Tim Investigasi Kolombia bersama Polisi dan warga membawa lima jenazah tentara yang dibunuh oleh pasukan pemberontak revolusi Kolombia (FARC) di Santander de Quilichao, Cauca, 19 Desember 2014. Marxist Kolombia yang dipimpin FARC membunuh lima tentara dalam serangan pada Jumat kemarin. REUTERS/Jaime Saldarriaga
TEMPO.CO, Bogota - Pasukan Pemerintah Kolombia akan menghentikan sementara gempuran ke markas pertahanan Pasukan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) selama satu bulan. Keterangan tersebut disampaikan oleh Presiden Juan Manuel Santos terkait dengan pengakuan gencatan senjata sepihak oleh gerilyawan.
"Berkenaan dengan gencatan senjata sepihak yang dinyatakan oleh FARC pada 18 Desember 2014, maka kami harus mengakui bahwa mereka benar-benar melaksanakan apa yang diucapkan," kata Santos dalam sebuah pidato melalui televisi, Selasa, 10 Maret 2015.
Untuk alasan tersebut, Santos menambahkan, "Saya memerintahkan Menteri Pertahanan dan para pemimpin angkatan besenjata menghentikan aksi bombardir ke basis pertahanan FARC selama satu bulan."
Menurut Santos, penghentian sementara serangan udara -sebuah cara paling mematikan bagi FARC- dapat saja dilanjutkan jika para pemberontak berpegang teguh pada kesepakatan gencatan senjata. Namun Santos juga memperingatkan bahwa militer tidak akan segan menggempur kembali basis FARC bila mereka mengancam rakyat sipil atau melakukan pemberontakan lagi.
Pembangunan merata di Kolombia dianggap langkah tepat menuju proses perdamaian abadi. Perang saudara di Kolombia yang melibatkan pemberontak FARC merupakan pelawanan terpanjang dalam sejarah di Amerika Latin yang dilakukan oleh pemberontak.
"Dalam beberapa bulan terakhir ini kami melihat eskalasi konflik menurun," kata koresponden Al Jazeera, Alessandro Rampietti, dari Ibu Kota Bogota. Dia melanjutkan, pada Sabtu, 7 Maret 2015, kedua belah pihak mengumumkan rencana melakukan operasi bersama untuk memindahkan ranjau darat.
Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta
5 Mei 2017
Bertengkar dengan Suami, Perempuan Ini Telan Uang Rp 93,3 Juta
Seorang perempuan di Kolombia harus dioperasi setelah menelan uang kertas senilai US$ 7.000 atau sekitar Rp 93,3 juta setelah bertengkar dengan suaminya.