Kurus dan Sakit, Kondisi Pengungsi Rohingya di Aceh  

Senin, 11 Mei 2015 17:12 WIB

Para pengungsi etnis Rohingya tidur di tempat penampungan di Lhoksukon, Aceh, 11 Mei 2015. Sekitar 500 migran terdampar di pantai Aceh setelah terapung-apung di laut selama sebulan karena perahu mereka kehabisan bahan bakar. REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO, Aceh - Sekitar 1.600 pengungsi Rohingya dan Bangladesh mendarat di Indonesia dan Malaysia dalam dua hari terakhir. Mereka diduga ditelantarkan oleh penyelundupnya selepas berlayar dengan perahu tahanan.

Minggu, 10 Mei 2015, sebanyak 600 orang tiba di pesisir Aceh dengan empat perahu. Di saat yang sama, sebanyak 1.018 orang mendarat dengan tiga perahu di utara Pulau Langkawi, Malaysia. Kepala Kepolisian Langkawi Jamil Ahmed mengatakan kelompok itu terdiri dari 865 laki-laki dan 101 perempuan.

Polisi menemukan perahu kayu besar bermuatan 350 orang terjebak dalam pasir di perairan dangkal di Pantai Langkawi. Kata Jamil, ada dua perahu lagi yang belum diketahui lokasinya. Menurutnya, berdasar cerita seorang pria Bangladesh, pengarah kapal menyuruh rombongan itu ke pesisir Malaysia. Si pemberi arahan itu sendiri kabur dengan kapal lain.

Para imigran tersebut mengatakan mereka tidak makan selama tiga hari. Kebanyakan mereka tampak kurus dan lemah. "Kami yakin akan ada lebih banyak kapal datang," ujar Jamil, seperti dilaporkan Al Jazeera America, Senin, 11 Mei 2015.

Di Indonesia, menurut Steve Hamilton dari International Organization for Migration Jakarta, ketika empat perahu tiba di pesisir, beberapa penumpang melompat ke air dan berenang. Perahu mereka kehabisan bahan bakar dan diderek oleh nelayan yang menemukannya. Rombongan pengungsi ditampung di stadion Lhoksukon, ibu kota Aceh Utara.

Letnan Kolonel Achmadi, kepala kepolisian setempat, mengatakan para pengungsi dirawat sekaligus ditanyai. Achmadi mencatat ada 573 etnis Rohingya dan Bangladesh, termasuk 98 wanita dan 51 anak-anak. Sebanyak 50 wanita dirawat di rumah sakit. Mereka sakit karena dua bulan terombang-ambing di laut. "Mereka kelaparan dan sangat kurus," kata Achmadi.

Belakangan diketahui, perahu mereka berlayar dari Rakhine, Myanmar, terus berniat ke Thailand dan Malaysia. Beberapa tewas dalam perjalanan.

Etnis Rohingya terusir dari tanah mereka di Myanmar. Selama berpuluh tahun mereka hidup menderita karena diskriminasi oleh pemerintah dan kelompok Buddha di sana. Padahal pada Desember lalu Perserikatan Bangsa-Bangsa mendesak pemberian hak kewarganegaraan penuh pada Rohingya.

Chris Lewa, Direktur Arakan Project, mengatakan sudah 100 ribu orang Rohingya kabur dari Myanmar dalam tiga tahun terakhir. Lewa memperkirakan ada 7.000 hingga 8.000 etnis Rohingya dan Bangladesh dalam perahu yang parkir di Selat Malaka. Mereka tidak bisa ke darat karena razia perdagangan manusia di negara tujuannya, Malaysia dan Thailand.

AL JAZEERA AMERICA | ATMI PERTIWI

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

33 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya