Elton Simpson, Penyerang Texas, Terobsesi Kelompok Jihad?  

Reporter

Editor

Grace gandhi

Selasa, 5 Mei 2015 14:41 WIB

Elton Simpson pelaku penyerangan Texas. BBC.com

TEMPO.CO, Texas - Elton Simpson, salah satu penyerang yang tewas dalam insiden Texas, Minggu, 3 Mei 2015, saat bersama rekannya, Nadir Soofi, melepaskan tembakan ke arah penjaga keamanan acara pameran karikatur Nabi Muhammad, dilaporkan pernah ingin bergabung dengan kelompok jihad.

Pada 2010, Simpson dilaporkan pernah berbohong kepada pejabat Biro Investigasi Federal (FBI) atas pembicaraannya dengan seorang informan tentang keinginannya melakukan perjalanan ke Somalia untuk bergabung dengan kelompok jihad dan melepaskan haknya sebagai juri pengadilan.

Hakim Distrik Amerika Serikat, Mary Murguia, pada 2011 memutuskan Simpson bersalah karena membuat pernyataan palsu. Hakim menemukan bukti cukup dan memutuskan Simpson bersalah karena membuat pernyataan palsu untuk terlibat aksi terorisme internasional. Simpson dihukum 3 tahun masa percobaan dan diperintahkan membayar denda US$ 600.

Dokumen pengadilan menyatakan pemerintah federal mulai memantau Simpson pada 2006 karena dia dikaitkan dengan seorang agen FBI yang diduga mau mendirikan sebuah sel teroris di Arizona.

Menurut dokumen, "Pada titik itu, FBI gagal mencoba menempatkan Simpson pada daftar orang di bawah larangan terbang pemerintah AS."

Sedangkan Dunston Simpson, ayah Simpson, menuturkan anaknya selalu menjadi anak yang baik. Tapi dia mengakui bahwa mereka memiliki beberapa perbedaan yang sangat serius.

"Kami adalah orang Amerika, dan kami percaya pada Amerika," ujar Duncton pada ABC News. "Apa yang anak saya lakukan berpengaruh sangat buruk pada keluarga kami."

Seorang sumber pemerintah AS yang mengetahui kasus itu mengatakan saat ini penyidik sedang menjelajahi komunikasi elektronik yang dikirim dan diterima tersangka untuk menemukan kemungkinan adanya bukti kontak antara mereka dan kelompok-kelompok militan di luar negeri, terutama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berbasis di Suriah.

Setelah serangan, beberapa gambar di media sosial mengklaim adanya afiliasi dengan kelompok teror itu, termasuk pengguna Twitter asal Inggris yang terkenal sebagai salah satu pakar komputer ISIS. Namun para ahli memperingatkan ISIS gemar mengklaim suatu serangan.

Insiden di Texas itu terjadi pada Minggu lalu, saat sebuah mobil melaju di belakang arena indoor di Garland. Ketika itu ada 200 orang sedang menghadiri sebuah acara yang menampilkan karikatur Nabi Muhammad. Acara itu diselenggarakan American Freedom Defense Initiative (AFDI), sebuah organisasi kampanye kebebasan berbicara.

Dua orang melompat dari mobil dan menembaki sebuah mobil polisi yang memblokir pintu masuk arena parkir. Seorang polisi Garland dan penjaga keamanan bersenjata yang berada di mobil patroli mulai keluar saat kendaraan mendekat. Tembakan kedua penyerang melukai penjaga keamanan. Namun polisi yang membalas tembakan itu berhasil menewaskan mereka.

REUTERS | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Enam Remaja Prancis Dihukum karena Dianggap Terlibat Pemenggalan Guru

9 Desember 2023

Enam Remaja Prancis Dihukum karena Dianggap Terlibat Pemenggalan Guru

Pengadilan Prancis menghukum enam remaja karena dinilai terlibat dalam pemenggalan kepala guru sejarah Samuel Paty pada 2020.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Koran Jyllands-Posten Memuat Karikatur Nabi Muhammad 17 Tahun Lalu

1 Oktober 2022

Kilas Balik Koran Jyllands-Posten Memuat Karikatur Nabi Muhammad 17 Tahun Lalu

Karikatur Nabi Muhammad yang dimuat koran terbesar Denmark, Jyllands-Posten itu membuat marah umat Islam banyak negara di Timur Tengah, Eropa, Asia.

Baca Selengkapnya

Cek Grup WA, Polisi Sebut Hanya Joseph Suryadi yang Menghina Nabi Muhammad

19 Desember 2021

Cek Grup WA, Polisi Sebut Hanya Joseph Suryadi yang Menghina Nabi Muhammad

Dalam tangkapan layar yang viral, sebuah nomor yang diduga milik Joseph Suryadi mengirimkan gambar karikatur dengan kalimat yang menghina nabi

Baca Selengkapnya

Polisi Temukan Telepon Seluler Joseph Suryadi yang Disembunyikan

16 Desember 2021

Polisi Temukan Telepon Seluler Joseph Suryadi yang Disembunyikan

Tersangka kasus penodaan agama Joseph Suryadi berbohong soal pernyataan telepon selulernya hilang. Ia menyembunyikan ponselnya di gudang

Baca Selengkapnya

Seniman Swedia Penggambar Kartun Nabi Muhammad Tewas dalam Kecelakaan

4 Oktober 2021

Seniman Swedia Penggambar Kartun Nabi Muhammad Tewas dalam Kecelakaan

Seniman Swedia Lars Vilks, yang pernah menggambar kartun Nabi Muhammad pada 2007, meninggal karena kecelakaan lalu lintas pada Ahad.

Baca Selengkapnya

Standar Ganda Macron Antara Poster Satire Adolf Hitler dan Kartun Nabi Muhammad

1 Agustus 2021

Standar Ganda Macron Antara Poster Satire Adolf Hitler dan Kartun Nabi Muhammad

Michel-Ange Flori, pengusaha yang memasang reklame satire gambar Macron bergaya Adolf Hitler, membandingkan kasusnya dengan kasus kartun Nabi Muhammad

Baca Selengkapnya

Muslim Inggris Protes Ada Guru yang Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad Saat Mengajar

28 Maret 2021

Muslim Inggris Protes Ada Guru yang Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad Saat Mengajar

Pihak sekolah Batley Grammar School, West Yorkshire, Inggris memberhentikan sementara guru tersebut

Baca Selengkapnya

Prancis Bakal Buka Lagi Masjid yang Ditutup Karena Kasus Samuel Paty

17 Maret 2021

Prancis Bakal Buka Lagi Masjid yang Ditutup Karena Kasus Samuel Paty

Masjid Pantin di utara Prancis ditutup karena dianggap berkontribusi pada pembunuhan Samuel Paty

Baca Selengkapnya

Kebohongan Siswi SMP Berujung Pemenggalan Guru Prancis Samuel Paty

10 Maret 2021

Kebohongan Siswi SMP Berujung Pemenggalan Guru Prancis Samuel Paty

Seorang siswi berbohong telah diskors oleh Samuel Paty, guru Prancis yang dipenggal di depan sekolah karena menampilkan kartun Nabi Muhammad di kelas.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pemuda 18 Tahun Terduga Penyebar Poster Anti-Islam

28 Desember 2020

Polisi Tangkap Pemuda 18 Tahun Terduga Penyebar Poster Anti-Islam

Kepolisian Selandia Baru menangkap seorang pria berusia 18 tahun atas dugaan menempelkan poster anti-Islam di Queenstown, Selandia Baru.

Baca Selengkapnya