Mantan Presiden Kuba Fidel Castro (kiri) bersalaman dengan Gerardo Hernandez yang disaksikan Antonio Guerrero, Rene Gonzalez, dan Alejandro Castro Espin saat bertemu mereka di Havana, 28 Februari 2015. Fidel Castro, bertemu dengan mata-mata Kuba yang disambut sebagai pahlawan setelah menjadi tahanan oleh Amerika Serikat. REUTERS/Estudios Revolucion/AIN Handout via Reuters
TEMPO.CO, Havana - Kehidupan pribadi mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, diceritakan oleh mantan pengawalnya, Juan Reinaldo Sanchez, dalam buku terbarunya, The Double Life of Fidel Castro. Dalam buku itu, ia menceritakan salah satu episode migrasi besar-besaran warga Kuba ke Amerika Serikat.
Sanchez, yang bukunya menjadi serial di New York Post, mengungkapkan Castro hanya memilih penjahat dan orang sakit jiwa untuk meninggalkan negara itu menuju Florida pada tahun 1980. Saat itu, pemerintah AS memperbolehkan 100 ribu warga Kuba untuk mendapatkan suaka di negara itu.
Alih-alih membiarkan 'keluarga baik-baik' untuk meninggalkan negara itu, Castro memilih mengosongkan penjara dan rumah sakit jiwa dalam apa yang kemudian disebut sebagai sebagai "Mariel Boatlift". Sanchez mengatakan Castro jugalah yang memerintahkan agar para pembunuh dan pemerkosa bergabung dengan orang-orang buangan ke AS itu. Sementara, mereka yang dipenjara karena menentang revolusinya tetap berada di penjara.
Migrasi ke Florida pada tahun 1980 ini menginspirasi film Scarface yang dibintangi Al Pacino. Mereka diberangkatkan dari Pelabuhan Mariel antara 15 April hingga 31 Oktober 1980.
Mariel Boatlift dipicu oleh penurunan tajam ekonomi Kuba yang menyebabkan ketegangan di negara itu. Sebanyak 10 ribu orang mendapatkan tawaran suaka dari kedutaan Peru.
Pemerintah Kuba kemudian mengumumkan bahwa siapa pun yang ingin meninggalkan negara itu dapat melakukannya, dan eksodus dengan perahu ke AS mulai dilakukan tak lama kemudian. Eksodus mulai memiliki implikasi politik negatif untuk Presiden AS (saat itu) Jimmy Carter ketika ditemukan bahwa sejumlah orang dalam kelompok pencari suaka itu adalah para pelaku kriminal dan pasien rumah sakit jiwa. Hal ini meningkatkan kembali ketegangan antara AS dan Kuba.
Dalam buku yang terbit di AS itu, Sanchez juga menceritakan Castro hidup bak seorang raja sejak keberhasilannya melakukan revolusi komunis di negara itu 55 tahun lalu. Salah satunya, dia memiliki pulau pribadi, diberi nama Cayo Piedra, yang dilengkapi restoran terapung, helipad, dan kolam khusus berisi dua lumba-lumba peliharaannya. Hanya sedikit warga Kuba yang tahu mengenai pulau rahasia ini, katanya.