Indonesia Ingin Tingkatkan Perdagangan dengan UEA
Editor
Baiq Atmi Sani Pertiwi_carep
Rabu, 3 Desember 2014 07:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Mohammad Fachir mengatakan ingin meningkatkan perdagangan Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA). Menurut dia, prioritas pemerintah sekarang adalah diplomasi ekonomi. “Pemerintah memfasilitasi para pemangku kepentingan, khususnya di bidang ekonomi, untuk semakin aktif,” ujarnya dalam perayaan 43 tahun kemerdekaan UEA di Hotel Kempinski, Rabu, 2 Desember 2014.
Fachir memanfaatkan momen peringatan hari nasional UEA untuk mengucapkan selamat sekaligus menjalin kerja sama. “Kita harus menciptakan momentum untuk melihat capaian selama ini dan ke depan seperti apa,” katanya. Menurut dia, posisi UEA penting karena merupakan salah satu negara pasar non-tradisional bagi Indonesia, di samping Arab Saudi, Mesir, dan Kuwait.
Untuk menarik investasi, Fachir menyebutkan pihaknya sedang mengupayakan one room-service bersama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). “BKPM sedang mencari formula untuk mensinergikan peraturan-peraturan di pusat dengan di daerah,” kata pria yang pernah menjadi Duta Besar Indonesia untuk Mesir itu. Ia berharap upaya ini juga disambut pengusaha Indonesia dengan meningkatkan volume perdagangan.
Fachir optimistis ada peluang besar bagi Indonesia untuk perdagangan dengan UEA, misalnya dalam sektor makanan. Sebab, saat ini produk makanan Indonesia sudah banyak yang berlabel halal. Selain makanan, komoditas unggulan Indonesia untuk UEA adalah otomotif dan minyak kelapa sawit mentah.
Adapun Duta Besar UEA untuk Indonesia, Ahmed Abdulla Mohammed Al Musalli, menyebutkan hubungan kedua negara sangat baik. Baru-baru ini Menteri Luar Negeri Indonesia dan UEA saling berkunjung. “Kami menghasilkan diskusi yang sangat bermanfaat,” kata Musalli. Menurut dia, tahun depan, kunjungan tingkat tinggi akan lebih ditingkatkan, begitu pula dengan perdagangan. “Tahun depan kami punya aktivitas ekonomi, investasi, joint-venture, gas, dan minyak.”
ATMI PERTIWI
Berita Lainnya:
Serangan Mematikan di Tambang Kenya, 36 Tewas
Kapal Tenggelam di Laut Bering, 6 WNI Selamat
Konferensi Peru Jadi Penentu Isu Perubahan Iklim
Konferensi Perubahan Iklim, Indonesia Bawa 5 Isu
Masjid di Arab Saudi Dilengkapi Kamera Intai