Pendeta Ini Cari Dana Ingin Ganti Jet Pribadi

Reporter

Minggu, 15 Maret 2015 04:53 WIB

Pendeta Creflo Dollar. AP/Atlanta Journal-Constitution

TEMPO.CO, Atlanta - Seorang pendeta Amerika membutuhkan dana sebesar US$ 65 juta atau sekitar Rp 860 miliar untuk membeli pesawat jet pribadi baru.

Pendeta bernama Creflo Dollar dari World Changers Church International di Atlanta ini mencari donasi dari sedikitnya 200 ribu orang yang masing-masing akan menyumbang US$ 300 (Rp 3,97 juta) per orang untuk membeli Gulstream 650.

Mengutip dari Business Insider, pesawat jet baru seharga US$ 65 juta itu diperlukan karena ukurannya lebih besar dan lebih cepat. "Secara keseluruhan terbaik."

Sekelompok umat menyatakan kecewa dan membandingkan tingkah seorang hipster dengan pendeta Creflo. "Kami pikir tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada kehidupan hipster yang berusaha mengumpulkan uang hari demi hari. Tapi kami salah."

Dalam situs pribadinya, Creflo mengklarifikasi dalam tayangan lima menit bahwa pembelian jet baru itu karena yang lama sudah digunakan sejak tahun 1984.

Ia mengatakan pesawat lama itu sudah mengalami masalah dengan mesinnya. Ia pun menambahkan sudah mengunjungi 40 negara dan menjelajahi empat juta mil dengan jet tersebut.

METRO.CO | MECHOS DE LAROCHA

Berita terkait

Kemendikbudristek Tarik Buku PPKn Kelas VII yang Keliru Soal Trinitas

27 Juli 2022

Kemendikbudristek Tarik Buku PPKn Kelas VII yang Keliru Soal Trinitas

Kemendikbudristek tarik buku PPKn SMP kelas VII yang keliru memuat penjelasan soal Trinitas dalam ajaran Kristen Protestan dan Kristen Protestan

Baca Selengkapnya

Penjelasan Trinitas di Buku PPKN Tuai Protes, Kemendikbud Lakukan Revisi

26 Juli 2022

Penjelasan Trinitas di Buku PPKN Tuai Protes, Kemendikbud Lakukan Revisi

Dalam buku PPKn SMP kelas VII terbitan tahun 2021 itu termuat penjelasan Trinitas yang keliru dalam ajaran Kristen Protestan dan Kristen Katolik.

Baca Selengkapnya

Kerukunan Beragama di Fakfak, Papua, Lewat Filosofi Satu Tungku Tiga Batu

5 September 2021

Kerukunan Beragama di Fakfak, Papua, Lewat Filosofi Satu Tungku Tiga Batu

Wisatawan yang berkunjung ke Fakfak, Papua Barat, dapat mengenali dua ciri khas perkampungan yang mayoritas penduduknya beragama Kristen atau Islam.

Baca Selengkapnya

Hindari Hoaks, Eng Hian Klarifikasi Agamanya dalam Video 15 Detik

8 Agustus 2021

Hindari Hoaks, Eng Hian Klarifikasi Agamanya dalam Video 15 Detik

Eng Hian memberikan klarifikasi dalam video 15 detik mengenai agamanya, menghindari makin tersebarnya hoaks tentang hal tersebut di media.

Baca Selengkapnya

Kelompok Ini Dituding Menyimpang dari Ajaran Al-Kitab

24 Februari 2016

Kelompok Ini Dituding Menyimpang dari Ajaran Al-Kitab

Persekutuan doa Debora melarang jemaatnya beribadah di gereja pada umumnya, karena sudah cukup beribadah di Persekutuan Doa.

Baca Selengkapnya

Bupati Ini Diminta Cepat Akhiri Polemik Izin Gereja

22 Juli 2015

Bupati Ini Diminta Cepat Akhiri Polemik Izin Gereja

Bupati atau wali kota diperintahkan membantu penerbitan izin tempat ibadat yang berdiri permanen sebelum peraturan dua menteri berlaku pada 2006.

Baca Selengkapnya

Perayaan Paskah Tak Dapat Izin di Tempat Terbuka  

30 Mei 2014

Perayaan Paskah Tak Dapat Izin di Tempat Terbuka  

Kepolisian dan pemerintah Gunungkidul hanya memberi izin setelah panitia memecah perayaan Paskah di delapan gereja berbeda yang berjauhan.

Baca Selengkapnya

Yesus Pernah Menikah? Naskah Kuno Sebut Kata Istri

19 September 2012

Yesus Pernah Menikah? Naskah Kuno Sebut Kata Istri

Sebuah fragmen kecil dari kertas papirus yang pudar berisi petunjuk bahwa Yesus mungkin telah menikah.

Baca Selengkapnya

Yesus Wafat pada 3 April Tahun 33?  

28 Mei 2012

Yesus Wafat pada 3 April Tahun 33?  

Tanggal itu ditetapkan setelah melihat aktivitas gempa di sekitar Laut Mati, yaitu sekitar 13 mil atau 20,9 km dari Jerusalem.

Baca Selengkapnya

Besok, Umat Kristiani Peringati Injil Masuk Papua

4 Februari 2011

Besok, Umat Kristiani Peringati Injil Masuk Papua

Injil masuk di Papua melalui dua misionaris asal Belanda dan Jerman, yakni Carl Wilhelm Ottow dan Johann Gottlob Geissler.

Baca Selengkapnya