10 Hari Gempa Nepal: Banyak Korban Longsor Belum Ditemukan  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 5 Mei 2015 13:18 WIB

Seorang anak perempuan berjalan di reruntuhan sebuah bangunan, gempa berkekuatan 7,9 skala ritcher mengguncang Nepal, dan menghancurkan sebagian besar bangunan dan perumahan. Kathmandu, Nepal, 4 Mei 2015. Buddhika Weerasinghe / Getty Images

TEMPO.CO, Jakarta - Sepuluh hari setelah gempa kuat dan tanah longsor akibat gempa, jalan-jalan yang tertutup bisa dibersihkan di persimpangan Barhabise-Tatopani, Sindhupalchowk, Nepal.

Polisi Bersenjata Tiongkok memulai operasi pembersihan jalan dari wilayah perbatasannya pekan ini dan menyelamatkan sejumlah warga lokal.

Bersamaan dengan operasi pembersihan itu, puluhan mayat ditemukan dari persimpangan jalan Desa Chaku ke Kodari, daerah terakhir yang berbatasan dengan Tiongkok.

Kumar Shreshta, Sekretaris Senior Wilayah Sindhupalchowk di Kamar Dagang dan Industri Nepal-Tiongkok, mengatakan kepada Xinhua, "Kami mengkremasi sembilan mayat di wilayah Chaku setakat sekarang. Kami yakin masih ada mayat yang akan ditemukan sebab banyak orang masih hilang di daerah ini."

Masih belum ada data resmi mengenai berapa orang yang hilang akibat tanah longsor, sementara banyak jalan benar-benar tertutup.

Setiap menit ada kekhawatiran mengenai tanah longsor lain sebab rangkaian gunung membentang di kedua sisi Jalan Raya Araniko.

Dengan risiko sebesar itu, tidak ada kendaraan yang memasuki daerah tersebut sejak tanah longsor terjadi pada hari kedua setelah gempa dengan kekuatan 7,9 skala Richter mengguncang Nepal pada 25 April.

Perjalanan menuju Tatopani menggunakan sepeda motor lalu dilanjutkan dengan jalan kaki, setengah lusin mayat terlihat tergeletak di jalan-jalan.

Warga lokal Kodari, desa perbatasan dengan Tiongkok, mengatakan mereka sudah menemukan dan mengkremasi sepuluh mayat.

"Kami menemukan banyak penyintas dari tanah longsor tapi tak bisa menyelamatkan mereka karena kekurangan tim penyelamat profesional dan bantuan medis," kata Durga Shrestha, 50 tahun, dari Gaati kepada kantor berita Xinhua.

Tak ada tim penyelamat yang sampai ke daerah itu dalam sepekan kendati kondisi di sana sudah diketahui. Warga setempat telah dicengkeram ketakutan karena gempa susulan dan tanah longsor.

Sebagian warga lokal telah menyampaikan kemarahan mereka terhadap negara sebab keluarga dan warga desa yang kehilangan tempat tinggal belum menerima bantuan apa pun.

"Kami tak bisa mengatakan berapa pastinya orang yang meninggal dunia atau hilang segera. Banyak orang mungkin pergi ke tempat aman lewat gunung, menghindari jalan utama," kata Inspektur Pasukan Polisi Bersenjata Tam Jung Basnet kepada Xinhua.

Hanya pada Sabtu, 2 Mei 2015, sebanyak delapan pemuda lokal kembali ke Barhabisa dari Tatopani melewati gunung terjal yang sulit. Mereka mengatakan nyaris kehilangan nyawa dalam perjalanan kembali tanpa membawa makanan dan air.

Kebanyakan orang tinggal di Tatopani dan Khaasa di sepanjang perbatasan Tiongkok untuk berdagang.

Inspektur Basnet menambahkan, "Tiga puluh kendaraan terkubur di bawah tanah longsor di Desa Liping, Tatopani, dan lebih dari 20 mayat telah dikeluarkan dari sana."

Lebih dari 5.000 orang kehilangan tempat tinggal di satu daerah sekitar 26 kilometer dari Barhabisa ke Kodari.

Orang-orang yang kehilangan rumah dari Daerah Kodari terdampar di Desa Narayanthan dan memerlukan bantuan darurat.

Menurut pejabat militer lokal, kurangnya helikopter menjadi alasan utama di balik tertundanya upaya penyelamatan korban bencana di daerah pegunungan itu.

ANTARA

Berita terkait

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi

Baca Selengkapnya

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.

Baca Selengkapnya

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.

Baca Selengkapnya

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.

Baca Selengkapnya

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.

Baca Selengkapnya

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.

Baca Selengkapnya

Temuan Jasad Baru Gempa Nepal di Langtang, Warga Indonesia?

7 Agustus 2015

Temuan Jasad Baru Gempa Nepal di Langtang, Warga Indonesia?

Sebanyak 17 jasad baru kembali ditemukan empat bulan setelah gempa bumi dahsyat mengguncang Nepal.

Baca Selengkapnya

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.

Baca Selengkapnya

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.

Baca Selengkapnya

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.

Baca Selengkapnya