Arroyo Minta Maaf Tapi Menolak Mundur

Reporter

Editor

Senin, 27 Juni 2005 20:06 WIB

TEMPO Interaktif, Manila: Presiden Filipina Gloria Macapagal Arroyo meminta maaf kepada publiknya. Ia mengaku telah menelepon komisi pemilihan umum pada pemilihan presiden tahun lalu, tapi membantah telah berkonspirasi memanipulasi hasilnya.Ini adalah pernyataan pertama setelah tekanan politik menyerang Arroyo untuk mundur. Ia dituduh telah berkonspirasi dengan komisi pemilihan umum, atau Comelec, guna memanipulasi hasil pemilihan. Tuduhan ini muncul setelah beredar rekaman percakapan wanita bersuara mirip Arroyo dengan anggota Comelec. Pada pidatonya sore tadi, ia tidak mengakui atau membantah suara dalam rekaman itu.Ia hanya mengakui menelepon anggota komisi pemilihan. "Saya saat itu sangat khawatir terhadap perolehan suara saya, dan berbicara dengan banyak orang, termasuk pejabat Comelec," kata Arroyo pada pernyataan yang disiarkan jaringan televisi nasional, Senin (27/6)sore.Ia mengaku tidak bermaksud memengaruhi hasil pemilihan. Ia juga meminta maaf karena terlalu lama tidak menjelaskan kasus ini. "Saya bertanggung jawab terhadap tindakan saya," tuturnya.Namun, Arroyo menolak mundur dari jabatannya. Dikatakannya, saat dia menghubungi anggota Comelec, "hasil pemilihan telah diprediksikan oleh setiap jajak pendapat". Pemilihan, kata dia, juga dinilai berlangsung secara bebas dan adil oleh pengamat internasional.Arroyo mengklaim telah membuat kemajuan pada agenda reformasinya. Untuk itu ia meminta publik untuk bergerak maju. "Untuk itu, saya ingin menutup bab ini dan beralih ke urusan pemerintahan," tuturnya. AFP

Berita terkait

Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

27 Maret 2022

Menkumham Berikan Paspor untuk WNI Keturunan di Filipina

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly menyerahkan paspor beserta izin tinggal special non immigrant visa kepada perwakilan warga negara Indonesia yang berasal dari warga negara keturunan atau Persons of Indonesian Descent (PIDs). Acara penyerahan paspor dilakukan secara simbolis di Lapangan Upacara KJRI Davao, Filipina.

Baca Selengkapnya

Cerita Presiden Filipina Joseph Estrada Diganti Gloria Macapagal Arroyo di 2011

20 Januari 2022

Cerita Presiden Filipina Joseph Estrada Diganti Gloria Macapagal Arroyo di 2011

Pada 1998 Joseph Estrada menjadi Presiden Filipina melalui pilpres. Namun Oktober 2000 dokumen skandal korupsinya beredar, yang beruung pemakzulannya.

Baca Selengkapnya

Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

30 Mei 2017

Kalimantan Waspadai Pelarian Kelompok ISIS dari Marawi

Polda Kalimantan Timur-Kalimantan Utara mewaspadai pelarian kelompok Marawi yang tengah digempur pemerintah Filipina.

Baca Selengkapnya

Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

24 Mei 2017

Teror ISIS di Marawi, Kemlu Minta WNI di Filipina Waspada  

WNI yang berada di Filipina diimbau untuk lebih waspada, setelah status darurat militer diterapkan oleh Presiden Rodrigo Duterte di Marawi.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

30 April 2017

Jokowi: Dari 5 Pekan, Rute RoRo Davao-Bitung Jadi 2,5 Hari  

Dibukanya rute Davao-Bitung, kata Jokowi, menunjukkan Presiden Duterte peduli dengan wilayah-wilayah yang berada jauh dari ibu kota Filipina, Manila.

Baca Selengkapnya

Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

28 April 2017

Jokowi-Duterte Bakal Resmikan Jalur Laut Davao-Bitung

Presiden Jokowi dan Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan meresmikan pembukaan rute pelayaran kapal Davao-Bitung.

Baca Selengkapnya

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

28 April 2017

Duterte Sambut Jokowi di Istana Malacanang

Presiden Jokowi diterima Presiden Filipina Redrigo Duterte.di Istana Malacanang.

Baca Selengkapnya

Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

25 April 2017

Ini Agenda Lawatan Presiden Jokowi ke Filipina

Jokowi akan menggelar pertemuan bilateral dengan Presiden Duterte dan menghadiri KTT ASEAN.

Baca Selengkapnya

3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

20 Januari 2017

3 WNI yang Diduga Diculik Abu Sayyaf Adalah Nelayan

Tiga WNI asal Sulawesi Selatan yang diduga diculik Abu Sayyaf
adalah nelayan.

Baca Selengkapnya

Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

26 Oktober 2016

Kisah 1.934 Keturunan di Mindanao Hingga Diberi Status WNI

Sebanyak 1.934 warga keturunan Indonesia di Mindanao, Filipina pelintas tradisional dan sudah tinggal di sana bahkan sebelum Indonesia merdeka.

Baca Selengkapnya