TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu rumah sakit terkemuka di Thailand, yang lebih dikenal sebagai rumah sakit untuk para turis, menyatakan telah mendapatkan satu kasus virus Sindrom Pernapasan Timur Tengah atau MERS pada Jumat, 19 Juni 2015. Para otoritas rumah sakit itu mengatakan perlu empat hari bagi mereka untuk mengkonfirmasi kebenaran penyakit yang diderita korban tersebut adalah sindrom pernapasan yang menyebabkan kematian.
Thailand mengatakan kasus MERS yang merambah ke negara mereka datang dari seorang pengusaha 75 tahun asal Oman. Pria itu sengaja datang ke Bangkok untuk melakukan kunjungan kesehatan terkait dengan kondisi jantungnya. "Pasien itu datang kepada kami sudah dalam keadaan batuk dan tidak ada demam," kata salah satu dokter di rumah sakit itu.
Mereka pun meminta pasien segera melakukan pemeriksaan X-Ray. Sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, pihak dokter mengatakan ada dua kemungkinan penyakit yang kemungkinan diderita pasien, sakit jantung atau terjangkit virus MERS.
Rumah sakit itu juga mengatakan ada 58 petugas kesehatan yang dikarantina. Meski begitu, semua kegiatan berjalan secara normal. Pasien yang diduga terinfeksi itu sudah dipindahkan ke Bangkok Bamrasnaradura Infectious Diseas Institute pada Kamis lalu. Sejak ada kasus itu, para staf rumah sakit membagi-bagikan masker kepada para pengunjung rumah sakit.
Sebelumnya, wabah MERS sempat sampai ke Korea Selatan sejak akhir bulan lalu. Hingga hari ini sudah terdapat 166 orang yang terinfeksi penyakit itu. Sebanyak 24 orang di antaranya meninggal.
REUTERS | MITRA TARIGAN
Berita terkait
WHO Laporkan Kasus MERS di Arab Saudi, Dua Orang Tewas
20 Februari 2024
Terdapat empat kasus MERS-CoV yang dikonfirmasi, dua diantaranya berujung pada kematian dan dilaporkan ke WHO oleh Arab Saudi
Baca SelengkapnyaPiala Dunia 2022 Dibayangi Flu Unta, WHO: 35 Persen Pasien Terinfeksi Meninggal
16 Desember 2022
Ajang sepak bola Piala Dunia 2022 di Qatar dibayang-bayangi sebaran flu unta atau MERS. Seberapa berbahanya dan Bagaimana gejalanya?
Baca SelengkapnyaUpamecano dan Rabiot Terserang Virus Menjelang Final, Didier Deschamps Ambil Tindakan Pencegahan
15 Desember 2022
Didier Deschamps mengatakan Upamecano dan Rabiot tidak tampil di semifinal setelah menderita sakit dalam beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaBayang-bayang Flu Unta dan Piala Dunia 2022, Kenali Gejala dan Pencegahannya
15 Desember 2022
Sebelum perhelatan Piala Dunia 2022, terdapat setidaknya 2.600 kasus flu unta yang terkonfirmasi dan 935 di antaranya menyebabkan kematian.
Baca SelengkapnyaPiala Dunia Qatar, Suporter Negara Lain Diminta Waspada Flu Unta
8 Desember 2022
MERS adalah satu dari delapan risiko infeksi potensial yang secara teoritis dapat muncul selama Piala Dunia Qatar 2022.
Baca SelengkapnyaNeoCoV dan Mutasi Virus Corona, Ini Alasan untuk tidak Panik
31 Januari 2022
Masyarakat diminta tak panik dengan kabar tentang NeoCoV, jenis yang lain lagi dari keluarga virus corona--berbeda dari SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.
Baca SelengkapnyaSembuhkan Kera dari MERS, Vaksin Diuji untuk COVID-19
20 April 2020
MERS-CoV adalah kerabat dari sindrom pernafasan akut parah virus corona 2 (SARS-CoV-2), yang menyebabkan penyakit COVID-19.
Baca SelengkapnyaInfeksi Virus Corona, Begini Badai Sitokin Bisa Bikin Fatal
3 April 2020
Infeksi virus corona COVID-19 dan bahkan sekadar influenza bisa berujung fatal karena fenomena yang disebut badai sitokin.
Baca SelengkapnyaAwas Tertular, Virus Corona Bisa Bertahan 5 Hari pada Kertas
19 Maret 2020
Pandemi virus corona, membuat masyarakat semakin khawatir. Selain antar manusia, virus corona bisa bertahan lama di permukaan berbahan ini.
Baca SelengkapnyaTop 3 Tekno Berita Hari Ini: Imun Anak versus COVID-19
16 Maret 2020
Sejauh ini tidak ada anak-anak yang sakit parah, apalagi meninggal, akibat penyakit virus corona 2019 alias COVID-19.
Baca Selengkapnya