Fidel Castro Sengaja Kirim Penjahat dan Orang Gila ke AS

Reporter

Editor

Indah Pratiwi

Senin, 11 Mei 2015 08:23 WIB

Mantan Presiden Kuba Fidel Castro (kiri) bersalaman dengan Gerardo Hernandez yang disaksikan Antonio Guerrero, Rene Gonzalez, dan Alejandro Castro Espin saat bertemu mereka di Havana, 28 Februari 2015. Fidel Castro, bertemu dengan mata-mata Kuba yang disambut sebagai pahlawan setelah menjadi tahanan oleh Amerika Serikat. REUTERS/Estudios Revolucion/AIN Handout via Reuters

TEMPO.CO, Havana - Kehidupan pribadi mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, diceritakan oleh mantan pengawalnya, Juan Reinaldo Sanchez, dalam buku terbarunya, The Double Life of Fidel Castro. Dalam buku itu, ia menceritakan salah satu episode migrasi besar-besaran warga Kuba ke Amerika Serikat.

Sanchez, yang bukunya menjadi serial di New York Post, mengungkapkan Castro hanya memilih penjahat dan orang sakit jiwa untuk meninggalkan negara itu menuju Florida pada tahun 1980. Saat itu, pemerintah AS memperbolehkan 100 ribu warga Kuba untuk mendapatkan suaka di negara itu.

Alih-alih membiarkan 'keluarga baik-baik' untuk meninggalkan negara itu, Castro memilih mengosongkan penjara dan rumah sakit jiwa dalam apa yang kemudian disebut sebagai sebagai "Mariel Boatlift". Sanchez mengatakan Castro jugalah yang memerintahkan agar para pembunuh dan pemerkosa bergabung dengan orang-orang buangan ke AS itu. Sementara, mereka yang dipenjara karena menentang revolusinya tetap berada di penjara.

Migrasi ke Florida pada tahun 1980 ini menginspirasi film Scarface yang dibintangi Al Pacino. Mereka diberangkatkan dari Pelabuhan Mariel antara 15 April hingga 31 Oktober 1980.

Mariel Boatlift dipicu oleh penurunan tajam ekonomi Kuba yang menyebabkan ketegangan di negara itu. Sebanyak 10 ribu orang mendapatkan tawaran suaka dari kedutaan Peru.

Pemerintah Kuba kemudian mengumumkan bahwa siapa pun yang ingin meninggalkan negara itu dapat melakukannya, dan eksodus dengan perahu ke AS mulai dilakukan tak lama kemudian. Eksodus mulai memiliki implikasi politik negatif untuk Presiden AS (saat itu) Jimmy Carter ketika ditemukan bahwa sejumlah orang dalam kelompok pencari suaka itu adalah para pelaku kriminal dan pasien rumah sakit jiwa. Hal ini meningkatkan kembali ketegangan antara AS dan Kuba.

Dalam buku yang terbit di AS itu, Sanchez juga menceritakan Castro hidup bak seorang raja sejak keberhasilannya melakukan revolusi komunis di negara itu 55 tahun lalu. Salah satunya, dia memiliki pulau pribadi, diberi nama Cayo Piedra, yang dilengkapi restoran terapung, helipad, dan kolam khusus berisi dua lumba-lumba peliharaannya. Hanya sedikit warga Kuba yang tahu mengenai pulau rahasia ini, katanya.

MAIL ONLINE | INDAH P.

Berita terkait

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

10 Oktober 2017

Hari-hari Terakhir Ikon Revolusi Che Guevara

Gagal memimpin revolusi di Kongo, Che Guevara beralih ke Bolivia. Ia mati dieksekusi militer negara itu yang sudah dilatih Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

10 Oktober 2017

Bolivia Peringati 50 Tahun Kematian Che Guevara

"Setiap orang akan mati. Tapi pemikirannya, tidak," kata Presiden Bolivia, Evo Morales.

Baca Selengkapnya

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

13 Januari 2017

Obama Cabut Bebas Visa bagi Imigran Kuba  

Presiden Amerika Serikat Barack Obama resmi mencabut kebijakan bebas visa bagi imigran asal Kuba.

Baca Selengkapnya

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

29 Desember 2016

UU Ini Larang Pemakaian Nama Fidel Castro di Tempat Umum

Majelis Nasional Kuba (parlemen) menyetujui undang-undang yang melarang penggunaan nama ataupun patung Fidel Castro di tempat-tempat publik.

Baca Selengkapnya

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

5 Desember 2016

Wasiat Fidel Castro: Namanya Tak Boleh Jadi Nama Jalan  

Tak boleh juga ada patung, monumen, atau taman yang dibangun untuk menghormatinya.

Baca Selengkapnya

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

4 Desember 2016

Abu Fidel Castro Dikubur Dekat Pahlawan Kuba  

Tembakan salvo 21 kali mengiringi abu Fidel Castro memasuki tempat peristirahatan terakhirnya.

Baca Selengkapnya

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

28 November 2016

Intel Amerika Berkali-kali Mencoba Membunuh Fidel Castro

CIA pernah mengirim Marita Lorenz, mantan kekasih Castro,
untuk

membunuhnya. Bukannya menghabisi Castro, Lorenz malah bercinta


dengannya.

Baca Selengkapnya

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

28 November 2016

Hormati Castro, Palestina Kibarkan Bendera Setengah Tiang  

Presiden Palestina Mahmoud Abbas memerintahkan agar bendera Palestina dikibarkan setengah tiang untuk menghormati mantan Presiden Kuba Fidel Castro.

Baca Selengkapnya

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

26 November 2016

Kenangan Gorbachev Tentang Fidel Castro

Gorbachev mengatakan peran Fidel sebagai penguat bangsa masih besar dalam beberapa tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

26 November 2016

Castro Meninggal, Kalla: Dia Pejuang Luar Biasa  

Kalla mengatakan Castro adalah sahabat Indonesia yang baik pada masa Bung Karno.

Baca Selengkapnya