Liput Pembangunan Stadion Piala Dunia 2022, Wartawan BBC Malah Dibui

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Selasa, 19 Mei 2015 06:55 WIB

REUTERS/Oleg Popov

TEMPO.CO, Doha - Seorang wartawan koresponden BBC di Doha, Qatar, Mark Lobel, yang sedang meliput pembangunan stadion sepakbola untuk Piala Dunia 2022 tiba-tiba ditangkap polisi. Lobel datang ke lokasi pembangunan stadion itu untuk menilik kehidupan para pekerja di sana, yang sebagian besar berasal dari Nepal.

Seperti dikutip dari France24, Senin 18 Mei 2015, Lobel dilaporkan ditangkap polisi bersama tiga rekannya. "Tiba-tiba delapan mobil putih mengelilingi kendaraan kami dan mengarahkan kami ke sisi jalan dengan kecepatan tinggi," kata Lobel.

Sekitar selusin petugas keamanan kemudian menggeledah Lobel dan para kru di jalanan. Ketika mereka berusaha menjelaskan maksud kedatangan ke stadion yang masih dibangun itu, para petugas malah meneriaki mereka. "Mereka mengambil peralatan kami dan membawa kami ke markas mereka," kata Lobel.

Lobel dan tiga rekannya, yakni kameramen, penerjemah, dan sopir ditahan selama lebih dari 24 jam. Mereka menghabiskan dua malam di penjara. Selama di tahanan, mereka diinterogasi petugas interlijen secara terpisah.

Dalam sepekan terakhir, penangkapan ini adalah kali kedua kepolisian Qatar berlaku sewenang-wenang kepada wartawan. Mereka mencoba melarang para jurnalis melaporkan kondisi tenaga kerja migran di negara tersebut.

Pada Maret lalu, seorang reporter televisi Jerman dan rekannya ditahan saat syuting di daerah Doha. Jurnalis Jerman ini mengambil gambar di wilayah tempat para buruh migran menetap.

Lobel akhirnya dibebaskan dan bergabung dengan tur pers resmi yang dipandu Portland Communications, sebuah perusahaan hubungan masyarakat yang berbasis di London.

Mengenai kejadian ini, Pemerintah Qatar menjelaskan telah menerapkan sistem perlindungan kepada para buruh untuk memastikan upah mereka dibayar tepat waktu dan membangun lingkungan perumahan yang layak.

Pemerintah Qatar juga berupaya mengakhiri sistem kafala kontroversial, di mana pekerja asing harus memiliki sponsor asli Qatar. Sejumlah kritikus menilai keberadaan sponsor ini sama seperti perbudakan modern.

FRANCE24 | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Qatar Usir Diplomat Yaman, Buntut Perseteruan dengan Saudi

21 Juni 2017

Qatar Usir Diplomat Yaman, Buntut Perseteruan dengan Saudi

Negara-negara tersebut menuding Qatar membiayai kelompok teroris dan membentuk persekutuan dengan Iran.

Baca Selengkapnya

Lisensi Qatar Airways di Indonesia Dicabut Sementara  

7 Juni 2017

Lisensi Qatar Airways di Indonesia Dicabut Sementara  

Penerbangan Qatar Airways ke Indonesia akan dihentikan sementara menyusul memanasnya situasi politik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Harmoni Tari Saman dan Angklung di Qatar

11 November 2016

Harmoni Tari Saman dan Angklung di Qatar

Para penonton promosi Wonderful Indonesia di Qatar ikut bernyanyi saat angklung memainkan lagu "I Have a Dream."

Baca Selengkapnya

Jumlah Penduduk Qatar Tembus 2,5 Juta Jiwa  

3 Maret 2016

Jumlah Penduduk Qatar Tembus 2,5 Juta Jiwa  

Kenaikan populasi dipicu oleh sejumlah besar warga asing yang datang untuk bekerja di Qatar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Qatar Larang Dongeng Putri Salju

23 Januari 2016

Sekolah di Qatar Larang Dongeng Putri Salju

Buku dongeng Disney itu dinilai terlalu seksi karena menggambarkan seorang putri yang berciuman dengan pangeran.

Baca Selengkapnya

Qatar Larang Pemutaran Film The Danish Girl  

13 Januari 2016

Qatar Larang Pemutaran Film The Danish Girl  

Qatar tidak menjelaskan secara rinci alasan melarang penayangan

film The Danish Girl.

Baca Selengkapnya

Mercedes Hantam Roll Royce, Tabrakan Termahal di Jalanan

4 Desember 2015

Mercedes Hantam Roll Royce, Tabrakan Termahal di Jalanan

Dua orang ditangkap karena merekam tabrakan termahal antara
Rolls Royce dengan Mercedes Benz.

Baca Selengkapnya

Heboh Para Jomblo Dilarang Cuci Mata ke Mal Jadi Sorotan  

25 November 2015

Heboh Para Jomblo Dilarang Cuci Mata ke Mal Jadi Sorotan  

Ide "Larangan Lajang" dikeluarkan Qatar karena warganya mengeluh mal selalu dipenuhi para pekerja yang datang sendirian.

Baca Selengkapnya

Swasembada Pangan, Qatar Galang Proyek Menanam Tanpa Tanah  

27 Agustus 2015

Swasembada Pangan, Qatar Galang Proyek Menanam Tanpa Tanah  

Ketahanan pangan adalah masalah besar bagi Qatar.

Baca Selengkapnya

Qatar Dukung Turki Bangun Tembok Perbatasan  

5 Agustus 2015

Qatar Dukung Turki Bangun Tembok Perbatasan  

Terkait dengan Liga Arab yang mengecam serangan Turki di Irak.

Baca Selengkapnya