TEMPO.CO, Kuala Lumpur - Rosmah Mansor, istri Perdana Menteri Malaysia Najib Razak, dicemooh setelah dia mengeluh tentang meningkatnya biaya untuk penata rambut dan penjahit. Rosmah selama ini kerap dikritik terkait gaya hidup mewahnya. Ia dianggap "kehilangan kontak" dengan rakyat yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Awal pekan ini pada sebuah media, Rosmah mengeluhkan tingginya pengeluaran rumah tangga. Rosmah mencontohkan biaya penata rambutnya--khusus untuk mengecat rambut--menjadi RM 1.200 (setara Rp 4,28 juta) dan penata busana RM 500 (setara Rp 1,78 juta) sekali datang.
"Kami harus mengenakan pakaian sesuai fungsinya, tetapi harganya terlalu tinggi. Bagi mereka yang mampu tidak apa-apa. Tapi bagaimana dengan ibu rumah tangga seperti kita, dengan tanpa pendapatan?" ujarnya, seperti dilansir portal berita Malaysia Insider, Senin, 24 Februari 2015.
Rosmah mengeluarkan komentar ini di sebuah acara publik untuk membahas pengenalan pajak konsumen baru pada bulan April. Upah minimum Malaysia adalah RM 900 per bulan, meskipun kritikus mengatakan angka ini jarang diberlakukan.
Pernyataannya langsung ditanggapi sinis warga Malaysia, terutama di situs jejaring sosial. "Apakah wanita ini nyata? Beberapa keluarga harus berjuang untuk hidup, sementara dia menghambur-hamburkan uangnya hanya untuk mengecat rambut," kata salah satu pengguna Facebook.
Seorang pengguna Twitter menulis, "Saya berharap untuk menjadi seorang ibu rumah tangga PNS miskin seperti kamu Rosmah." Sejak suaminya mulai menjabat pada 2009, Rosmah kerap dikecam lantaran gaya hidupnya. Yang terpanas adalah terkait laporan bahwa ia secara periodik berbelanja barang-barang mewah di luar negeri.
Gaya hidup mewah lingkaran dekat Najib Razak kerap disorot. The New York Times memuat laporan awal bulan ini merinci pembelian real estat mewah di Amerika Serikat oleh orang-orang dekat Najib. Media ini juga mengaku mengantongi dokumen yang menunjukkan pembelian perhiasan untuk Rosmah senilai jutaan dolar AS.
Kantor Perdana Menteri menolak untuk memberi komentar atas laporan itu. "Kami memilih untuk tidak mengomentari spekulasi disertai rujukan mengenai keuangan pribadi dan pengeluaran dari perdana menteri dan keluarganya."
Di sisi lain, mereka bertindak atas para pengkritik perdana menteri. Polisi Malaysia pada 14 Februari menyita pengiriman buku karya kartunis politik paling terkenal di negara itu yang mengkritik Najib dan Rosmah. Tahun lalu seorang anggota parlemen oposisi didakwa melakukan penghasutan karena memproduksi video satire tentang karakter yang secara luas dipandang mirip Rosmah.
