Rencana Vietnam Gabung dalam Forum ITRC

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 20 April 2015 20:29 WIB

KAA, Bendera nasional Vietnam. Wikipedia.org

TEMPO.CO, Jakarta - Vietnam, salah satu negara produsen karet dan juga anggota ASEAN segera bergabung dalam International Tripartite Rubber Council (ITRC).

"Di tengah merosotnya harga komoditas karet yang menyentuh 1,5 dolar AS per kilogram, Vietnam kelihatannya akan bergabung dalam ITRC. Indikasi dari Menteri Pertanian Vietnam jelas bahwa mereka mengalami hal yang serupa," kata Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan, Bachrul Chairi, di sela-sela perhelatan World Economic Forum on East Asia (WEF-EA), di Jakarta, Senin 20 April 2015.

Bachrul mengatakan, dari pembicaraan yang dilakukan Vietnam mengisyaratkan bahwa mereka juga tidak menginginkan turunnya harga komoditas karet tersebut semakin berlarut-larut dan akan segera melakukan pembahasan terkait hal tersebut.

"Nanti pada 8 Mei 2014 akan ada rapat kembali untuk karet tingkat menteri, dan setahu saya mereka akan diundang. Visi kita sudah sama," kata Bachrul.

Nantinya, lanjut Bachrul, kerja sama dalam bentuk ITRC tersebut bisa saja menjadi Regional Rubber ASEAN, atau tetap tripartit namun dengan menambahkan Vietnam di dalamnya.

"Bisa tetap jadi konsep ITRC dimana Vietnam sudah kita tarik, namanya tetap tripartit namun sudah empat negara," ujar Bachrul.

Sebelumnya, sebanyak empat negara anggota ASEAN yakni Indonesia, Vietnam, Thailand dan Malaysia akan melakukan pembahasan dalam upayanya untuk meningkatkan harga komoditas karet dan juga kopi yang saat ini mengalami penurunan.

Indonesia yang diwakili Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, telah melakukan pertemuan dan pembicaraan dengan Menteri Pertanian Vietnam, Cao Duc Phat, dan menyatakan bahwa empat negara anggota ASEAN Thailand, Malaysia, termasuk juga Indonesia dan Vietnam akan membahas tentang upaya untuk menaikkan harga karet alam dan juga kopi.

Sementara itu, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan serapan karet alam di dalam negeri, dimana saat ini dari total produksi yang sebanyak 3,1 juta ton per tahun hanya terserap 18 persen untuk kebutuhan industri lokal dan sisanya diperuntukkan ekspor.

Pemerintah berupaya meningkatkan penyerapan karet alam sebesar 100.000 ton per tahun yang akan direalisasikan pada tahun 2015 ini. Sehingga, total penyerapan karet alam dalam negeri minimal mencapai 700.000 ton.

Langkah yang diambil oleh pemerintah tersebut, dikarenakan berlimpahnya pasokan karet dunia dan menyebabkan harga karet alam hanya sebesar 1,5 dolar Amerika Serikat per kilogram atau setara dengan Rp18.000 per kilogram.



Berita terkait

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

9 hari lalu

Airlangga Hartarto Dorong Peningkatan Pendidikan Mikroelektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mendorong peningkatan pendidikan mikroelektronik untuk kuasai pasar semikonduktor.

Baca Selengkapnya

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

12 hari lalu

Daftar Negara di Asia Tenggara dengan Gaji Tertinggi, Indonesia Nomor Berapa?

Berikut ini daftar negara di Asia Tenggara dengan gaji tertinggi. Indonesia memiliki rata-rata upah sebesar Rp5 juta. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

13 hari lalu

CIMB Niaga Gandeng Principal Indonesia, Luncurkan Reksa Dana Syariah Berdenominasi Dolar AS

Bank CIMB Niaga bekerja sama dengan Principal Indonesia untuk meluncurkan Reksa Dana Syariah Principal Islamic ASEAN Equity Syariah.

Baca Selengkapnya

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

13 hari lalu

5 Negara Terkecil di Asia Tenggara Berdasarkan Luas Wilayah

ASEAN terdiri dari 11 negara yang berlokasi di Asia Tenggara. Ini dia negara terkecil di Asia Tenggara berdasarkan luas wilayahnya.

Baca Selengkapnya

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

14 hari lalu

5 Negara Pendiri ASEAN dan Tokohnya, Indonesia Termasuk

ASEAN didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara pada 1967. Ini lima negara pendiri ASEAN serta tokohnya yang perlu Anda ketahui.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

21 hari lalu

PM Singapura Sebut Jokowi Berkontribusi bagi Kawasan

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengakui kontribusi Presiden Jokowi, baik bagi Indonesia maupun kawasan.

Baca Selengkapnya

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

25 hari lalu

Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.

Baca Selengkapnya

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

25 hari lalu

Retno Marsudi Hadiri ASEAN Future Forum di Vietnam

Retno Marsudi di antaranya menghadiri ASEAN Future Forum di Vietnam sebagai platform tukar pandangan dan ide mengenai masa depan ASEAN

Baca Selengkapnya

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

25 hari lalu

Pupuk Indonesia Perluas Jaringan ke ASEAN

PT Pupuk Indonesia memperluas jaringan ke tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

30 hari lalu

Koalisi Desak Pemimpin ASEAN Sukseskan Perjanjian Plastik Global untuk Akhiri Pencemaran

TEMPO, Jakarta- Koalisi Organisasi Masyarakat Sipil mendesak pemimpin ASEAN untuk mengambil sikap tegas dalam negosiasi yang sedang berlangsung untuk mengembangkan instrumen hukum internasional yang mengikat demi mengatasi pencemaran plastik, termasuk di lingkungan laut.

Baca Selengkapnya