Myanmar Bebaskan 595 Anak yang Dipersenjatai  

Reporter

Sabtu, 24 Januari 2015 18:02 WIB

Seorang mantan tentara anak Myanmar (kiri) membawa barang-barangnya saat ia berjalan keluar dari kompleks militer di Yangon. (AFP/Soe Win Dari)

TEMPO.CO, Bangkok - Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan militer Myanmar telah membebaskan 595 anak yang dipersenjatai sejak penandatanganan pakta PBB tentang militer oleh militer Myanmar pada tahun 2012.

Menurut PBB, pembebasan 595 anak itu berlangsung bertahap. Dalam setahun terakhir sebanyak 418 anak yang dibebaskan. Dan, pada Jumat, 23 Januari 2015, sebanyak 42 anak kembali dibebaskan. (Baca: Indonesia Bangun Sekolah Rohingya di Myanmar)

Usia anak-anak yang dipersenjatai dan bekerja untuk militer Myanmar itu di bawah 18 tahun. Mereka dipekerjakan sebagai prajurit dan pencari ranjau darat.

Sejauh ini, menurut PBB, tidak ada data yang jelas untuk memverifikasi berapa banyak anak yang dilibatkan sebagai tentara anak. (Baca: Pakai Istilah Rohingya, Ban Dikecam Myanmar)

"Dalam satu tahun ini, jumlah anak yang dibebaskan dari angkatan bersenjata, menunjukkan usaha maju dari pemerintah Myanmar dan Tatmadaw (militer) untuk mengakhiri praktek pelanggaran dengan merekrut dan memanfaatkan anak-anak," kata Renata Lok-Dessallien, koordinator PBB di Myanmar dalam pernyataannya.

CHANNEL NEWS ASIA | MARIA RITA

Baca juga:
KPK: Sejarah Akan Mencatat Anda, Presiden!
Tiga Perubahan Ujian Nasional Ala Menteri Anies
Abraham Menangis Ingat Firasat Bambang Widjojanto
Putri Bambang KPK: Ayah Keren Banget Umi!

Berita terkait

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

29 Januari 2021

Militer Tuduh Pemilu Myanmar Dicurangi, Pemerintahan Aung San Suu Kyi Terancam

Militer Myanmar menuduh pemilu diwarnai kecurangan dan tidak mengesampingkan kemungkinan kudeta terhadap pemerintahan Aung San Suu Kyi

Baca Selengkapnya

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

10 Februari 2018

Investigasi Reuters: Cerita Pembantaian 10 Muslim Rohingya

Dua orang disiksa hingga tewas, sedangkan sisanya, warga Rohingya, ditembak oleh tentara.

Baca Selengkapnya

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

27 September 2017

Militer Myanmar Temukan 17 Jasad Umat Hindu, ARSA Dituding Pelaku

Militer Myanmar?kembali menemukan 17 jasad umat Hindu?di sebuah kuburan massal di Rakhine dan ARSA dituding sebagai pelakunya.

Baca Selengkapnya

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

26 September 2017

Dewan Keamanan PBB Lusa Bahas Nasib Rohingya

Dewan Keamanan PBB akan bertemu lusa untuk membahas penindasan Rohingya di Myanmar.

Baca Selengkapnya

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

26 September 2017

Myanmar Sebut Milisi Rohingya Tindas Warga Hindu di Rakhine

Pasukan militer?Myanmar mulai membuka satu persatu?tudingan?kekejaman?oleh?milisi Rohingya atau ARSA.

Baca Selengkapnya

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

25 September 2017

Pengadilan Rakyat Mendakwa Mynmar Melakukan Genosida

Pengadailan Rakyat Internasional menyimpulkan Myanmar melakukan genosida terhadap minoritas muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

23 September 2017

Bangladesh Bebaskan 2 Jurnalis Myanmar yang Ditahan di Cox Bazar

Kedua jurnalis Myanmar ini berpengalaman bekerja untuk berbagai media internasional.

Baca Selengkapnya

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

6 September 2017

Warga Hindu Ikut Jadi Korban Kerusuhan di Rakhine Myanmar  

Sebagian warga Hindu mengungsi ke Banglades dan tinggal berdampingan dengan warga Muslim Rohingya.

Baca Selengkapnya

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

5 September 2017

Jet Tempur Myanmar Hilang Kontak Saat Latihan

Satu pesawat tempur militer Myanmar hilang saat melakukan pelatihan penerbangan di wilayah selatan Ayeyarwady.

Baca Selengkapnya

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

27 Agustus 2017

Bentrok di Myanmar, Kemenlu: ASEAN Pegang Prinsip Non-Intervensi

ASEAN mendukung Myanmar dalam proses demokrasi, rekonsiliasi, dan pembangunan di negara tersebut dengan memegang prinsip non-intervensi.

Baca Selengkapnya