UU Baru, Pengungsi di Australia Bisa Bekerja  

Reporter

Editor

Rosalina ocha

Jumat, 5 Desember 2014 20:00 WIB

Kapal yang membawa pencari suaka menghantan karang di Pulau Natal, Australia. REUTERS/Network 7 via Reuters TV

TEMPO.CO, Canberra - Parlemen Australia menyetujui perubahan Undang-Undang Imigrasi yang mencakup pemberlakuan visa sementara untuk para pengungsi. Dengan kebijakan baru itu, para pengungsi bisa tinggal dan bekerja di Australia selama tiga-lima tahun. Namun, pemerintah Australia tidak akan memberikan perlindungan permanen.

Rancangan undang-undang itu lolos dengan dukungan dari 34 anggota senat, sementara 32 anggota lain menolak. RUU itu kemudian disahkan menjadi undang-undang oleh parlemen Australia hari ini.

Selama ini pemerintah Australia menahan seluruh pencari suaka yang datang dengan perahu di kamp-kamp penahanan yang berada di lepas pantai. Kebanyakan pengungsi berasal dari Afganistan, Sri Lanka, Irak, dan Iran yang masuk ke Australia melalui Indonesia. (baca juga: Suaka ke Australia, RI Pertimbangkan Sediakan Pulau)

Dengan Undang-Undang Imigrasi yang baru, ribuan pengungsi, termasuk anak-anak, akan dapat meninggalkan kamp-kamp penahanan dan hidup setidaknya tiga tahun di Australia. Mereka juga memiliki hak bekerja, sehingga bisa mengajukan permohonan visa imigran terampil.

Australia telah setuju meningkatkan jumlah penerimaan pengungsi sebanyak 7.500 orang hingga 2018, dari jumlah saat ini 13.750 pengungsi. Mereka akan diperbolehkan bekerja di Australia sambil mengurus status pengungsi.

Perdana Menteri Australia Tony Abbott menggambarkan tindakan itu sebagai kemenangan bagi Australia. "Kami selalu mengatakan bahwa tiga hal yang diperlukan untuk menghentikan gelombang pengungsi, yakni menempatkan mereka di kamp lepas pantai, memulangkan mereka, dan memberi mereka visa perlindungan sementara. Dan bagian terakhir dari kebijakan itu telah berlaku,” ujarnya, seperti dilansir BBC, Jumat, 5 Desember 2014.

Kebijakan visa sementara diperkenalkan Perdana Menteri John Howard. Namun kebijakan itu dikritik oleh kelompok pegiat hak asasi manusia dan Perserikatan Bangsa-Bangsa karena gagal memenuhi kewajiban Australia sebagai penandatangan Konvensi Pengungsi PBB. (baca: Soal Imigran Gelap, Australia Langgar Konvensi PBB)







BBC | ROSALINA


Terpopuler Dunia:

Polisi Tak Sengaja Temukan Video Sadis Pembunuhan
Chechnya Bergolak, Tiga Polisi Tewas
Tank dan Rudal ISIS Buatan Korea Utara
Badai Dahsyat Hagupit Bakal Terjang Filipina Besok
Badai Mendekat, Warga Filipina Serbu Toko Makanan






















Advertising
Advertising

Berita terkait

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

9 November 2018

Teror di Australia, ISIS Klaim Pelaku Penusukan Sebagai Anggota

ISIS mengklaim serangan teror di Australia yang menikam tiga orang dan menabrakan mobil di Bourke Street, Melbourne.

Baca Selengkapnya

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

9 November 2018

Teror di Australia, Pria Tikam 3 Pejalan Kaki Usai Ledakkan Mobil

Teror di Australia, seorang pria meledakkan mobil dan menusuk pejalan kaki di Melbourne hingga menewaskan satu orang.

Baca Selengkapnya

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

2 Agustus 2017

Etihad Airways Akan Membantu Australia Ungkap Dugaan Teroris  

Maskapai Etihad Airways mengatakan siap bekerja sama dan membantu Kepolisian Federal Australia untuk mengungkap rencana teror di pesawat.

Baca Selengkapnya

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

1 Agustus 2017

Bahan Peledak Ditemukan Polisi Australia di Rumah 4 Tersangka

Polisi Australia menemukan sejumlah benda yang diduga bahan pembuat bom dalam penggrebekan di rumah 4 tersangka.

Baca Selengkapnya

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

1 Agustus 2017

Etihad Bawa 500 Penumpang dari Australia Jadi Target ISIS

4 pria diduga jaringan ISIS diduga akan meledakkan pesawat Etihad Airways dengan rute Sydney, Australia ke Abu Dhabi.

Baca Selengkapnya

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

1 Agustus 2017

4 Pria Australia Rancang Ledakkan Pesawat Rute Jakarta - Sydney  

Gabungan Polisi Australia menemukan data rencana meledakkan pesawat yang terbang dari Jakarta ke Sydney oleh 4 pria Australia keturunan Libanon.

Baca Selengkapnya

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

12 Juni 2017

Australia Dirikan Penjara Isolasi Terpidana Teroris yang Pertama

Australia sedang membangun penjara isolasi khusus terpidana teroris yang pertama dan berlokasi di negara bagian New South Wales.

Baca Selengkapnya

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

17 Mei 2015

Warga AS di Australia Diminta Waspada Aksi Teror

Peringatan ini dikeluarkan setelah pengadilan Australia mengadili remaja Inggris usia 14 tahun yang didakwa terlibat kasus teror di acara Anzac Day.

Baca Selengkapnya

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

16 Maret 2015

Tiap Hari, 405 'Jihadis' Diinterogasi di Bandara Australia  

Australia memperketat pengawasan imigrasi di bandara untuk mencegah warganya bergabung dengan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Baca Selengkapnya

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

9 Maret 2015

ISIS Rekrut Remaja Jago Matematika Asal Australia

Pertengahan tahun lalu, Bilardi diketahui membeli tiket sekali jalan ke Istanbul.

Baca Selengkapnya