Kepala Sekolah di Xinjiang Diminta Larang Siswanya Berpuasa

Reporter

Sabtu, 20 Juni 2015 13:23 WIB

Puluhan tentara Cina membentuk formasi saat berjaga-jaga di depan masjid Id Kah di Kashgar, Cina (31/7). Puluhan komunitas Uighur dan Han diserang oleh sekolompok orang yang tidak dikenal yang menewaskan puluhanan orang dan luka-luka. Getty Images

TEMPO.CO, Beijing - Biro Pendidikan Tarbaghatay City (Tacheng) di utara Xinjiang, Cina, meminta kepala sekolah melarang siswanya yang beragama Islam berpuasa, pergi ke masjid, dan mengikuti aktivitas keagamaan selama Ramadan.

Seruan yang sama juga diunggah di situs Biro Pendidikan dan Sekolah Xinjiang. Pejabat di wilayah Qiemo mengumumkan pemimpin agama di sana sebaiknya meningkatkan inspeksi selama Ramadan agar stabilitas sosial terjaga.

Masyarakat di Desa Yili, dekat perbatasan Kazakstan menyatakan tiap penjaga masjid wajib mengecek kartu identitas jemaah yang melaksanakan salat di masjid selama Ramadan ini.

Tak hanya bagi pelajar, pemerintah Cina juga melarang pekerja sipil dan guru berpuasa dan mewajibkan seluruh restoran tetap buka.

"Tempat makanan akan beroperasi normal selama Ramadan," kata pemerintah seperti yang ditulis dalam pengumuman di situs administrasi makanan dan obat-obatan wilayah Xinjiang, Jinghe.

Seorang pejabat Bole dalam suatu pertemuan menjelaskan selama Ramadan jangan terikat puasa, begadang, atau kegiatan keagamaan lain.

Partai Komunis Cina memang melarang kewajiban puasa di Daerah Otonomi Uighur, Xinjiang, sejak beberapa tahun lalu. Xinjiang berbatasan dengan Mongolia di sebelah timur, Rusia di utara, serta Kazakstan, Kirgistan, Tajikistan, Afganistan, dan Kashmir di barat.

Penduduk asli Xinjiang berasal dari ras-ras Turki yang beragama Islam, terutama suku Uighur dan suku Kazak. Xinjiang pernah memproklamasikan diri sebagai Republik Turkestan Timur pada awal 1930-an.

Uni Soviet menindas proklamasi ini dan belakangan Cina komunis menguasai daerah ini. Pemerintah Cina kemudian mendatangkan penduduk dari etnis Han untuk tinggal di Xinjiang guna menekan dominasi etnis Uighur.

Namun identitas etnis Uighur yang beragama Islam tetap bertahan meski dikekang di bawah rezim komunis. Pimpinan kelompok Uighur mengatakan pembatasan kegiatan umat muslim di Cina justru meningkatkan ketegangan sosial. Sebelumnya, terjadi bentrokan yang menewaskan ratusan orang akibat larangan itu.

Pemerintah Cina menganggap salah satu cara menghadapi ancaman Xinjiang yaitu dengan cara mendoktrin kelompok muslim sebagai ekstremis yang menimbulkan perpecahan.

Juru bicara Kongres Uighur Dunia, Dixat Rexit, mengatakan tujuan Cina melarang Uighur berpuasa agar keyakinan mereka luntur dan terpecah belah. Menurut dia, kebijakan larangan berpuasa adalah provokasi serta hanya menciptakan konflik dan instabilitas.

THE NATIONAL | PUTRI A.


Berita terkait

Penuhi Ekspor ke Tiongkok, Harga Lobster Lampung Naik Menjelang Imlek

8 Februari 2021

Penuhi Ekspor ke Tiongkok, Harga Lobster Lampung Naik Menjelang Imlek

Harga lobster milik pembudidaya lobster di Lampung naik menjadi Rp 500 ribu hingga Rp 600 ribu per kilogram menjelang hari raya Imlek.

Baca Selengkapnya

Thuisa Talks - Potensi Mahasiswa Indonesia Di Tiongkok

25 Agustus 2020

Thuisa Talks - Potensi Mahasiswa Indonesia Di Tiongkok

THUISA sukses menghadirkan tiga tokoh internasional yang benar-benar menguasai informasi tentang Tiongkok dan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Tenaga Kerja Asing dari Cina Pulang Nonreaktif Covid-19

22 Mei 2020

Tenaga Kerja Asing dari Cina Pulang Nonreaktif Covid-19

Pada rombongan pertama, para tenaga kerja asing asal Tiongkok menjalani pemeriksaan keimigrasian dengan protokol pencegahan penyebaran COVID-19.

Baca Selengkapnya

Kontrak Kerja Habis, 190 Tenaga Kerja Asing Tiongkok Pulang

22 Mei 2020

Kontrak Kerja Habis, 190 Tenaga Kerja Asing Tiongkok Pulang

Direktorat Jenderal Imigrasi menerapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 dalam pemulangan tenaga kerja asing asal Tiongkok itu.

Baca Selengkapnya

6 Mahasiswa Banten dari Tiongkok Jalani Karantina Virus Corona

5 Februari 2020

6 Mahasiswa Banten dari Tiongkok Jalani Karantina Virus Corona

Enam mahasiswa Banten dari Tiongkok jalani karantina virus corona selama 14 hari.

Baca Selengkapnya

10 Fakta Penting Soal Virus Corona.

28 Januari 2020

10 Fakta Penting Soal Virus Corona.

Berita-berita soal virus Corona mengegerkan dunia pada beberapa hari terakhir.

Baca Selengkapnya

Karena Virus Corona, Facebook Larang Pegawai Masuk Kantor

28 Januari 2020

Karena Virus Corona, Facebook Larang Pegawai Masuk Kantor

Virus Corona membuat Facebook mengambil sejumlah langkah untuk melindungi pegawainya.

Baca Selengkapnya

Ini Rincian Korban Virus Corona di Seluruh Dunia

28 Januari 2020

Ini Rincian Korban Virus Corona di Seluruh Dunia

Tiongkok masih menjadi satu-satunya kawasan dengan korban meninggal virus Corona.

Baca Selengkapnya

Angka Korban Meninggal Virus Corona Naik Menjadi 106

28 Januari 2020

Angka Korban Meninggal Virus Corona Naik Menjadi 106

Penambahan jumlah korban virus Corona berasal dari Tiongkok saja.

Baca Selengkapnya

2 Strategi Pemerintah Cegah Virus Corona dari Tiongkok

27 Januari 2020

2 Strategi Pemerintah Cegah Virus Corona dari Tiongkok

Dua strategi pemerintah meliputi penguatan cegah tangkal serta informasi tentang virus Corona.

Baca Selengkapnya