu, ratusan orang juga tewas di India, Nepal, Pakistan dan Vietnam akibat banjir dan longsor selama musim hujan.
MSTAR | YON DEMA
Berita terkait
5 Negara Ini Sedang Alami Cuaca Panas Ekstrem, Waspada Saat Mengunjunginya
2 jam lalu
Sejumlah negara sedang mengalami cuaca panas ekstrem. Mana saja yang sebaiknya tak dikunjungi?
Baca SelengkapnyaBanjir Bandang dan Tanah Longsor di Kenya Menewaskan 181 Orang
11 jam lalu
Banjir bandang ini telah berdampak pada negara tetangga Kenya yakni Burundi dan Tanzania
Baca SelengkapnyaCuaca Panas Ekstrem Melanda Asia, Myanmar Tembus 48,2 Derajat Celcius
1 hari lalu
Asia alamai dampak krisis perubahan iklim. Beberapa negara dilanda cuaca panas ekstrem. Ada yang mencapai 48,2 derajat celcius.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE
5 hari lalu
Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.
Baca SelengkapnyaTanggapan Walhi Jatim Terhadap Banjir di Kota Surabaya Sepanjang 2024
5 hari lalu
Pada 2024, Kota Surabaya menjadi salah satu wilayah di Jawa Timur yang merasakan langsung dampak banjir. Walhi Jatim beri tanggapan.
Baca SelengkapnyaGiliran KKP Tangkap Kapal Asing Malaysia yang Menangkap Ikan di Selat Malaka
6 hari lalu
KKP meringkus satu kapal ikan asing ilegal berbendera Malaysia saat kedapatan menangkap ikan di Selat Malaka.
Baca SelengkapnyaBMKG Imbau Masyarakat Jawa Tengah Waspadai Banjir Meski Jelang Kemarau
6 hari lalu
BMKG imbau masyarakat Jawa Tengah mewaspadai potensi banjir dan longsor. Jawa Tengah diperkirakan mulai masuk kemarau bulan April ini.
Baca SelengkapnyaRatusan Rumah di Luwu Sulawesi Selatan Terendam Banjir setelah Hujan 10 Jam
7 hari lalu
Kendati mulai surut, BNPB mengantisipai banjir susulan.
Baca SelengkapnyaBNPB: Hujan Lebat 10 Jam, Lebih dari 100 Rumah Terendam Banjir di Kabupaten Luwu
7 hari lalu
BNPB menyatakan, hujan lebat selama 10 jam menyebabkan banjir di Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPerang Saudara Myanmar: Kelompok Perlawanan Tarik Pasukan dari Perbatasan Thailand
7 hari lalu
Tentara Pembebasan Nasional Karen memutuskan menarik pasukannya dari perbatasan Thailand setelah serangan balasan dari junta Myanmar.
Baca Selengkapnya