Kiri-kanan: Benigno Aquino III, Lee Hsien Loong, Prayut Chan-o-cha, Nguyen Tan Dung, Thein Sein, Najib Razak, Hassanal Bolkiah, Hun Sen, Jokowi dan Thongsing Thammavong berpose di pembukaan pertemuan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ke-25 di Naypyitaw, Myanmar, 12 November 2014. AP/Khin Maung Win
TEMPO.CO, Naypyidaw - Presiden Joko Widodo memaparkan visi mengenai sektor kelautan dalam pidato di Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Asia Timur (KTT EAS) di Naypyidaw, Myanmar, Kamis, 13 November 2014. Menurut Jokowi, pengembangan sektor kelautan menjadi fokus Indonesia pada abad ke-21.
"Indonesia akan menjadi poros maritim dunia, kekuatan yang mengarungi dua samudra, sebagai bangsa bahari yang sejahtera dan berwibawa," kata Jokowi dalam naskah pidatonya yang diterima Tempo. (Baca: Jokowi Berperan Penting di KTT ASEAN)
Sebagai poros maritim dunia, kata Jokowi, Indonesia berkepentingan untuk ikut menentukan masa depan kawasan Pasifik dan Samudra Hindia (Pacific and Indian Ocean Region/ PACINDO). Indonesia, kata Jokowi, menginginkan Samudra Hindia dan Pasifik tetap damai dan aman bagi perdagangan dunia. "Bukan dijadikan ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah, dan supremasi maritim," ujarnya.
Jokowi melihat potensi kemaritiman di forum EAS belum dimanfaatkan secara maksimal. Indonesia mengusulkan penguatan prioritas area kerja sama maritim di EAS. Jokowi juga akan mendorong negara-negara mitra ASEAN di EAS untuk mendukung dan terlibat aktif dalam mewujudkan ASEAN Masterplan on Connectivity, "Khususnya konektivitas dan infrastruktur maritim." (Baca: Jokowi 'Jual' Program Kerja di KTT ASEAN)
Khusus mengenai Laut Cina Selatan, Jokowi menyambut baik komitmen untuk mengimplementasikan Declaration on the Conduct of Parties (DOC). "Saya juga mendukung penyelesaian code of conduct melalui konsultasi secepat mungkin."
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
6 jam lalu
PSI Sambut Baik Partai Luar Koalisi Gabung di Pemerintahan Prabowo-Gibran
Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyambut baik partai-partai non-Koalisi Indonesia Maju (KIM) yang ingin bergabung pasca penetapan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai presiden dan wakil presiden terpilih. Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie, sikap tersebut mencontoh Presiden Joko Widodo alias Jokowi.