Tersangka Pembunuh Eks Agen KGB di London Terekam Kamera

Reporter

Editor

Abdul Manan

Jumat, 27 Februari 2015 18:42 WIB

Markas MI6. Thames-path.org.uk

TEMPO.CO, London - Masih ingat kasus pembunuhan terhadap Alexander Litvinenko, mantan agen badan intelijen Rusia, FSB (pengganti KGB), yang tewas akibat diracun dengan Polonium pada 1 November 2006? Penyelidikan sudah lama dilakukan, tapi hingga kini pelakunya belum bisa dibawa ke pengadilan. Aparat penegak hukum Inggris menuding dua orang Rusia, sama-sama eks agen rahasia, Andrei Lugovoi dan Dmitry Kovtun sebagai pelakunya. Keduanya, yang kini ada di Rusia, membantah tudingan itu.

Kabar terbaru, penyelidik kasus pembunuhan Litvinenko merilis video CCTV di Millennium Hotel di Mayfair, di pusat Kota London, yang merekam bagaimana Litvinenko berada di hotel itu untuk bertemu dengan dua orang Rusia itu. Wartawan Guardian, Luke Harding, menulis soal perkembangan terbaru ini dalam Guardian edisi Kamis 26 Februari 2015.

Dalam video itu tampak Litvinenko seperti turis pada umumnya. Pada 1 November 2006 itu, Litvinenko tiba di Millennium Hotel, mengenakan mengenakan jaket denim berkerah. Waktu menunjukkan pukul 04:00 sore. Ia mencari ke sekeliling lobi dan tak menemukan orang yang akan ditemuinya. Dia lantas melakukan panggilan dari telepon genggamnya.

Video yang diambil oleh polisi dari kamera hotel itu menunjukkan bahwa Lugovoi dan Kovtun secara cermat mempersiapkan untuk pertemuan mereka dengan Litvinenko, dan kemudian meracuninya. Pertemuan berlangsung di Pine Bar, yang berada di lantai dasar hotel.

Setengah jam sebelum pertemuan dengan Litvinenko, baik Lugovoi dan Kovtun pergi secara terpisah ke toilet. Keduanya sempat bertanya di meja depan hotel di mana toilet berada. Kamera merekam mereka masuk dan keluar dari toilet itu. Dalam perjalanan menuju tangga, seperti terekam kamera, salah satu tangan Lugovoi tampak dimasukkan ke sakunya.

DI Craig Mascall, polisi yang memimpin penyelidikan kasus Litvinenko ini mengatakan, tingkat besar radiasi racun Polonium kemudian ditemukan di toilet yang dikunjungi oleh dua orang Rusia itu. Pembacaan radiasi tertinggi ada pada pintu kayu salah satu bilik di toilet. Ada juga kontaminasi racun yang ditemukan di bawah pengering tangan di kamar mandi, kata Mascall.

Norberto Andrade, kepala bar di Pine Bar, mengatakan, sebelum Litvinenko tiba di bar, Lugovoi dan Kovtun telah mengambil tempat duduk di suatu meja di bar itu. Mereka memesan beberapa minuman, dimulai dengan tiga cangkir teh hijau dengan lemon segar dan madu. Andrade mengatakan, ia membawa teh dalam teko keramik putih. Andrade tidak menuang teh itu ke cangkirnya.

Tak lama setelah itu, orang Rusia itu memanggil dia kembali. "Mereka meminta saya untuk memberi tambahan madu," kenangnya. Andrade kemudian membawa madu dan minuman lainnya -empat gin dan tonik, koktail sampanye, dan cerutu £ 15 Romeo dan Julieta. Tagihan secara keseluruhan £ 70,60 atau sekitar Rp 1,4 juta. "Saya berjalan sangat cepat bolak-balik," katanya. Sayangnya, tidak ada CCTV yang meliputi area bar itu, tambahnya.

Penyelidikan menemukan bahwa Litvinenko duduk dengan Lugovoi di bar itu. Awalnya hanya mereka berdua. Kovtun bergabung belakangan. Litvinenko mengatakan kepada polisi penyelidik bahwa Lugovoi menyarankan dia minum beberapa teh yang masih sisa, dan menambahkan secangkir baru. Litivinenko meminum tiga atau empat teguk teh dan dia tidak menyukainya. Mascall mengatakan, dalam pengujian berikutnya di teko minuman itu ditemukan kontaminasi racun Polonium dalam jumlah besar.

Sambil menampilkan foto teko itu, Mascall mengatakan, "Dalam benak saya tidak ada bayang-bayang keraguan bahwa ini adalah teko yang digunakan untuk meracuni Litvinenko."

Sebelumnya, penyelidikan mengetahui bahwa Lugovoi terbang ke London dari Moskow pada 31 Oktober 2006 dengan istrinya, Svetlana, putrinya, Galina, dan anaknya yang delapan tahun, Igor. Di London ia bertemu dengan putrinya yang lain, Tatiana dan pacarnya Maxim, yang telah melakukan perjalanan dalam penerbangan yang terpisah. Alasan dari kunjungan keluarga ini adalah untuk menonton pertandingan di stadion Emirates antara Arsenal dan CSKA Moskow.

Rekaman CCTV hotel mengungkapkan bagaimana Lugovoi check-in dan mengobrol dengan anak-anaknya di meja depan hotel. Kamera juga menangkap gambar Kovtun, sosok muram dalam jaket gelap, yang tiba secara terpisah, terbang ke London dari Hamburg.

Menurut Mascall, tes menunjukkan tingkat kontaminasi Polonium sangat tinggi di kamar 383, tempat Kovtun tinggal dengan orang Rusia lainnya, Vyacheslav Sokolenko. Polisi kemudian menyimpulkan bahwa Sokolenko --berperawakan tinggi, terlihat pada CCTV mengenakan syal sepak bola-- tidak terlibat langsung dalam pembunuhan Litvinenko.

Beberapa kontaminasi Polonium juga ditemukan di kamar 441, tempat Lugovoi, istri dan anaknya menginap. Kamar Tatiana dan Galina, 101, juga ada tingkat kontaminsai Polonium yang rendah. Deteksi yang lebih kecil juga ditemukan dalam barang-barang lain dari peralatan Pine Bar, setelah teko yang mengandung bahan radioaktif itu dimasukkan ke dalam mesin cuci piring.

Para penyelidik juga menilai pengakuan Lugovoi tentang apa yang terjadi pada 1 November 2006 bertentangan dengan barang bukti. Lugovoi mengatakan kepada detektif Scotland Yard yang mewawancarainya di Moskow bahwa Litvinenko yang memulai kontak. Litvinenko terus-menerus menelepon untuk meminta pertemuan, kata Lugovoi. Catatan telepon yang dimiliki penyelidik menunjukkan bahwa justru Lugovoi yang mengontak Litvinenko, bukan sebaliknya.

Litvinenko adalah agen FSB yang khusus menangani kejahatan terorganisir. Ia pernah ditangkap aparat keamanan Rusia karena dituding terlibat kasus pembunuhan, sebelum akhirnya terbang ke London dan meminta suaka kepada pemerintah Inggris tahun 2000. Di Inggris, ia menjadi pengkritik yang vokal terhadap pemerintah Rusia.

Selama di London, Litvinenko menulis dua buku: Blowing Up Russia: Terror from Within and Lubyanka Criminal Group, di mana ia menuding dinas rahasia Rusia melakukan pengeboman dan sejumlah aksi terorisme sebagai upaya untuk menaikkan Vladimir Putin ke kursi kekuasaan. Dia juga menuding Putin memerintahkan pembunuhan jurnalis Rusia yang kritis, Anna Politkovskaya, pada Oktober 2006.

Di London, Litvinenko bekerja di sejumlah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa keamanan, dan diam-diam juga menjadi 'konsultan' Dinas Rahasia Inggris, MI6. Namun, hidupnya berakhir tak lama setelah pertemuannya dengan Lugovoi dan Kovtun di Millenkium Hotel pada 1 November 2006. Akibat racun Polonium itu, Litvinenko meninggal 23 hari kemudian.

Penyelidikan atas kasus Litvinenko ini masih terus berlanjut.

GUARDIAN | ABDUL MANAN

Berita terkait

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

9 Oktober 2017

Khawatir Perang Dunia III, Inggris Mulai Siapkan Militernya

Inggris telah melakukan persiapan militer untuk menghadapi kemungkinan Perang Dunia III?yang dipicu?Korea Utara?

Baca Selengkapnya

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

22 September 2017

Wisatawan Ditawari Berburu Hantu di Penjara Terangker di Inggris

Inggris tantang wisatawan bernyali untuk berburu hantu di
/>
penjara paling angker, Shepton Mallet.

Baca Selengkapnya

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

20 Agustus 2017

Heboh, Warga Percaya Nama Big Ben Diganti Massive Mohammed

Beberapa orang di Inggris benar-benar berpikir bahwa menara jam Big Ben akan diganti namanya menjadi Massive Mohammed.

Baca Selengkapnya

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

4 Agustus 2017

Ternyata, Ratu Elizabeth II Minum 6 Gelas Alkohol Setiap Hari

Rtu Elizabeth II meminum alkohol sejak sebelum makan siang

Baca Selengkapnya

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

29 Juli 2017

Charlie Gard, Bayi yang Dikalahkan Hukum Akhirnya Meninggal  

Charlie Gard, bayi usia 11 bulan yang telah menyedot perhatian sejumlah pemimpin dunia dan masyarakat internasional akhirnya meninggal

Baca Selengkapnya

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

27 Juli 2017

Fokus ke Kerajaan, Pangeran Williams Pensiun Jadi Pilot

Pengalaman sebagai pilot helikopter ambulans membuat Pangeran William sangat peduli pada kesehatan mental

Baca Selengkapnya

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

22 Juli 2017

Bocah 5 Tahun Didenda Rp 2,5 Juta Gara-gara Jualan Minuman

Bocah perempuan berusia 5 tahun terisak di hadapan ayahnya, menceritakan dirinya didenda Rp 2,5 juta gara-gara berjualan minuman lemon di dekat rumahnya.

Baca Selengkapnya

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

21 Juli 2017

Punya Tato di Wajah, Pria Inggris Diusir dari Pesawat

Sebuah keluarga Inggris mengklaim diusir dari sebuah pesawat karena sang ayah memiliki tato di wajah.

Baca Selengkapnya

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

17 Juli 2017

Inggris Memulai Perundingan Putaran Pertama Brexit

Davis direncanakan bertemu negosiator Brexit dari Uni, Eropa Michel Barnier, dalam perundingan yang berlangsung selama empat hari di Brussels.

Baca Selengkapnya

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

7 Juli 2017

Kecanduan Jose Mourinho, Nenek Ini Bikin 20 Tatto Pelatih MU

Seorang nenek di Inggris mendedikasikan tubuhnya dengan 20 tatto bergambar pelatih Manchester United, Jose Mourinho.

Baca Selengkapnya