KBRI Yaman Mulai Buka Pendaftaran Evakuasi WNI  

Reporter

Editor

Natalia Santi

Selasa, 17 Februari 2015 20:24 WIB

Duta Besar RI untuk Yaman, Wajid Fauzi (kedua kiri), bersama anak-anak setempat usai salat Jumat di masjid di wilayah Haddah, Sanaa, 23 Januari 2015. Meskipun situasi tidak menentu pasca mundurnya Presiden dan PM namun ibadah tetap dapat dilakukan dengan tenang. Istimewa

TEMPO.CO, Sana’a – Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Sana’a mulai membuka pendaftaran evakuasi bagi warga negara Indonesia yang merasa kondisinya terancam di Yaman.

“KBRI sudah memberitahukan kepada WNI yang merasa tidak aman lingkungannya agar melapor, untuk selanjutnya kita bantu kembali ke Tanah Air,” kata Duta Besar RI untuk Yaman, Wajid Fauzi kepada Tempo, Selasa, 17 Februari 2015.

Pihak KBRI tidak memaksakan WNI untuk kembali ke Indonesia. Pengumuman itu ditujukan hanya bagi mereka yang merasa tidak aman lingkungannya. Dubes Wajid menegaskan tindakan selektif diambil karena peta kerawanan yang dihadapi WNI berbeda-beda di masing-masing kota.

Menurut Wajid, hal tersebut merupakan langkah antisipasi apabila keadaan menjadi memburuk. Sementara suasana pada hari ini di Sanaa, aktivitas sehari-hari masih berjalan normal, meski tidak ada pemerintahan.

Situasi politik di Yaman tidak menentu setelah militan Al Houthi menduduki Ibukota Sanaa dan mengkudeta pemerintahan Presiden Abdrabuh Mansour Hadi bulan lalu. Sejumlah negara Barat dan Timur Tengah mulai menarik diplomat dan menutup kedutaan besarnya di Sanaa.

Menurut laman resmi KBRI, pendaftaran program evakuasi dibuka mulai hari ini, 17 hingga 28 Februari 2015. Formulir pendaftaran dapat diperoleh langsung di KBRI Sana’a atau dengan mengunduhnya di situs www.kemlu.go.id/sanaa.

“Apabila terdapat WNI, yang dengan pertimbangan sendiri tidak merasa perlu untuk meninggalkan Yaman, maka hal itu menjadi hak dan tanggung jawab pribadi WNI itu sendiri,” tulis KBRI dalam edaran pendaftaran evakuasi di laman resminya, kemarin.

Program evakuasi tersebut disiapkan bagi WNI untuk kembali ke Tanah Air atau satu kali jalan. Soal biaya evakuasi, menurut Wajid, ditanggung oleh pemerintah. Namun dia tidak menampik jika ada WNI yang ingin membiayai sendiri perjalanannya.

Hingga hari ini, belum ada WNI yang mendaftarkan diri. “Sejauh ini, baru menerima beberapa pertanyaan dari WNI, namun yang secara resmi mendaftarkan diri belum ada,” kata Wajid.

Adapun menurut Ketua Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman wilayah Hadhramaut, Rofik Anwari, tidak semua warga negara atau mahasiswa Indonesia yang perlu dievakuasi. Terutama pelajar yang tersebar di beberapa kota di Provinsi Hadhramaut, khususnya Kota Tarim, yang terletak sekitar 871 kilometer dari Ibukota Sanaa . Ada lebih dari 1.000 pelajar Indonesia belajar di kota tersebut.

“Situasi di Tarim sangat aman dan kondusif, kegaduhan politik di ibukota Sanaa tidak berpengaruh sama sekali terhadap aktivitas masyarakat di kota ini,” kata Rofik lewat laman Facebook-nya, Senin. Dari beberapa temannya di Sanaa, situasi pun masih aman hingga masih bebas berkeliling dan mengurus berkas penting di Kementrian Luar Negeri Yaman.

NATALIA SANTI

Berita terkait

Dialog dengan Pelajar RI di Belanda, Luhut: Anda Pulang, Bisa Jadi Siapa Saja

1 Juni 2022

Dialog dengan Pelajar RI di Belanda, Luhut: Anda Pulang, Bisa Jadi Siapa Saja

Luhut Binsar Pandjaitan melakukan kunjungan kerja ke Belanda. Di sela-sela lawatannya, Luhut bertemu Perhimpunan Pelajar Indonesia di KBRI Den Haag.

Baca Selengkapnya

Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

3 Maret 2022

Situasi Kian Mencekam, Ini Risiko Evakuasi WNI di Ukraina

Evakuasi WNI di Ukraina, Pakar Hubungan Internasional UNAIR menyebut Moldova berisiko karena memiliki wilayah yang berkonflik dan didukung Rusia.

Baca Selengkapnya

Indonesia Ingin Lipatgandakan Perdagangan Tekstil dengan AS

20 Juli 2019

Indonesia Ingin Lipatgandakan Perdagangan Tekstil dengan AS

Diharapkan nilai perdagangan Indonesia-AS bisa mencapai US$60 miliar dalam 5 tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Disapa Garuda di Darfur

3 Juli 2019

Pasukan Perdamaian PBB Asal Indonesia Disapa Garuda di Darfur

29 orang Pasukan Perdamaian PBB asal Indonesia, UNAMID untuk wilayah tugas di Darfur, Sudan berkunjung ke KBRI Addis Ababa membagikan pengalamannya.

Baca Selengkapnya

90 Pemuda Ethiopia Beradu Gagasan di KBRI Addis Ababa, Untuk Apa?

1 Juli 2019

90 Pemuda Ethiopia Beradu Gagasan di KBRI Addis Ababa, Untuk Apa?

Sebanyak 90 pemuda inovator Ethiopia mempresentasikan gagasan dan pemikiran mereka di KBRI Addis Ababa untuk mengatasi berbagai persoalan.

Baca Selengkapnya

Indonesia Promosikan Kuliner dan Kerajinan di Marseille, Prancis

23 Juni 2019

Indonesia Promosikan Kuliner dan Kerajinan di Marseille, Prancis

Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Marseille mengelar bazaar kuliner, produk kerajinan, dan budaya Indonesia kepada masyarakat Prancis.

Baca Selengkapnya

KBRI Addis Ababa Peringati Hari Pasukan Perdamaian PBB

1 Juni 2019

KBRI Addis Ababa Peringati Hari Pasukan Perdamaian PBB

KBRI Addis Ababa di Ethiopia menggelar diskusil panel dan pameran foto memperingati hari Pasukan Perdamaian PBB.

Baca Selengkapnya

500 WNI Diperkirakan Mudik Via Pelabuhan Muar Malaysia Tiap Hari

28 Mei 2019

500 WNI Diperkirakan Mudik Via Pelabuhan Muar Malaysia Tiap Hari

Satuan Kerja Perhubungan KBRI Kuala Lumpur memprediksi 500 WNI mudik via Pelabuhan Muar, Negeri Johor, Malaysia, tiap hari.

Baca Selengkapnya

Kisah Menarik WNI Sambut Ramadan di Ethiopia

7 Mei 2019

Kisah Menarik WNI Sambut Ramadan di Ethiopia

Warga Muslim Indonesia di Addis Ababa, Ethiopia menyambut bulan suci Ramadan dengan salat tarawih di Wisma Indonesia, KBRI Addis Ababa, 5 Mei 2019.

Baca Selengkapnya

WNI Terlama Tinggal di Ethiopia Berikan Suara di Pemilu 2019

15 April 2019

WNI Terlama Tinggal di Ethiopia Berikan Suara di Pemilu 2019

Sebanyak 150 WNI di Ethiopia memberikan suaranya pada pemilu 2019, termasuk Savitri Ari Ernaningtya, WNI terlama tinggal di Ethiopia.

Baca Selengkapnya