Bea Cukai Nepal Menahan Bantuan Penting untuk Korban Gempa  

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Minggu, 3 Mei 2015 09:58 WIB

Bantuan kemanusiaan RI telah tiba di Kathmandu, Nepal. (Foto: Direktorat PWNI Kemlu RI)

TEMPO.CO, Jakarta - Pihak birokrasi di Bandar Udara Katmandu menahan bantuan penting untuk warga Nepal yang selamat dari gempa pada Sabtu saat jumlah korban tewas melebihi 6.600 jiwa.

Perwakilan PBB Jamie McGoldrick mengatakan bahwa pemerintah Nepal harus melonggarkan aturan bea cukai untuk menghindari lonjakan aliran bantuan, sehingga dapat menyalurkannya dengan cepat.

Bantuan bahan dalam berbagai bentuk menumpuk di Bandar Udara Katmandu dan belum bisa disalurkan kepada korban, kata McGoldrick kepada Reuters.

"Mereka seharusnya tidak menggunakan mekanisme bea cukai yang berlaku pada masa tidak ada bencana," kata dia.

Nepal telah membebaskan kain terpal dan tenda dari pajak impor pada Jumat lalu. Namun demikian, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Laxmi Prasad Dhakal mengatakan bahwa semua barang dari luar negeri harus diinspeksi terlebih dahulu.

Pada Jumat, Menteri Keuangan Ram Sharan Mahat telah meminta donor internasional untuk mengirim tenda, terpal, dan sejumlah pasokan makanan sambil menambahkan bahwa sejumlah barang yang telah diterima negaranya tidak bisa digunakan.

"Kami telah menerima sejumlah barang, seperti ikan tuna dan saus mayonaise. Apa gunanya barang ini? Kami butuh gandum, garam, dan gula," kata Mahat kepada sejumlah wartawan.

Pada Sabtu, pesawat militer milik Amerika Serikat dijadwalkan tiba di Kathmandu untuk membantu operasi distribusi bantuan. Salah satu tugas mereka adalah mengatasi menumpuknya barang-barang bantuan.

Brigadir Jenderal Paul Kennedy asal Amerika Serikat mengatakan bahwa enam pesawat militer, termasuk di antaranya dua helikopter, akan tiba dengan membawa seratus tentara dan sejumlah peralatan angkut.

Di sisi lain, pemerintah Nepal mengatakan bahwa upaya percepatan pengiriman bantuan di daerah terpencil terhambat oleh kurangnya jumlah truk dan pengemudinya.

"Kami mempunyai cadangan gandum dan makanan yang cukup, tapi kami tidak dapat menyalurkan bantuan ini dengan cepat," kata Manajer Nepal Food Corp, Shrimani Raj Khanal.

Menurut keterangan Khanal, helikopter dari pihak militer telah menjatuhkan bantuan dalam bentuk mi instan untuk warga di daerah terpencil. Namun yang mereka butuhkan adalah beras dan bahan masakan lain.

Gempa berkekuatan 7,8 SR di Nepal hingga kini telah merenggut 6.655 nyawa warga Nepal dan lebih dari 14.000 lainnya.

Sepekan setelah bencana, sebagian warga Nepal masih tidur di ruang terbuka karena khawatir akan adanya gempa susulan. Tenda-tenda telah didirikan di sejumlah stadion olahraga di Kathmandu dan lapangan golf.

Menurut perhitungan PBB, 600.000 rumah rata dengan tanah akibat goncangan di negara berpenduduk 28 juta tersebut. Selain itu, setidaknya dua juga orang membutuhkan tenda, air bersih, makanan, dan obat-obatan selama tiga bulan mendatang, demikian Reuters.




ANTARA

Berita terkait

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

9 Mei 2017

Kakek 85 Tahun Tewas, Nepal Akan Batasi Usia Pendaki Everest

Pemerintah Nepal akan segera membatasi usia pendaki Gunung Everest setelah seorang kakek berusia 85 tahun tewas saat berusaha menaiki puncak tertinggi

Baca Selengkapnya

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

6 Mei 2017

Pendaki Gunung Tertua di Dunia Asal Nepal Tewas di Everest

Menurutnya, usia bukan halangan mewujudkan mimpi.

Baca Selengkapnya

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

21 Desember 2016

Tradisi Chhaupadi di Nepal Makan Korban Remaja Putri  

Tradisi mengasingkan perempuan yang sedang haid di luar rumah di Nepal memakan korban seorang remaja putri. Tradisi ini sebenarnya sudah dilarang.

Baca Selengkapnya

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

3 Agustus 2016

Eks Pemimpin Pemberontak Maoist Jadi Perdana Menteri Nepal  

Mantan pemimpin pemberontak Maoist terpilih menjadi Perdana Menteri Nepal.

Baca Selengkapnya

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

29 Oktober 2015

Nepal Lantik Bidhya Devi Bhandari, Presiden Wanita Pertama

Bidhya Devi Bhandari, nama pemimpin berusia 54 tahun itu, berasal dari Partai Bersatu Marxist-Leninist Nepal.

Baca Selengkapnya

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

1 September 2015

Kado Ronaldo untuk Jetin, Bocah Nepal Korban Gempa

Jetin tertegun dengan hadiah yang dikirim Cristiano Ronaldo.

Baca Selengkapnya

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

28 Juli 2015

Pria Nepal Ini Gorok Leher Seorang Bocah, Alasannya...

Masyarakat di Desa Kudiya masih menganut kepercayaan kuno tentang kekuatan sihir dan entitas supranatural.

Baca Selengkapnya

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

12 Juli 2015

Di Nepal, Ada Desa Ginjal karena Banyak Warganya Jual Ginjal

Daerah ini disebut Desa Ginjal karena hampir semua orang yang tinggal di sana telah menjual ginjal mereka kepada pedagang organ tubuh manusia.

Baca Selengkapnya

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

25 Juni 2015

Gempa Nepal, India Siapkan Dana Bantuan Rp 13 triliun  

Cadangan devisa Nepal aman.

Baca Selengkapnya

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

31 Mei 2015

Sekolah di Nepal Buka Kembali Pasca Gempa Hebat

Fokus pembelajarannya pada bermain game dan kegiatan budaya untuk memulihkan trauma dari gempa hebat di Nepal.

Baca Selengkapnya