TEMPO.CO, London - Seorang pejabat militer Rwanda ditangkap petugas keamanan di London karena diduga terlibat dalam kejahatan perang melawan warga sipil. Penangkapan itu berlangsung ketika dia melakukan perjalanan bisnis ke Inggris pada awal Juni 2015.
Karenzi Karake, Direktur Jenderal Dinas Keamanan dan Intelijen Rwanda, dicegah meninggalkan Inggris pada Sabtu, 20 Juni 2015, oleh Unit Ekstradisi Kepolisian Metro berdasarkan permintaan pihak berwenang Spanyol.
Hakim di Spanyol pada 2008 menuding Karake terlibat dalam kejahatan perang di Rwanda pada 1994. Dalam tuduhan hakim disebutkan Karake memerintahkan genosida ketika dia menjabat Kepala Dinas Intelijen Militer antara 1994 dan 1997.
Dia juga memerintah pembunuhan terhadap tiga warga negara Spanyol yang bekerja untuk organisasi Médicos del Mundo. "Dia salah satu pejabat militer Rwanda yang diduga terlibat dalam kejahatan perang."
Karake saat ini menjadi anggota Front Patriotik Rwanda, partai berkuasa di Rwanda. Dia merupakan orang yang paling bertanggung jawab atas pembunuhan 800 ribu warga Tutsi dan politikus Hutu.
Dia sebelumnya menjabat Wakil Komandan Pasukan Perdamaian PBB di Darfur, Sudan, hingga 2009. Penunjukannya sempat diprotes kelompok pemerhati hak asasi manusia karena dia danggap sebagai perencana serangan mematikan terhadap warga sipil ketika pasukan Rwanda berperang melawan Uganda di Republik Demokratik Kongo pada 2000.
Jordi Palou-Loverdos, pengacara yang mewakili sembilan korban pembunuhan asal Spanyol di Rwanda, mengatakan kepada BBC, "Kami, atas nama korban pembunuhan, saat ini berharap mendapatkan keadilan dan Karaenzi Karake segera diterbangkan ke Spanyol untuk diadili."
GUARDIAN | CHOIRUL AMINUDDIN
Berita terkait
Emmanuel Macron Minta Maaf, Akui Prancis Terlibat Genosida Rwanda
27 Mei 2021
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengakui Prancis terlibat dalam genosida Rwanda yang menewaskan 800.000 Tutsi dan Hutu moderat.
Baca SelengkapnyaFakta tentang Konflik Rwanda, Genosida dan Perang Saudara
17 Mei 2020
Kepolisian Paris telah menangkap pria paling dicari di Rwanda, Felicien Kabuga, seorang arsitek genosida yang menewaskan sekitar 800.000 orang.
Baca SelengkapnyaPria Eks Salesman Pepsi Cola Dinobatkan Jadi Raja Rwanda
14 Januari 2017
Pria warga Inggris yang pernah menjadi salesman Pepsi Cola ini secara mengejutkan diangkat menjadi Raja Rwanda.
Baca SelengkapnyaMinta Maaf, Gereja Katolik Akui Terlibat Genosida di Rwanda
22 November 2016
Gereja Katolik meminta maaf atas keterlibatannya melakukan genosida dalam perang saudara di Rwanda tahun 1994 yang menewaskan 800 ribu orang.
Baca SelengkapnyaGorila Mabuk Tonjok Fotografer
9 Februari 2015
Gorila seberat 250 kilogram itu mabuk karena kebanyakan
memakan batang bambu. Fotografer jadi korban.
Rwanda Kalahkan Indonesia Soal Bersih dari Korupsi
1 November 2014
Berdasarkan Transparancy International, Rwanda berada di
peringkat 50 teratas sebagai negara yang bersih dari korupsi.
Sedangkan Indonesia di 114.
Wali Kota Rwanda Dihukum di Jerman karena Genosida
19 Februari 2014
Onesphore Rwabukombe dinilai membantu pembunuhan setidaknya 450 pria, wanita dan anak-anak di kompleks gereja Kiziguro.
Baca SelengkapnyaPanglima Perang Kongo Akhirnya Dibawa ke Den Haag
22 Maret 2013
Bosco Ntaganda, komandan pemberontak yang dijuluki "Terminator" itu, menyerahkan diri ke Kedutaan Besar AS Senin lalu.
Baca SelengkapnyaRwanda Penjarakan Pemimpin Oposisi
31 Oktober 2012
Dituduh terlibat dalam pembunuhan massal pada 1994.
Baca SelengkapnyaMiliter Rwanda Dituduh Siksa Warga Sipil
8 Oktober 2012
Rwanda dituding mensuplai persenjataan untuk pemberontak Kongo.
Baca Selengkapnya