Praktek Hukum Kuno, Pakistan Gantung 12 Narapidana  

Reporter

Rabu, 18 Maret 2015 04:43 WIB

REUTERS/Suhaib Salem

TEMPO.CO, Islamabad: Pakistan menghukum mati 12 narapidana laki-laki dengan cara digantung pada Selasa, 17 Maret 2015. Ini jumlah narapidana terbesar yang dieksekusi secara bersama sejak moratorium hukuman mati resmi dicabut pada 17 Desember 2014.

Moratorium eksekusi mati telah diterapkan sejak pemerintahan demokratis mengambil alih kekuasaan dari penguasa militer pada tahun 2008. Seperti dikutip dari Reuters, Perdana Menteri Nawaz Sharif mencabut moratorium hukuman mati sehari setelah pasukan bersenjata Taliban menyerang sebuah sekolah pelajar militer dan menewaskan 132 siswa dan sembilan guru.

Pembantaian itu memberikan tekanan pada pemerintah untuk bertindak tegas mengatasi pemberontakan Taliban. Sebanyak 27 orang telah digantung setelah peristiwa penyerangan ke sekolah itu. Sebagian besar dari mereka adalah gerilyawan. Namun, terungkap pekan lalu bahwa para pejabat Pakistan diam-diam mengeluarkan kebijakan untuk menjalankan hukuman mati bagi narapidana yang telah ditolak permohonan bandingnya.

"Mereka tidak hanya teroris, ada juga kejahatan-kejahatan lain, beberapa dari mereka adalah pembunuh dan beberapa melakukan kejahatan keji lainnya," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pakistan.

Kelompok hak asasi manusia mengatakan banyak praktek hukum di Pakistan sangat tidak bisa diandalkan. "Mereka menerapkan sistem peradilan pidana yang kuno, penyiksaan sering dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dan polisi jarang dilatih dalam penyelidikan," kata pejabat hak asasi manusia.

REUTERS | MECHOS DE LROCHA

Berita terkait

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

8 Agustus 2017

Taliban Luncurkan Majalah untuk Rekrut Wanita di Pakistan  

Taliban di Pakistan meluncurkan majalah propaganda untuk merekrut wanita bergabung dengannya.

Baca Selengkapnya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

29 Juli 2017

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, Mundur dari Jabatannya

Perdana Menteri Pakistan, Nawaz Sharif, mengundurkan diri dari jabatannya pada, Sabtu, 29 Juli 2017.

Baca Selengkapnya

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

13 Juli 2017

Fontgate, Skandal Dokumen Palsu yang Seret Putri PM Pakistan

Diduga membuat dokumen palsu untuk menutupi keterlibatan dalam Panama Papers, Maryam Nawaz, putri Perdana Menteri Pakistan dirisak di Twitter

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

26 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, Korban Tewas Jadi 153 Orang

Korban tewas akibat ledakan truk pengangkut BBM di jalan raya Pakistan bertambah menjadi 153 orang, termasuk wanita dan anak-anak.

Baca Selengkapnya

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

26 Juni 2017

Bom Mirip Mainan Meledak, 6 Anak Pakistan Tewas  

Sebuah bom yang menyerupai mainan meledak di barat laut Pakistan. Akibatnya, enam anak tewas.

Baca Selengkapnya

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

25 Juni 2017

Truk Pengangkut BBM Meledak, 123 Orang Tewas di Pakistan

Sekitar 123 orang tewas dalam sebuah ledakan truk pengangkut bahan bakar di jalan raya di Pakistan.

Baca Selengkapnya

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

19 Mei 2017

Lukai Bocah, Anjing di Pakistan Dihukum Mati  

Seekor anjing di Pakistan dihukum mati setelah dinyatakan bersalah menggigit seorang anak.

Baca Selengkapnya

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

13 Mei 2017

Diketahui Lewat Surat, Putra Osama Bin Laden Siap Pimpin al-Qaeda

Ibu Hamza meminta putranya mengikuti jejak ayahnya.

Baca Selengkapnya

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

8 Mei 2017

India Larang Saluran TV Zakir Naik karena Dianggap Ilegal

Salah satu yang diblokir oleh pemerintah India adalah saluran televisi milik pendakwah Islam kontroversial kelahiran India, Zakir Naik.

Baca Selengkapnya

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

3 Mei 2017

Pakistan Hukum Gantung Empat Milisi Taliban

Keempat milisi Taliban diadili di pengadilan militer Pakistan karena terlibat terorisme.

Baca Selengkapnya