Industri rumahan di Serang yang memproduksi sepatu ini mampu menembus pasar Turki. Darma Wijaya
TEMPO.CO,London - Asghar Bukhari, anggota yang juga pendiri Komite Urusan Masyarakat Muslim Inggris (MPACK Inggris), membuat kehebohan di media sosial karena mencuit bahwa intelijen negara Zionis berusaha mengintimidasi dan mengancam dia dengan membobol rumahnya di Inggris dan mencuri salah satu sepatunya.
Dalam unggahannya pada 12 Juni 2015 pukul 23.24 waktu setempat, Asghar berkata, "Apakah Zionis berusaha mengintimidasiku? Seseorang masuk ke rumahku kemarin ketika aku sedang tidur. Aku tidak tahu bagaimana mereka masuk, tapi mereka tidak merusak apa pun. Satu hal yang mereka lakukan yakni mengambil satu sepatuku. Coba pikirkan itu, satu hal yang mereka lakukan yakni mengambil satu sepatu--mereka meninggalkan satu sepatu untuk memberitahuku bahwa seseorang ada di sana."
Bukan hanya pernyataan itu yang diunggah Bukhari. Ia juga menampilkan dampak emosional "kejahatan keji" yang dilakukan seseorang itu ketika ia tidur dengan mengunggah gambar kaki telanjang. Dia mendesak pengikutnya di Facebook untuk "membagikan informasi ini secara luas".
Seruan Bukhari itu memang dilakukan. Berita yang lantas tersebar yaitu dinas rahasia Israel, yang lebih dikenal sebagai Mossad, mencuri satu sepatunya. Berita itu tersebar di media sosial, tapi dengan cara yang agak lucu. Tanda pagar #MossadStoleMyShoe yang menemani persebaran kabar itu menjadi tren di media sosial.
Banyak komentar bermunculan ihwal unggahan Bukhari dengan tagar #MossadStoleMyShoe. Pemakai media sosial juga mengunggah gambar dan meme lucu yang berkaitan dengan sepatu. Salah satunya meme tentang Perdana Menteri Israel Benyamin Netanhyahu yang sedang menunjukkan gambar satu sepatu hitam. Dalam gambar asli, gambar yang ditunjukkan Netanyahu itu adalah ilustrasi bom nuklir Iran.
Setelah lama tenggelam oleh berita Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) dan sengkarut Timur Tengah, kisruh Palestina-Israel kini kembali menjadi pusat perhatian dunia. Setiap hari sejak 14 Juli, warga Palestina di Yerusalem Timur dan Tepi Barat berdemonstrasi menentang pemasangan detektor logam di pintu-pintu masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa (Al-Haram Al-Syarif). Palestina memandangnya sebagai upaya Israel untuk mengontrol tempat suci tersebut.