Wawancara Tempo dengan Lee Kuan Yew: Generasi Kedua

Reporter

Selasa, 24 Maret 2015 04:50 WIB

leekuanyew.com



Krisis apakah yang mungkin terjadi nanti? Bangsa ini akan makin makmur--tak akan ada kekurangan.



Tak seorang pun bisa memastikan bahwa kami akan makin makmur. Ekonomi dunia sedang gawat: Pertumbuhan rendah, inflasi tinggi, pengangguran tinggi, harga minyak ringgi. Laporan IMF terakhir sangat pesimistis. Tersedia banyak hal yang mengagetkan bagi siapa aja, termasuk Singapura. Kita hidup dalam masa sulit.



Beberapa kalangan berpendapat bahwa kini tiba wahtunya bagi Singapura menjadi suatu negara donor. Pendapat Anda tentang ini?



Kami pernah mempersoalkannya dengan Bank Dunia dan IMF tahun 1978. Berdasarkan GNP per kapita, IMF telah menggolongkan kadni bersama Yunani dan Portugal sebagai negara maju. Kami tidak menyetujuinya. Setelah memeriksa statistik kami, para pejabat IMF kemudian puas bahwa 18% dari Cross Domestic Product kami adalah karena pendapatan dari investasi asing, upah yang dibayarkan pada warganegara asing insinyur, manajer dan para ahli lain di sini. Sekiranya kontribusi asing ini ditiadakan, kami akan berada di bawah US$ 3.000 per kapita per tahun, di bawah Yunani dan Portugal. IMF mengakui bahwa kami belum developed (negara maju).



Singapura, yang bangsanya sedang dibina, masih perlu dimengerti, terutama oleh tetangganya. Apakah karakteristik yang ideal yang Anda inginkan bagi bangsa Anda?



Karakteristik orang Singapura telah ditentukan oleh sejarah kami, maupun oleh riwayat nenek moyang kami yang dari negeri Cina, India, Malaysia dan Indonesia, ditambah dengan pengalaman anak-cucu mereka yang lahir dan dibesarkan di Singapura. Kami hanya dapat mencoba dan meningkatkan anugerah apa yang sejarah limpahkan pada kami, misalnya, untuk membuat orang Singapura bertabiat keras, berakal banyak, toleran, bisa menyesuaikan diri dan berpikir praktis.



Apakah Singapura merasa sukar untuk bergaul dengan sesama anggota ASEAN? Kesulitan bagaimana, jika ada, yang Anda alami?



Tidaklah lebih sulit ketimbang kesulitan yang mungkin partner kami di ASEAN jumpai pada Singapura. Itu karena temperamen kami berbeda: Orang Singapura cenderung untuk cepat-cepat dan tak sabar. Kami telah belajar bahwa cara mencapai sesuatu di ASEAN ialah dengan sabar, menyesuaikan diri dengan gaya kerja yang berbeda. Dan sementara bersikap bisnis selama sidang bisnis, kami telah menjumpai bahwa adakalanya lebih banyak bisnis dicapai selama waktu kami santai dan omong-omong.



Apakah ASEAN bertumbuh cukup cepat seperti yang Anda telah harapkan?
Perlukah ASEAN menjadikan juga dirinya suatu aliansi militer?



Dibanding dengan apa yang saya harapkan dalam Februari 1976 sesudah (konferensi) Puncak di Bali, perkembangan telah lamban. Pada waktu Puncak kedua di Kuala Lumpur dalam Agustus 1977, saya punya perspektif yang lebih obyektif tentang apa yang bisa dicapai. Peristiwa bertumbuh cepat seperti saya perkirakan sesudah Puncak di Kuala Lumpur. Saya tidak sendirian dalam mempertimbangkan bahwa tidaklah perlu bagi ASEAN untuk mendapatkan pengertian militer dalam kedua pertemuan Puncak 1976 dan 1977. Sesudah perkembangan terakhir, saya punya pikiran terbuka mengenai hal itu.



Bagaimana Anda melihat berlanjutnya kehadiran militer Vietnam di Kampuchea? Vietnam, seperti dikatakan Menlu Nguyen Co Thach di Jakarta baru-baru ini, tidak akan melintasi perbatasan Thailand. Bisakah kita memegang ucapannya?



Selama pasukan militer Vietnam menduduki Kampuchea, akan ada ancaman bagi keamanan Thailand dan ASEAN. Pendudukan Vietnam atas Kampuchea hanya bisa selama ia mendapat bantuan ekonomi dan senjata Soviet. Bahaya terdekat ialah bagi Thailand karena ia harus menanggung pembalasan pasukan Vietnam di perbatasannya. Bahaya jangka lebih panjang ialah suatu Vietnam yang dilengkapi dengan lebih banyak pesawat terbang dan kapal perang Soviet, yang mengancam seluruh kawasan Ini.



Tentang apakah ucapan Menlu Nguyen Co Thach bisa dipegang, pasukan Vietnam telah menjawabnya. Vietnam menyatakan masalah Kampuchea berkaitan dengan Cina, dan bersedia keluar dari Kampuchea asalkan Cina meniadakan campur tangannya. Apakah Anda berpendapat para anggota ASEAN secara bersama atau terpisah harus mulai mengadakan tekanan pada Cina dalam hal ini?

Masalah Kampuchea tidak berkaitan dengan Cina saja. Ia menyangkut Vietnam dan Kampuchea, Vietnam dan Cina, Vietnam dan Uni Soviet, dan, lebih penting dari segalanya, ia menyangkut Uni Soviet dan Cina. Para anggota Asean harus secara bersama dan terpisah mendesak ketiganya -- Cina, Vietnam dan Uni Soviet--supaya jangan mengganggu rakyat Kampuchea agar mereka sendiri dapat menyelesaikan persoalan mereka. ASEAN mensponsori resolusi PBB, November 1979 yang meminta pasukan Vietnam supaya mundur dari Kampuchea supaya memungkinkan rakyat Kampuchea membentuk pemerintahan mereka sendiri.



Berita terkait

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

1 hari lalu

Jampidum Kejagung Fadil Zumhana Meninggal, Sempat Dirawat Dua Bulan di RSCM

Almarhum Fadil Zumhana akan dimakamkan pada hari ini di TPU Poncol-Bekasi.

Baca Selengkapnya

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

15 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

26 hari lalu

PM Singapura Lee Hsien Loong Umumkan akan Mundur pada 15 Mei 2024

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan pengunduran dirinya mulai 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

5 Maret 2024

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

5 Maret 2024

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

5 Maret 2024

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.

Baca Selengkapnya