Umat Islam Afganistan menunjukkan poster bergambarkan `I Love Muhammad` saat menggelar aksi unjuk rasa, mengecam media satir, Charlie Hebdo di depan kedutaan besar Perancis di Kabul, Afganistan, 22 Januari 2015. (AP Photo)
TEMPO.CO,London - Komisi Hak Asasi Manusia Islam (IHRC), organisasi muslim di Inggris, memberi Penghargaan Islamofobia kepada majalah satire Prancis, Charlie Hebdo, dalam kategori Islamofobia Internasional.
Majalah itu mengalahkan pesaing-pesaing beratnya dalam kategori itu, di antaranya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dan pembawa acara televisi Amerika, Bill Maher.
Penghargaan itu diberikan melalui pemungutan suara yang diikuti lebih dari 100 ribu pemilih. Pemenangnya diumumkan pada Sabtu pekan lalu.
Sebagian pihak menilai keputusan memberikan penghargaan itu kepada Charlie Hebdo sebagai sikap yang tidak sensitif, setelah 12 anggota staf majalah tersebut ditembak mati oleh teroris.
"Penghargaan Islamofobia tahunan ini telah dikenal sebagai sindiran dan nasihat kepada orang-orang yang menunjukkan dan mengabadikan kebencian mereka terhadap umat dan agama Islam," kata Ketua IHRC Massoud Shadjareh kepada IBTimes, Senin, 9 Maret 2015.
Menurut Shadjareh, siapa pun harus bisa menerima ketika kalangan muslim menunjukkan rasa humor mereka kepada dunia. "Kenyataannya adalah kegiatan ini merupakan sebuah sindiran. Dan, jika orang berpikir umat Islam harus menjadi korban sindiran, mengapa muslim tidak boleh menyindir juga?" ujarnya.