TEMPO.CO, Washington DC - Roket tak berawak pembawa bahan bakar milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA), SpaceX, meledak Minggu, 28 Juni 2015, setelah beberapa menit meluncur ke udara. Roket bernama Naga SpX-7 tersebut membawa sejumlah kebutuhan logistik ke stasiun luar angkasa (International Space Stasion atau ISS).
Sebuah video di Instagram yang diunggah oleh akun @airlineflyer menunjukkan roket meledak dalam hitungan menit dan hancur berkeping-keping. Serpihan roket jatuh ke Samudera Atlanatik.
Administrator NASA, Charles Bolden, menyayangkan peristiwa ini. Meski begitu, ia yakin para astronot tetap selamat dan memiliki cadangan kebutuhan yang cukup selama beberapa bulan ke depan di luar angkasa.
"Kami akan selidiki apa yang terjadi dengan SpaceX, memecahkan masalahnya, dan terbang lagi," kata Bolden, seperti yang dilansir The Guardian, Minggu, 28 Juni 2015.
Manager Program Stasiun Luar Angkasa NASA Michael Suffredini mengatakan roket tersebut membawa lebih dari 2 ton barang, termasuk 1.500 pounds makanan dan kebutuhan para astronot.
Menurut dia, meledaknya roket membuat tim kehilangan adaptor dan sistem radio. Adaptor digunakan untuk persiapan misi-misi komersial. Rencananya roket akan kembali ke bumi dengan membawa 675 kilogram barang.
"Kami telah kehilangan beberapa perangkat hasil penelitian, tapi kami harus perbaiki itu," kata Suffredini.
Roket Dragon SpX-7 didorong dari pesawat Falcon 9. Roket ini milik pengusaha teknologi Elon Musk. Setelah kejadian, Musk akan mengecek kesalahan yang terjadi pada pesawatnya. "Kami akan kumpulkan data secepatnya," kata dia. Investigasi diperkirakan selesai kurang dari setahun.
THE GUARDIAN | PUTRI A
Berita terkait
Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan
4 hari lalu
NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.
Baca SelengkapnyaKepala OIKN Klaim Pembangunan IKN Bawa Manfaat untuk Semua Pihak, Bagaimana Faktanya?
18 hari lalu
Kepala Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono klaim bahwa pembangunan IKN akan membawa manfaat bagi semua pihak.
Baca SelengkapnyaJutaan Orang Terpukau Gerhana Matahari Total di Amerika Utara
19 hari lalu
Cerita orang-orang yang menikmati dan berburu fenomena gerhana matahari total di Amerika Utara. Tetap terpukau meski sebagian terganggu awan.
Baca SelengkapnyaPerburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA
20 hari lalu
Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.
Baca Selengkapnya6 Atraksi Wisata yang Disiapkan untuk Melihat Gerhana Matahari Total
20 hari lalu
Gerhana matahari total akan terjadi pada 8 Maret 2024
Baca SelengkapnyaFakta-fakta Ihwal Gerhana Matahari Total 8 April 2024
21 hari lalu
Gerhana matahari total akan dimulai di Sinaloa Meksiko, dan kemudian bergerak menuju arah timur laut, melewati Texas, menyeberangi 15 negara bagian AS
Baca SelengkapnyaMitos dan Fakta dalam Gerhana Matahari
21 hari lalu
Gerhana matahari ini dimulai di Sinaloa, Meksiko dan bergerak arah timur laut, ke Texas, dan melintasi 15 negara bagian AS sebelum berakhir di Kanada
Baca SelengkapnyaInilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024
21 hari lalu
NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.
Baca Selengkapnya4 Fakta Gerhana Matahari 8 April, Jadi Pembatas Akhir Ramadan dan Awal Syawal 1445 H
25 hari lalu
Ramadan tahun 2024 akan diakhiri dengan fenomena gerhana. Bulan Syawal akan dimulai setelah gerhana tersebut.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno: Aktivitas Perusahaan Sukanto Tanoto di IKN, Deforestasi Kalimantan, Bencana Akibat Penggundulan Hutan
38 hari lalu
Tiga artikel terkait IKN menjadi Top 3 Tekno Tempo pada hari ini. Berita terpopuler mengenai aktivitas perusahaan milik Sukanto Tanoto di IKN.
Baca Selengkapnya